madness in marriage - 5

13.2K 576 7
                                    

Nadine yang sedari tadi berjalan tak tentu arah pun akhirnya memutuskan untuk pergi kerumah sahabatnya, dia bahkan tidak sanggup untuk pulang.

Bagaimana reaksi ayah dan ibunya? Mereka pasti kecewa akan sikap Nadine yang memutuskan pernikahan secara sepihak.

Ketika sampai didepan pintu apartemen Kianna, Nadine pun segera mengetuk pelan pintu berwarna coklat dihadapannya itu.

Tak lama setelah itu terdengarlah suara langkah kaki serta teriakan yang sedikit keras.

Dan ketika pintu terbuka, nampaklah sosok Kianna yang kini menatap Nadine dengan pandangan yang tidak bisa diartikan.

Kianna pun langsung menarik Nadine masuk kedalam apartemennya tanpa bicara sedikitpun.

"Nadine kau dari mana saja? Kami semua mencarimu " ucap Kianna dengan kesal sembari menatap Nadine yang hanya terduduk lemas disofa.

"Nadine kau bahkan tak ingin menjawab pertanya---"

"Kianna bisakah kau tenang sebentar?, apa kau tak lihat aku sedang kelelahan "ucap Nadine sembari mengurut pelan keningnya yang kini terasa sedikit pusing.

"Aku tidak bisa tenang sekarnag Nadine, aku tak peduli mau kau kelelahan ataupun sakit sekalian, kini ada hal yang lebih penting Nadine, Papamu masuk rumah sakit! "

Bagaikan tersambar petir, Nadine yang mendengar Papanya masuk rumah sakit pun langsung terlonjak kaget.

"Papa sakit? Bagaimana bisa Kia, bukankah tadi Papaku sehat sehat saja "

Kianna menghela nafas, "Saat kau pergi dari acara pernikahan mu dengan si ganteng yang ku tak tau namanya, Papamu mengejar dirimu Nadine dan karena beliau tak berhati hati saat akan menyebrang jalan, Papamu ditabrak oleh sebuah mobil "

"Kenapa? Kenapa papaku harus mengejarku, apakah sebegitu inginnya papa aku menikah dengan laki-laki brengsek itu "ucap Nadine sambil terisak pelan.

"Sudahlah Nadine lebih baik kita segera menemui papamu dirumah sakit, dari tadi beliau sangat ingin menemui dirimu "

"Ah baiklah "ucap Nadine sembari berdiri lalu melangkahkan kakinya kearah pintu.

"Nadine, apakah kau ingin pergi kerumah sakit dengan gaun pernikahan seperti itu, kau bahkan terlihat seperti gembel yang gagal nikah "

Nadine yang mendengar kata-kata sahabatnya itu pun mendelik kearah Kianna lalu melepaskan sepatunya dan melemparnya ke arah Kianna.

Dan lemparan Nadine pun berhasil, dan kini Kianna terduduk sembari mengusap kakinya yang terkena sepatu Nadine.

***





Nadine yang sudah sampai dirumah sakit pun segera berlari kencang menuju ruangan dimana Papanya dirawat.

Setelah menemukan ruangannya Nadine pun menghembuskan nafas nya pelan, ya dia sedikit gugup bertemu dengan orang tuanya.

Dan saat Nadine mengetuk pintu lalu membuka pintunya perlahan, semua ornag yang berada diruangan itu pun langsung menoleh ke arah Nadine.

Nadine yang melihat papanya tengah terbaring lemah diatas bangkar pun langsung menghampiri papanya.

"Papa, maafin Nadine pa "ucap Nadine sembari memegang tangan Papanya.

"Maaf karena Nadine papa jadi kaya gini, maaf pa, maaf, hiks hiks "tangis Nadine sembari menelungkupkan kepalanya ditangan Papanya.

Tiba-tiba Nadine pun merasakan ada tangan yang mengelus kepalanya, dan ketika Nadine mendongkakan kepalanya Nadine pun melihat palanya yang sedang tersenyum sendu kearahnya.

"Papa bangun! "

"Iya sayang, kamu kemana saja? "

"Maafin Nadine pa, Nadine tau Nadine salah "ucap Nadine sembari menghapus air matanya yang turun dipipinya.

"Kamu tidak salah sayang, papa mengerti bagaimana perasaanmu, paap tau kamu masih membenci laki-laki itu sayang, tapi papa melakukan perperjodohan ini demi kebaikan dirimu, papa ingin ada seseorangnyang menjagamu ketika papa per--"

Nadine pun meletakan jari telunjuknya didepan bibir papanya sambil menggelengkan kepalanya.

"Tidak Nadine papa tidak bisa bertahan lebih lama lagi "ucap Papa Nadine sembari mengelus tangan Nadine.

"Papa jangan bilang seperti itu, papa kuat pa, papa adalah papa yang paling kuat yang Nadine punya, papa pasti bisa pa, Nadine mohon bertahanlah pa "

Papa Nadine menggeleng sebagai jawabannya sambil sesekali meringis karena pendarahan dikepalanya yang tadi cukup parah.

"Dengarkan papa sayang, untuk yang terakhir kalinya Nadine, kabulkanlah permintaan papa yang satu ini, demi papa Nadine, lakukanlah untuk Papa, "

Suara pendeteksi jantung itu semakin melemah, bagaikan melodi yang membuat jantung orang yang mendengarnya tak karuan.

"Menikahlah dengan James, hanya dia laki-laki yang papa percayai "

Dan ketika detak terakhir jantung itu terdengar, dan bersahutan dengan isak tangis seluruh orang yang meneteskan air mata diruangan itu, mata Papa Nadine menutup perlahan terlihat jelas senyum menyertai wajahnya.









Tbc

Gaje ya.

Terima kasih buat kalian yang masih mau baca ceritaku ini.


Zea ♥

Madness in Marriage ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang