madness in marriage - 10

11.8K 486 1
                                    

" Kau mau kemana? "ucap James ketika melihat Nadine membawa selimut dan bantal.

" Aku akan tidur disofa, kau tidur di kasur saja "ucap Nadine.

James pun langsung bangkit dari posisi berbaringnya lalu berjalan mendekati Nadine dan menarik pergelangan tangannya.

Nadine pun menoleh lalu menghempaskan tangan James, " Hey bisakah kau tak menyentuhku "

" Maaf tapi aku tak bermaksud untul menyentuhmu, sungguh "ucap James bersungguh-sungguh.

" Tak baik bagi wanita untuk tidur disofa, nanti tubuhmu akan merasa pegal. Lebih baik kau saja yang tidur dikasur "sambung James.

Lalu tanpa membalas ucapan James, Nadine pun memberikan selimut dan bantal yang ada ditangannya kepada James, lalu berjalan kearah kasur.

Setelah merasa nyaman tak menunggu waktu yang lama, Nadine pun sudah memasuki alam mimpi, ya Nadine adalah orang yang jika bertemu dengan kasur yang membuatnya nyaman dia langsung akan mudah untuk tertidur, apalagi dalam kondisinya sekarang yang sedang kelelahan.

James yang memang belum tidur pun bangkit dan menghampiri Nadine, " Good night wife "

***



Pagi pun menyambut kedua pasangan yang kini telah sah menjadi suami dan istri.

Kini James pun merasakan seluruh badannya pegal, dan Nadine yang memang tidak terlalu peduli dengan keadaan James pun hanya menggedikan bahunya, "Aku akan kebawah untuk sarapan, jika kau ingin sarapan kau bisa menyusul "

" Baiklah "

***

Nadine makan dengan tenang, namun tiba-tiba seornag laki-laki duduk dihadapannya.

" Hey aku bolehkan duduk disini "

Nadine pun hanya melirik laki-laki dihadapannya ini dengan menghela nafas pelan, " Untuk apa kau bertanya lagi, kau juga sudah duduk "

Laki-laki dihadapan Nadine hanya terkekeh pelan sembari menggaruk belakang kepalanya yang sebenarnya tak gatal.

Tanpa Nadine duga laki-laki dihapannya ini mengulurkan tangannya kepada nadine, " Namaku Zaden Miller kau bisa memanggilku Zaden "

Nadine tidak membalas uluran tangan Zaden tetapi dia tetap memperkenalkan dirinya, " Namaku Nadine "

" Mmm hanya Nadine? "

Nadine menggeleng, " Nadine Alexis Paguia Lus--"

" Reid "

Nadine pun menoleh kearah suara yang tiba-tiba memasuki indra pendengarannya, dan nampaklah wajah laki-laki paling brengsek dikehidupannya, tapi kali ini laki-laki itu memandangnya dengan tatapan yang sangat sulit tuk diartikan, oh tatapan itu bukan tertuju padanya tapi pada Zaden.

" Ah kau pasti kakaknya Nadine "ucap Zaden sembari tersenyum kearah James, lalu mengulurkan tangannya.

" Namaku Zaden, dan mungkin aku akan menjadi calon adik iparmu, karena aku mungkin akan menjadikan Nadine calon istriku "ucap Zaden sambil menatap Nadine.

Nadine hanya bisa melotot kearah Zaden,

James pun tak membalas uluran tangan Zaden, " Namaku James, dan wanita yang kau bilang adalah calon istrimu itu, adalah istriku "

Setelah mengucapkan itu James pun menarik tangan Nadine keluar dari restaurant itu lalu menuju kamar mereka.

***



" James lepaskan tanganmu "ucap Nadine sembari mencoba melepaskan tangan James yang mencengkram kuat pergelangan tangan Nadine.

" James kau menyakitiku "ucap Nadine sembari terisak.

James yang menyadarinya pun segera melepaskan tangan Nadine lalu menggenggam tangannya dan mulai mencium pergelangan Nadine yang tampak memerah.

" Maaf kan aku "

Ya, James tidak sadar telah menggenggam pergelangan tangan Nadine dengan sangat keras, dan entah mengapa setelah melihat Zaden mengakui Nadine sebagai calon istrinya, membuat amarah James seketika muncul.

"Sudah ku bilang lepaskan tanganmu dariku James "

James pun melepaskan tangannya, tapi tatapannya masih menatap mata Nadine yang sedikit mengeluarkan air mata.

" Apa kau tak bisa membiarkan aku hidup dengan tenang James, dulu kau mencoba menyakitiku dan sekarang setelah aku menjadi istrimu pun kau juga menyakitiku, aku benci padamu James, aku benci pada kau pria yang dulu sangatlah brengsek dikehidupanku, dan sampai sekarang pun kau masih sama brengseknya dimataku "ucap Nadine sembari menunjuk wajah James.

Kesabaran James pun nampaknya telah habis, apalagi mendengar kata-kata Nadine tadi.

Nadine yang akan meninggalkan James pun langsung ditarik tangannya sehingga membuat tubuh mereka bertubrukan, tangan james melingkar sempurna dipinggang ramping Nadine.

Nadine yang merasakan aura dingin dari James pun mencoba melepaskan diri.

Namun secara mengejutkan James menjatuhkan tubuh Nadine dan dirinya ke atas kasur, dan sekarang James tengah menindih Nadine.

" Kau tau Nadine, aku tau aku memang laki-laki yang sedikit kasar, tapi kau tau Nadine, aku bukanlah laki-laki kurang ajar dan brengsek seperti yang kau katakan, jadi stop mengatakan kalau aku adalah laki-laki brengsek "

" Kau tau bagiku kau tetaplah laki-laki paling brengsek dalam hidupku, kau telah merenggut semuanya dariku James "

" Aku tak pernah merenggut apapun "

" Kau hanya tak menyadari hal itu "

James pun menatap sendu Nadine yang berada dibawahnya, " Kenapa kau sekarang begitu berbeda Nadine?, kau berubah "

" Bukan keinginan ku untuk berubah, tapi kau yang memaksa diriku untuk berubah " ucap Nadine sembari mendorong James sehingga laki-laki yang awalnya berada diatasnya itu pun sekarang berpindah kesampingnya.

" Aku akan memesan kamar lain, kurasa tak baik jika kita berada di satu kamar yang sama "




.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc

Rencananya kemarin itu mau double update, tapi apalah daya aku sedang berada dikampung halaman yang membuat jaringan internet sering hilang tak karuan.


Madness in Marriage ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang