[𝟕] : 𝐒𝐮𝐧𝐝𝐚𝐭𝐞

3.3K 502 56
                                    

"Emm—gue kan gak tau," ucap Ten membela diri. "Gimana kalau kita pergi jalan aja?"

Lisa menggeleng, "Maaf Ten. Sudah jam sembilan. Bunda bakal marah kalau lewat jam segini."

"Kalau gitu bang Hanbin juga bakal marah," potongku.

Seketika Ten mematung.

Aku langsung mengambil alih pembicaraan dan mendorong keduanya untuk keluar dari rumahku.

"Udah—udah bye." Aku melambaikan tangan pada mereka setelah memaksa mereka untuk pergi.

BLAAMM

Aku membanting pintu rumah dan langsung merosot ke lantai. Aku menjerit tertahan dalam hati.

Sial.

Kenapa Ten harus datang ke rumahku?
Bagaimana jika Lisa tau?

Pikiranku kalut. Sampai tidak sadar ada bang Hanbin yang berdiri di ambang pintu kamarnya menatap ke arahku.

"Siapa Val?" seru bang Hanbin dari atas.

Aku mendongak. "Te--temannya Lisa."

"Kenapa ke rumah kita kalau teman Lisa?"

Aku hanya bergedik.

Bang Hanbin menghela nafas kasar.

Aku tidak peduli dia akan marah saat tau ada
pria yang berani datang ke sini. Tapi malah sebaliknya, bang Hanbin kembali masuk ke kamarnya.

Aku bertekuk lutut dan menenggelamkan wajahku di sana. Memejamkan mataku mencoba menenangkan pikiranku yang sedang kusut.

***

"Val." Seseorang mengoyang-goyangkan tubuhku. "Kamu enggak sekolah?"

"Apaan tu? Aku gak tau." Aku menutup telingaku menggunakan bantal.

Tiba-tiba sesuatu yang berat menimpa tubuhku. Astaga. Aku kesulitan untuk bernafas.

Siapapun tolong.

Aku mendorong sesuatu yang berat itu sampai terjatuh.

"Kok abang didorong sih?"

Masih dalam keadaan setengah sadar aku menjawab."Siapa suruh dudukin Val, abang pikir Val sofa apa? Kalau mati gimana?"

"Abang gak seberat itu kali."

Aku merasakan sesuatu merensok naik ke atas kasur. Tadi disuruh bangun sekarang malah ikutan tidur.

Halah, mahasiswa labil.

Bang Hanbin mencubit pipiku dari belakang. Tidak puas mengganggu dia malah memelukku dari belakang. Melingkarkan tangannya pada perutku. Aku tidak peduli dan membiarkannya.

Semakin dibiarkan semakin menjadi. Dia malah menarik aku mendekat. Nafas bang Hanbin terasa di leherku.

"Abang! Jangan gangguin aku tidur!" bentakku.

Bang Hanbin berhenti menganggu. Sepertinya dia pergi. Soalnya, aku tidak lagi merasakan kasurku merensok ke samping.

Akhirnya aku bisa tidur dengan te—-BYURRRR

Cultivar | Ten NCT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang