[𝟒𝟎] : 𝐔 𝐆𝐨𝐭 𝐈𝐭

3K 363 71
                                    

Yee, update juga akhirnya. Kemana aja thor? Biasa sibuk ngurus pendaftaran masuk sekolah baru, galau, banyak pikiran udah gitu yang paling parah writer block. Mana senin aku mos lagi. Jadi ini cerita bakal slow update guys. I'm truly sorry.

***

"Weh, sinting lo ya sekarang? Senyum-senyum sendiri tapi sambil netesin air mata? Semenjak hilang lo kena gangguan jiwa ya?"

Aku menoleh pada Chu yang memegang pundakku saat aku mengambil udara segar di balkon kamar. Buru-buru aku mengusap pipiku yang basah terkena air mata. Aku hanya tersenyum menanggapinya.

"Gue gapapa kok."

Chu bergedik takut. "Bener?"

Aku mengangguk.

Chu mengambil tempat di sebelahku. "Gue cuma mau bilang... Lo ada masalah apa sama Lisa?"

"Nggak ada apa-apa, kenapa?"

Chu memegang pundakku. "Kalau lo ada beban sharing aja ke kita-kita."

Aku mengangguk. "O-oke."

"Kemarin Lisa bersikeras banget buat cepet-cepet berangkat padahal semua tau kalau lo belum naik," ucap Chu. "Terus lo juga udah lama ngga bareng dia, jadi gue berspekulasi lo ada masalah sama Lisa. Lo beneran gapapa?"

"Iya, Chu," tegasku.

Aku tersenyum miris.

Jadi semua ulah Lisa?
Seberapa bencinya dia padaku?

"Oke kalau gitu. By the way ini hari terakhir kita di Bali sebelum ke Jakarta.. gue pengin lo seneng Val. Soalnya beberapa hari disini gue lihat lo kayak nggak punya semangat hidup." Chu terkekeh.

"Ooh, iya. Hehe."

TRIINGG

Aku terkejut saat dering handphoneku berbunyi keras. Untungnya saat aku melempar tas kemarin ke arah pengganggu itu kemarin aku sudah memasukkan handphoneku ke dalam kantong, serta tanda pengenal dan ATM ku memang ku letak di sebalik casing bening.

"Halo?"

"Halo kak Illie, ini Renjun. Kakak lagi di Indonesia ya?"

Senyumku merekah mendengar suara adik sepupuku di seberang sana. "Iya, nih. Kamu gimana kabarnya?"

"Baik kak. Kakak bakalan ke Jakarta nggak? Kalau iya singgah dong ke tempat Renjun."

"Kayaknya kalau main sama Renjun kapan-kapan deh, soalnya kakak bentaran doang di Jakarta," tukasku mematahkan semangat Renjun.

"Ooh- gitu ya kak. Gapapa kak. Kakak pasti mau ke tempat om Tao kan?"

"Iya, kakak mau ngunjungin ortu kakak dulu, itupun curi-curi waktu karna besoknya langsung balik ke Korea. Renjun sering ke rumah sama om Tao nggak?"

"Emm— kalau itu, Renjun nggak bisa bilang."

Aku mengernyit. "Kenapa?"

Cultivar | Ten NCT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang