[𝟑𝟎] : 𝐏𝐢𝐬𝐚𝐡

2.8K 408 41
                                    

Kami berdua terdiam. Tidak ada yang angkat bicara. Keduanya menoleh ke sumber suara. Terkejut melihat siapa yang tiba. Tanpa disangka-sangka mampu membuat jantung mencelos ke bawah. Aku melotot lebar. Sama halnya dengan Ten yang langsung berlari ke arah,

Lisa.

"Apa?" ujar Ten mengulangi.

Lisa mulai menangis. "Kalian pacaran, kan?"

"Gak!" jawabku ketus.

Lisa menoleh padaku. Dia tersenyum sinis.

"Lo siapa? Lo bukan sahabat gue. Mulai saat ini."

Aku terdiam. Perkataannya menusuk tepat ke hati.

"Li-Lis? are you sure?"

"Li-Lis? are you sure?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lucu ya. Gue dengan bodohnya mau dipermainkan kalian berdua."

"Lo salah paham Lis!" Aku mencoba meyakinkan.

Ten berlari ke arah Lisa. Mencoba menggenggam tangannya tapi ditepis oleh Lisa.

"Kenapa..?" Suara Lisa melemah dan melembut. "Apa salah gue? Kenapa lo enggak bilang dari awal Valerie? Kenapa lo enggak bilang yang sejujurnya?"

Aku menunduk. "Maaf."

Lisa terkekeh. "Gue memang tidak pernah merasa beruntung di dunia ini."

Aku dan Ten serius menatap Lisa.

"Haha. Kenapa gue enggak kepikiran ya Ten? Apa juga yang menarik di diri gue sampai bisa memikat lo?" Lisa menjatuhkan air matanya kembali.

"Gue penyakitan, enggak kayak Valerie yang sehat dan ceria. Gue bawel, enggak kayak Valerie yang kalem. Gue semaunya, enggak kayak Valerie yang pengertian. Gue enggak pernah di hati lo, enggak kayak Valerie sebagai pemilik hati lo. Ternyata benar. Orang kayak gue enggak patut dicintai. Patutnya dihina aja. Toh, gue sebentar lagi mati."

"LISA!" bentakku. "Lo ngomong apaan! Lo patut dicintai. Semua itu enggak benar!"

"Seharusnya lo senang Val. Dengan begitu, enggak akan ada lagi saingan lo. Oh ya, sejak kapan gue saingan lo." Lisa tersenyum.

" Lisa tersenyum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Cultivar | Ten NCT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang