madness in marriage - 18

10.9K 449 16
                                    

Nadine terbangun ketika merasakan sebuah perasaan yang belum pernah ia rasakan, rasa menginginkan sesuatu dengan kuat, ia pun melirik James yang kini tidur disampingnya, ya Nadine memang belum menjawab pertanyaan James, tapi ia merubah sikapnya pada James.

Tak kuat lagi menahan perasaan itu Nadine pun mengguncang-guncang tubuh James, namun yang diguncang pun tak bergeming sedikitpun, mungkin karena hormon kehamilan yang sangat sensitif, Nadine pun sangat mudah merasa kesal, sehingga Nadine pun tanpa rasa bersalah menendang James sehingga ia terjatuh kebawah dan menghasilkan suara jatuh yang sangat keras.

"Aduh, Nadine kenapa kau menendangku? Kali ini apa lagi salahku? "ucap James yang kini memandang Nadine yang menatapnya dengan berkaca kaca.

"Kau memarahiku? "ucap Nadine lalu sebulir air mata jatuh di pipinya.

James pun mengacak rambutnya, dia lupa jika wanita hamil dihadapannya ini sangat sensitif akhir-akhir ini.

James pun mendekati Nadine lalu memeluknya, "Aku tidak memarahimu, maafkan aku jika ada suaraku seperti memarahimu, sekarang katakan kenapa kau membangunkan ku? "

Nadine pun mengusap air matanya, oh lihatlah bumil dihadapannya ini sangat menggemaskan, "Aku lapar James "ucap Nadine lalu mengelus perutnya.

James pun bangkit lalu meraih tangan Nadine, "Baiklah ayo kita beri bayi kecil kita makan "

"Tunggu dulu James "

"Ada apa "

"Aku menginginkan sesuatu "

"Baiklah apa yang kau inginkan? "ucap Nadine sembari mendudukan Nadine di sofa ruang tv.

"Aku menginginkan nasi goreng-- "

"Baiklah itu sangat mudah, aku bisa memasaknya "ucap James lalu bangkit, namun tangannya ditarik lagi oleh Nadine, James pun kini menaikan sebelah alisnya seolah berkata 'apa?'

"Aku ingin nasi goreng itu dicampur dengan buah semangka lalu diatasnya taburkan meses rasa coklat, dan yang terakhir berikan susu kental manis diatasnya "

James pun terdiam tak percaya dengan permintaan aneh dari istrinya ini, bagaimana bisa ada nasi gorebg seperti itu.

Melihat James yang hanya berdiam diri pun membuat Nadine kembali menundukan kepalanya sedih, "Baby, lihatlah daddy mu tidak ingin membuatkannya untuk kita "

James pun menghela nafas mendengar perkataan Nadine, "Baiklah akan ku buatkan, tunggu sebentar "

Lama James berkutat dengan segala peralatan dan bahan yang ia perlukan, dan ketika melihat hasil karyanya sebuah nasi goreng dengan potongan buah semangka, meses rasa coklat, dan susu kental manis membuat James yang melihatnya saja tak bisa membayangkan akan jadi apa rasanya.

James pun membawa piring berisikan makanan yang tadi Nadine minta, lalu menghampiri Nadine yang tampak tenang duduk di sofa dengan tv yang sedang menyala.

Dan alangkah terkejutnya James ketika melihat Nadine yang tertidur sambil duduk, James pun lalu memperbaiki posisi tidur Nadine dengan membuat Nadine merebahkan diri di sofa itu, pandangan James pun turun ke perut Nadine yang masih datar itu, "Maafkan daddy sayang, sepertinya daddy terlalu lama memasakan makanan untukmu "

Nadine pun tiba-tiba melenguh lalu membuka matanya perlahan, "James, aku lapar "

James pun tersenyum lalu memberikan makanan yang tadi Nadine pesan, namun bukannya memakannya Nadine malah meletakan makanan itu diatas meja.

"Kenapa tidak dimakan? "

Nadine pun mendelik marah kearah James, "Apa kau berniat membuat ku sakit perut James? Mengapa kau memberiku makanan seperti itu "

James pun ternganga tak percaya, bukankah tadi Nadine sendiri meminta James memasakan makanan itu.

"Tapi Nadine tadi kau bi--"

"Apa! "

Nadine pun menangis sesegukan dan hal itu membuat James semakin bertambah pusing, lalu James pun kini memeluk Nadine lagi, "Maafkan aku Nad, berhentilah menangis, aku sungguh tidak tega melihatmu manangis "

Setelah entah berapa lama mereka berpelukan, Nadine tertidur dipelukan James.

James pun membawa Nadine kekamar lalu merebahkan Nadine di atas kasur, James pun mencium lembut kening Nadine lalu ikut merebahkan dirinya disamping Nadine.

"Tidurlah yang nyenyak wife "

***

"Nadine, ayo bangun dulu kau harus sarapan "

Nadine yang mendengar suara James pun hanya semakin mengeratkan selimut ditubuhnya.

James pun hanya geleng-geleng kepala ketika melihat Nadine seperti itu, ya bukan hanya sensitif, bahkan sekarang Nadine sangat pemalas, inginnya hanya tidur saja.

"Ayo Nadine, hari ini kita akan menjemput ibuku dibandara "

Ketika mendengar hal itu Nadine yang awalnya masih malas-malasan pun langsung bangkit, "Apa! Ibumu akan datang kesini?"

James pun menganguk sambil tersenyum.

Nadine pun mendadak panik, karena dirinya sedari tadi hanya bermalas-malasan saja, bahkan ini sudah pukul 11.30 dan Nadine belum membereskan apapun, jangankan untuk membereskan rumah, dirinya saja belum mandi.

James yang tahu akan kepanikan istrinya itu pun segera menghampiri Nadine, "Kau tak perlu khawatir, rumah kita telah aku bersihkan, dan ibuku pasti mengerti jika menantunya sekarang sedang dalam keadaan mengandung dan dalam mode malas "

Nadine yang tak terima dikatai malas pun memukuli James dengan bantal, "Kau jahat, aku tidak malas "

"Iya iya, kau tidak malas, ah tolong berhentilah memukuliku "

Nadine pun berhenti memukuli James, namun tatapannya kini menatap tajam kearah James, James yang ditatap seperti itu pun habya terkekeh pelan, "Jangan melayangkan tatapan seperti itu, nanti anak kita tidak mendapatkan kemiripan satu pun dengan dirimu "

"Memangnya apa hubungannya James! "

"Kata ibuku jika seorabg wanita hamil membenci seseorang maka anaknya akan sangat mirip dengan orang yang dia benci "

"Itu tidak masuk akal sekali, pokoknya dia akan mirip denganku James, mirip denganku "

James pun terkekeh pelan lalu memeluk James, "Ya dia akan mirip dengan mommynya, tapi Nad, jika kali ini dia mirip denganku, kita harus membuat lagi agar akan ada yang mirip denganmu, begitu juga sebaliknya "

Nadine pun melepaskan pelukan James lalu mendorong James, "Kau fikir bisa semudah itu, bahkan baby saja belum keluar dan kau sudah memikirkan rencana untuk menambah anak lagi. Oh tuhan, sebaiknya kau saja yang hamil ! "

Nadine pun berjalan meninggalkan kamar ketika mendengar tawa James yang semakin menjadi-jadi.

.
.
.
.
.
.
Tbc

Makasih buat yang masih nungguin dan mau baca ceritaku.

Maaf atas typo yabg bertebaran.

Madness in Marriage ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang