James berlari terengah-engah ketika mendengar kabar tentang Nadine, dia bahkan mengabaikan teriakan beberapa orang tengah berjalan di sepanjang koridor tempat dia berlari.James tidak tahu apa lagi bagaimana kini persaannya ketika mendengar dari ibunya bahwa Nadine telah sadar dari tidurnya.
Dapat James lihat keluarganya dan keluarga Nadine tengah berdiri di depan ruangan dengan wajah yang sulit diartikan.
"Bagaimana keadaan Nadine? "
Hampir semua yang ada disana menggeleng, "Ini tidak mungkin, mengapa kalian menggeleng?, ibu bukankah katamu tadi Nadine sudah sadar "ucap James sambil memandang kearah ibunya.
"Maafkan aku James, tadi Nadine memang sempat sadar namun tak berselang lama, ada sesuatu yang salah pada dirinya James, dia seperti tidak mengenali kami, dan kami semua bingung karena tiba-tiba dia histeris, Nadine dia, dia-- "
James tak tahan mendengar itu semua, dia bahkan belum mempercayai perkataan ibunya, dia harus memastikan sendiri apa yang tengah terjadi pada Nadine, dan ketika membuka ruangan Nadine dapat James lihat dia sedang kacau dan tengah dipegangi oleh suster.
"Aku dimana? Katakan siapa aku? Mengapa aku tak bisa melihat apa pun!"
James terkejut ketika mendengar perkataan Nadine, James langsung berlari mendekati Nadine lalu memeluknya, Nadine yang merasakan pelukan tiba-tiba pun kembali berontak, "Siapa kau? Lepaskan aku? Berani sekali kau memelukku "
"Tenang, sayang, tenang, ini aku, james, suamimu "
Nadine menggeleng lalu berusaha melepaskan pelukan James, "Tidak kau bukan suamiku, bahkan aku tidak mengenal siapa itu James, kumohon lepaskan aku "
Nadine kembali histeris ketika James tak kunjung melepaskan pelukannya, sampai ketika para pihak medis menyuntikan obat penenang pada Nadine yang lalu membuat wanita itu tenang.
"Dok sebenarnya apa yang terjadi pada Nadine? Mengapa dia bersikap seperti itu "
Dokter yang menangani Nadine pun menghela nafas, "Sepertinya akibat benturan itu mengakibatkan sebagian ingatan istri anda menghilang, tak hanya itu benturan keras itu juga mengakibatkan saraf pengelihatannya menjadi terganggu dan dia mengalami kebutaan, dia juga--"
James mengangkat jari telunjuknya menandakan dia tidak ingin mendengar mendengar lebih lanjut lagi, Setelah kepergian para pihak medis, James pun menghampiri Nadine yang trtidur dengan tenang.
"Mengapa hal ini terjadi padamu sayang? , kau tau aku baru saja menjenguk putra dan putri kita dan ketika aku mendengar kabar bahwa kau telah sadar sungguh hatiku bahagia, tapi ketika aku melihatmu seperti ini entahlah perasaan ini tak bisa diungkapkan dengan kata-kata, kumohon cepatlah sembuh, aku sungguh merindukanmu "
***
James memasuki rumahnya, kini tidak ada lagi pemandangan Nadine yang sedang duduk diatas sofa sambil ngemil berbagai macam makanan, kini rumah itu bahkan seperti tak berpenghuni, tak ada lagi teriak-teriakan Nadine, semuanya seakan sunyi.
James membuka pintu kamarnya, dia mencoba tersenyum ketika melihat sosok perempuan yang tengah duduk dengan tatapan kosong di atas kasur.
"Siapa disana? "
"Ini aku "
"Mengapa kau selalu memasuki kamarku? "
"Bukankah sudah kubilang, bahwa aku adalah suamimu "
Nadine menggeleng, "Berhenti berbohong, aku tak pernah menikah "
KAMU SEDANG MEMBACA
Madness in Marriage ✅
FanfictionNadine sempat mengira bahwa James yang akan dijodohkan dengannya adalah James si duda beranak satu. Bahkan Nadine selalu mencoba agar perjodohannya dibatalkan. Tetapi tanpa Nadine tahu sebenarnya James yang akan dijodohkan dengannya bukanlah James...