Sudah lebih dari satu bulan sejak kejadian yang membuat Nadine semakin membenci James, kini gadis itu tengah kelimpungan di dalam kamar mandi.
Kumohon jangan sekarang. Batin Nadine.
Dan ketika melihat jam dipergelangan tangannya menunjukan waktu yang sedari tadi ditunggu-tunggu, Nadine pun pucat pasi dan langsung meluruhkan tubuhnya, bahkan kini dia terisak pelan.
Bagaimana bisa kau hadir ketika aku masih membenci dia. Batin Nadine.
Tidak, alat ini pasti salah, ah aku akan kedokter saja. Batinnya lagi
***
"Bagaimana dokter apa hasilnya? "ucap Nadine cemas, dia masih beranggapan kalau hal yang tadi terjadi dikamar mandi adalah sebuah kesalahan.
Dokter itu pun tersenyum, "Selamat Mrs. Reid kau akan menjadi seorang ibu "
Hancur sudah semua anggapan yang sedari tadi Nadine sangka sebelum dia pergi kedokter, Nadine bahkan masih tidak menyangka setelah kejadian itu bahkan kini ada satu nyawa yang hidup diperutnya.
Nadine hanya tersenyum kecil pada dokter dihadapannya lalu berterima kasih dan pergi keluar dari rumah sakit itu.
Saat didalam mobil Nadine masih menatap perutnya, perut yang kelihatan datar itu sekarang ada seorang yang menempatinya, seseorang yang akan mengubah hidupnya.
Nadine mengusap perutnya pelan, "Maafkan mommy, mommy harus merahasiakan keberadaanmu dari daddymu "
Nadine terisak pelan bagaimana pun masih ada rasa benci pada James masih tetap ada, namun dia tidak bisa benci dengan seseorang yang kini tengah berada diperutnya, dia memang berasal dari diri James namun dia tidak membencinya atau mencoba tuk menyingkirkannya, bahkan Nadine sudah merasa sayang padanya, dan dia hanya butuh cukup waktu untuk bilang tentang semua ini kepada James.
***
Sepulang dari rumah sakit Nadine pun segera pergi ke mall untuk membeli beberapa perlengkapan rumah tangga yang kurang, dan saat dia melewati rak susu ibu hamil, Nadine pun sempat berfikir apakah dia harus membelinya atau tidak, dan setelah berfikir cukup lama dia pun memutuskan untuk membelinya.
Namun siapa sangka ketika Nadine akan mengambil pasta gigi, secara tak sengaja ia berpapasan dengan dokter Frans.
"Hay Nadine bagaimana keadaanmu? "ucap Frans ramah.
Nadine hanya diam, tak membalas ucapan Frans, hanya raut bingung yang ia tunjukan karena dia tidak mengenal laki-laki dihadapannya yang tadi menanyakan kabarnya.
Frans pun tertawa lalu mengulurkan tangannya untuk berkenalan, "Aku Frans, sekitar kurang lebih sebulan yang lalu suamimu menelphone ku karena keadaanmu yang saat it---"
"Oh begitu, maaf tadi aku tak mengenalimu "
"It's okay "ucap Frans.
"Belanja bulanan? "sambung Frams ketika Nadine mengambil beberapa pasta gigi.
"Ya begitulah "
Tanpa sengaja tatapan Frans jatuh pada satu kotak yang amat menarik perhatiannya, lalu seulah senyum pun hadir.
Sepertinya sebentar lagi akan ada yang memanggilmu ayah James. Batin Frans.
"Mmm maaf Frans aku duluan ya "
Frans pun mengangguk, lalu tersenyum pada Nadine.
Setelah Nadine pergi, tiba-tiba Frans merasakan sakit ditelinga sebelah kirinya, "Oh bagus ya, bukannya bantuin istri pilihin barang barang buat Baby, kamu malah asik asiknya sama cewe cantik, kamu niat selingkuh ya! "
Frans pun hanya meringis saat melihat wanita yang dia cintai yang kini tengah hamil besar itu memarahinya, bahkan wanitanya tak sadar jika mengomel sangt keras sehingga mengundang perhatian orang disekitar mereka.
Setelah wanitanya melepaskan jewerannya, Frans pun membujuknya, "Aku tak selingkuh, tadi itu istrinya James "
Seketika raut galak wanita dihadapannya ini pun berubah menjadi terkejut, "James menikah lagi? "
Frans hanya mendesah kasar, "Bukan James ayahnya Ryn, tapi James keponakan kita, Elle "
Elle pun menatap tajam kearah Frans, "Jadi sekarang kau mencoba merebut istri keponakan mu sendiri "
"Astaga sayang bukan seperti itu, aku tadi hanya mengobrol dengannya "
"Kau selalu saja beralasan seperti itu "
"Apa yang bisa membuatmu percaya padaku? "
"Belikan aku jeruk! " ucap Elle dengan girang, dan Frans mendesah lega karena kali ini permintaan Elle tidak aneh.
"Tapi aku ingin jeruk yang masih berada dipohonnya dan aku ingin pohonnya kau letakan di dalam toples oke! "
"Oh ya ampun Elle! "
***
James yang melihat Nadine masuk kerumah sambil menenteng 2 kantong kresek penuh pun mengikuti Nadine sampai keduanya berhenti di dapur.
"Kau habis darimana saja? "
"Apa pedulimu "ucap Nadine ketus.
Jelas aku peduli Nadine, kau istriku!. Batin James
"Terserahlah Nadine aku mulai lelah terus berdebad denganmu "ucap James lalu meninggalkan Nadine yang kini hampir menangis.
Kenapa aku menangis, ah baby kau membuat mommy mu ini menjadi cengeng. Batin Nadine lalu mengusap perutnya.
Nadine pun akhirnya menata barang barang yang tadi dibelinya, lalu mengeluarkan susu yang dia beli dan dia masukan kedalam toples lalu menyembunyikan kotaknya.
Setelah itu Nadine merasa sangat lelah, akhirnya ia pun memutuskan untuk pergi kekamar untuk membersihkan diri lalu mungkin bisa terlelap sebentar.
.
.
.
.
.
.
.
TbcMaaf ya mungkin ceritanya jadi agak aneh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Madness in Marriage ✅
FanfictionNadine sempat mengira bahwa James yang akan dijodohkan dengannya adalah James si duda beranak satu. Bahkan Nadine selalu mencoba agar perjodohannya dibatalkan. Tetapi tanpa Nadine tahu sebenarnya James yang akan dijodohkan dengannya bukanlah James...