[𝟏𝟏] : 𝐁𝐚𝐢𝐤𝐚𝐧

3.1K 467 118
                                    

Aku barusan menampar Ten dan sekarang dia kebingungan. Aku tidak bisa bilang jika aku melihatnya dan Lisa berciuman.

Ya, tidak mungkin saja.

"Muka kamu ngeselin sih," kilahku.

Ya, aku berbohong, lagi.

Setidaknya aku sudah lega karena menamparnya. Mungkin ada penjelasan dibaliknya. Kali saja bisa diselesaikan secara baik-baik.

"Sakit tau." Ten mengusap sisa tamparanku. "Ngapain ke sini?"

"Memangnya enggak boleh?"

"Sini-sini." Ten membuat ruang agar aku dapat memeluknya.

"Enggak boleh deket-deket sama orang bau."

"Aku kangen Val," ujar Ten mendekatiku.

Kangen tapi ciuman sama Lisa. Ada-ada saja kelakuan pacar jaman sekarang.

"Gimana sama Lisa kemarin? Udah membuka hati?" sindirku.

Ten berdecak. "Membuka hati untuk apa. Memangnya aku lagi tahap move on dari mantan?"

Aku duduk di pinggir lapangan.

"Kali aja. Jadi gimana?" ulangku.

"Emm— ya gitu, not bad." Ten ikut duduk di sebelahku. " Lisa enggak seburuk yang aku pikirkan."

Aku menoleh padanya. "Maksud kamu?"

Ten berdiri. "Dia baik dan jugalembut. Just like you."

Ten berbalik dan menatapku sendu. "Cara dia bertingkah laku, selera dan memperlakukan aku. Benar-benar kayak kamu."

Sebentar ada yang salah dengan ucapan Ten. Sifat aku dan Lisa sangat bertolak belakang.

Bagaimana dia bisa berkata Lisa mirip denganku?

Ten mendongak menatap langit-langit lapangan indoor. "Sampai aku mikir mungkin kamu betah main sama dia karena kalian itu 11/12. Aku ngeliat dia kayak ngeliat kamu Val. Kalian cuma beda di fisik aja."

"Kami semirip itu ya?" Aku terkekeh miris. "Sampai kamu nyium dia."

Ten tersentak dan menatapku dengan sorot terkejut.

"Maksud kamu apa Val?"

"Ck, aku tau. Dan itu enggak perlu bukti! Sekarang jelasin- kenapa kamu nyium Lisa?" tukasku tetap dengan nada datar.

Ten tidak bergeming. Dia diam menunduk membuatku semakin emosi.

"Kenapa? Aku enggak marah kok. Memang aku kan yang nyuruh kalian buat pacaran. Ya, tapi enggak sampai dicium juga kan?"

Ten tetap diam.

"Kenapa Ten..."

"Maaf.."

Aku menggigit bibir menahan tangis sebisa mungkin. Mencoba untuk tidak sakit hati karena mulanya ini semua karena aku juga.

"Tapi kenapa?"

"Seperti yang aku bilang tadi, dia mirip kamu Val. Benar-benar mirip. Aku sampai lupa dia Lisa bukan kamu. Aku minta maaf," ucapan Ten melembut.

Cultivar | Ten NCT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang