"Cultivar. Nama bunga jenis crocus berwarna ungu. Jika terkena sinar matahari baru mengeluarkan warna. Hmmm menarik."
Aku membaca buku tentang bunga di perpustakaan menunggu Ten selesai berlatih basket.
Bunga.
Aku sangat tertarik dengan bunga. Entah kenapa aku merasa bunga hal yang sangat menarik.
Aku menoleh merasa ada yang menyubit hidungku. Ternyata Ten. Seketika terlintas memori sisa kemarin saat Lisa mengaku dia suka pada pacarku. Aku menghela nafas panjang.
Ten menarik buku yang sedang ku baca. Ia membacanya seolah-olah sudah paham betul tentang bunga. Membuatku gemas padanya.
"Suka banget sih sama bunga? Apa hebatnya?"
Ten menaikkan satu alisnya dengan susah payah agar terlihat keren.
Aku terkekeh.
"Bunga itu bisa jadi panutan," ujarku yang membuat Ten bingung, "Be like flower that gives its fragrance even to the hand that crushes it."
Ten mengangguk-angguk membuat aku tersenyum.
"Artinya apa? Kayaknya keren banget. Bisa dijadiin caption gak ya?"
"Aku pikir kamu ngerti," Aku memukul pelan bahu Ten.
"Artinya, jadilah seperti bunga yang memberi keharuman bahkan pada tangan yang telah menghancurkannya," lanjutku.
Mulut Ten membentuk huruf 'O' dan mengangguk, "Sekarang aku ngerti. Kesimpulannya, bunga lebih menarik daripada aku kan?"
"Nyebelin."
Ten hanya tertawa.
Aku menutup buku yang berada di tanganku. "Ten."
"Ya?" jawabnya sambil menoleh.
Aku menunduk. Ragu-ragu untuk bertanya apa tidak.
"Kenapa? mau bilang apa? bilang aja sama aku. Kamu ga suka aku main basket sampai sore? atau kamu ga suka karena kemarin aku lupa chat sama kamu? ga suka karena aku belum letakin lilin aromaterapi di kamar aku biar wangi mungkin? bilang aja Valerie," papar Ten halus yang sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan apa yang ingin aku bilang.
Aku memainkan bibir lalu menggeleng pelan.
Ten menghela nafas. "Kamu tau kan aku paling ga bisa sama kode-kode morse yang selalu kamu buat secara misterius?"
"Iya aku tau. Tapi aku geli aja bilangnya."
Ten mencubit hidungku yang membuat tambah kesal. Ten menggunakan tangannya untuk menangkup pipiku yang membuat aku menoleh paksa padanya.
Secepat kilat Ten mengambil kecupan diperantara waktu yang sebentar.
"Cieee. Malu cieee," goda Ten yang membuatku malu.
"Ten."
Ten menepikan rambut yang ada di wajahku.
"Habis kamu ga mau bilang. Mana aku tau apa yang sekarang kamu rasain." Tangan Ten yang tadinya di pipiku pindah menggenggam tanganku.
"Val, kita ini pasangan-sahabat-teman- apalah yang spesial. Yang pasti kalau ada apapun yang ga nyaman bilang aja sama aku. Aku bakal berusaha hibur dan buat kamu nyaman lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cultivar | Ten NCT
Fanfiction[End] Highest Ranking : #1 - Bunga #1- Chittaphonleechaiyapornkul #1- Friend #2- Chittaphon #2- Tennct #11- Fangirl Mengisahkan Valerie yang menjalani hubungan backstreet dengan Ten. Semuanya berjalan lancar sampai Lisa, sahabat Valerie sendiri meng...