Sial, ternyata benar ada wanita yang mendapat dukungan uang dari Daniel yang membuat mereka tidak takut akan kehabisan makanan ataupun pakaian! Ternyata dari awal dia sudah...
"Benarkah? Kalau begitu... ayo kita makan malam."
Dengan sedikit perasaan cemburu, Talina memanyunkan bibirnya tinggi-tinggi .
"Hahaha!" Padahal Daddy awalnya ingin terlihat hebat di hadapan Talina, tapi ternyata... Lowie tertawa senang.
"Tapi ... belum pernah ada wanita yang memiliki hak istimewa itu sejauh ini." Tambah Daniel.
"Benarkah?" Mata Talina berbinar. "Cepat cepat, ini benar-benar enak, cobalah, ini semua aku buat dengan penuh hati."
"Talina! Kamu pilih kasih! Aku juga tidak pernah membiarkan wanita lain naik ke ranjangku!" Wajah senang Lowie tiba-tiba berkerut.
"Bocah, tidak boleh mengatakan kalimat seperti itu." Talina mengambil paprika hijau mentah lalu memasukkannya ke dalam mulut Lowie.
Bocah kecil itu terbatuk-batuk hingga wajahnya memerah.
Sedangkan pria dewasa itu menunjukkan senyuman sayang di bbirnya.
Dasar wanita! Hal kecil seperti itu pun bisa membuat mereka senang, tapi setidaknya dia bisa merasakan cemburu terhadap wanita lain.
"Bagaimana? Bagaimana hasil pertimbanganmu?" Daniel dengan paksa menggigit paprika hijau itu, lalu mengulurkan tangan untuk mengambil sup Talina dan langsung menghabiskannya.
"Pertimbangan apa?" tanya Talina dengan mulut penuh makanan.
"Naik ke ranjangku lalu bertarung denganku!"
Hah?
"Talina! Kamu sangat kotor! Semburanmu sampai masuk ke dalam makananku." Lowie yang duduk di sisi berlawanan darinya pun memelototinya dengan tajam.
Wanita yang kasihan, sebenarnya mau berapa kali dia menyemburkan makanannya?
"Kamu... kamu... kamu..." Talina menelan makanan di tenggorokannya dengan kuat.
"Ayo, minum air, kenapa kamu begitu ceroboh!" Daniel segera bangkit dan mengambil cangkir yang ada dihadapannya lalu memberikannya ke Talina. Dasar pria ini, sebenarnya karena siapa dia menjadi seperti ini.
Talina melihat ke arah Daniel sambil memutar bola matanya, lalu buru-buru menghabiskan semua air itu.
"Sedikit lebih baik?" Tangan Daniel masih menepuk punggungnya!
"Em! Terima kasih." Wajah Talina memerah, lalu menundukkan kepalanya karena malu.
"Jadi... apa jawabanmu?" Ada saja pria yang pantang menyerah sampai dia mendapatkan apa yang dia inginkan.
"Tidak... Tidak bisa, aku... kita begini... terlalu asal-asalan." Daniel ingin menikahi wanita seperti dia tanpa latar belakang keluarga, jika Ayah Daniel tahu dia pasti akan marah!
"Apakah ini terlalu asal-asalan? Kamu tidak menyukaiku?" Ya Tuhan! Maafkan dia! Kenapa wajahnya begitu gampang memerah sehingga dia selalu tidak mencari kesempatan untuk terus menjahilinya.
"Aku... aku... aku suka... suka kok..."
Ya Tuhan, apakah pria ini tidak sadar kalau putranya sedang memandangi mereka?
Menjadi seorang ayah harus menjadi teladan yang baik untuk anak-anaknya!
Selain itu, bukan itu maksud asal-asalan yang dikatakan oleh Talina!
Talina mencintai Daniel, begitu juga dengan Daniel yang juga mencintai Talina.
"Kalau begitu, kenapa kamu ragu?" Setelah kata-kata itu selesai, Daniel tersipu malu. Dia menoleh dan tidak memiliki keberanian untuk menghadapi Talina.
![](https://img.wattpad.com/cover/99789868-288-k256550.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Bride
RomanceRingkasan cerita: Menghangatkan kasur seperti inikah yang dimaksud olehnya? Baiklah kalau begitu, dia pasti akan menurutinya. Dia membungkus dirinya erat dan sangat menginginkan dia sesegera mungkin naik ke kasur. Tapi! Jahat sekali! Dia sama sekali...