madness in marriage - 9

11.3K 511 8
                                    


"Aku akan menikah 2 hari lagi " ucap Nadine dengan tenang.

Kianna yang sedang asik dengan es krim nya oun seketika tersedak mendengar ucapan dari sahabatnya itu.

" Serius? "

Nadine mendelik mendengar jawaban dari Kianna, " Apa menurutmu wajahku ini sedang menunjukan ekspresi bercanda?, oh tentu saja aku serius "

" Ya ya baiklah, aku hanya terkejut tadi, tapi ngomong-ngomong siapa Laki-laki yang akan kau nikahi "

Nadine memutar bola matanya malas, " Dengan laki-laki itu "

Kianna pun tersenyum mendengar ucapan Nadine, " Ah akhirnya aku akan memiliki ipar yang sangat tampan "

" Oh sudahlah Kianna, menurutku dia laki-laki biasa saja "

" Ya itu karena hatimu masih teetutupi oleh rasa kebencianmu padanya, makanya kau tak bisa melihat ketampanannya "

" Ah lebih baik kita membicarakan yang lain saja, aku sangat malas membicarakan laki-laki itu "

***

"Bagaimana Mark, sudah kau dapatkan cincin itu "

" Ya tuan seperti keinginan anda, saya sudah mendapatkan cincinnya "ucap Mark sambil meletakan kotak cincin diatas meja kerja James.

" Ya terima kasih Mark, sekarang kau boleh pergi "

Mark pun membukukan badannya sebelum keluar dari ruangan James.

Setelah keluar dari ruangan James, Mark berpapasan dengan wanita yang sudah sejak 6 bulan belakangan ini selalu datang ke kantor James.

Ya wanita itu adalah Clarie, seperti biasa dia datang ke kantor james dengan pakaian kurang bahannya, lipstik merah darah, oh jangan lupa dengan bulu mata palsu yang sangat tebal.

Dasar murahan. Batin Mark.

***








Wedding day.

Nadine yang sedang didandani beberapa wanita--ah entahlah apa bisa dia menyebut penata rias itu wanita atau tidak karena pada nyatanya mereka adalah laki-laki yabg berpenampilan seperti perempuan.

"Ah you look so beautiful "pekik wanita jadi- jadian yang sedaribtadi memoleskan ini itu di wajah Nadine.

Nadine pun mengalihkan pandangannya kearah cermin besar dihadapannya, sempat terkagum atas riasan dari wanita jadi-jadian disampingnya ini yang kini telah membuatnya seperti putri kerajaan.

"Yeah "

"Ah kau dan calon suamimu itu akan sangat cocok sekali bahkan aku sangat yakin kalau calon suamimu sangat mencintaimu, bahkan dia saja membelikanmu gaun seindah ini "pekik wanita itu ketika melihat gaun pengantin Nadine.

Nadine hanya bisa memutar bola matanya malas, mana mungkin James mencintainya, bahkan Nadine sangat membenci laki-laki itu, dan mungkin saja laki-laki itu juga membencinya yah mengingat perlakuannya dulu saat masih sekolah.

"Ayo cepatlah kenakan gaunmu cepat atau nanti kita akan terlambat "


***



Semua orang kini tengah memandang kearah altar dimana seorang gadis dan laki-laki yang kini akan mengucapkan janji pernikahan mereka.

Semua ornag menahan nafas ketika James menatap Nadine dan mengucapkan janji pernikahannya dengan sungguh sungguh.

Berbanding terbalik dengan Nadine yang mengucapkannya dengan raut datar dan tentu saja tanpa menatap James.

Ketika mereka memasangkan cincin pernikahan mereka, Nadine sempat tertegun ketika melihat cincin pernikahannya adalah cincin yang sempat ia kagumi dan sukai ketika berada ditoko perhiasan beberapa hari yang lalu.

Ah pantas saja laki-laki dihadapannya ini tak lagi menyinggung masalah cincin pernikahan mereka.

Dan ketika pendeta mengucapkan kata terakhirnya, Nadine menegang diatas altar ketika dengan tiba-tiba James mendekatkan wajahnya dan menempelkan bibirnya di bibir Nadine.

Dan ketika suara tepuk tangan memasuki indra pendengaran sepasang suami istri itu pun melepaskan ciuman mereka.

Hati Nadine menjerit, jika saja tidak banyak orang disini, Nadine pasti sudah menendang James. Jadi yang hanya dapat dilakukan oleh Nadine hanyalah tersenyum kecil.

Kau mengundang masalah denganku karena telah berani menciumku. Batin Nadine sambil menatap James yang kini bersalaman dengan ibu Nadine.

Ketika berhadapan dengan ibunya, tangis Nadine pun pecah.

Sambil tersenyum ibu Nadine pun mengelus kepala Nadine dengan sayang, "Sekarang putri kecil ibu sudah menjadi istri orang, bagaimana pun kau harus mengikuti suamimu Nadine, sebenci-bencinya kau dengan suamimu, cobalah untuk menerimanya, ibu tau tak seharusnya ibu mengatakan ini, ibu tau kau masih marah dengan ibu, ibu minta ma--"

Nadine menggeleng di pelukan ibunya, "Ibu aku tidak marah pada ibu, bagaimana pun juga ibu adalah wanita yang melahirkanku, ibu tak perlu meminta maaf padaku "

Setelah puas berpelukan Nadine dan ibunya pun tersenyum.

" Ibu kesana dulu ya "

" Iya bu "

***



Acara resepsi Nadine dan James telah dilakukan 4 jam yang lalu, dan kini mereka berada disalah satu kamar hotel tempat mereka mengadakan acara resepsi tadi.

" Ah aku tidak pernah merasa sepegal ini, bahkan ketika aku berburu pakaian discount "ucap Nadine sembari mengelus kakinya.

" Ini oleskan dikaki mu "

Nadine pun mendongkak dan seketika pandangan mereka pun bertemu, " Tak perlu, aku tak membutuhkannya "

James pun menghela nafasnya kasar, "Kau sekarang istriku, kau adalah tanggung jawabku Nadine "

"Yeah i know "

"you may hate me, but at least try to accept if I am your husband "









.
.
.
.
.
.
.
Tbc


Thanks udah mau baca.

Oh iya aku tau ini mungkin sedikit terlambat.

Tapi saya dan keluarga mengucapkan selamat hari raya idul fitri
Minal aidin wal faizin
Mohon maaf lahir dan batin.























Sorry kalau ada typo.

Madness in Marriage ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang