Bab 2: awal (2)

11.6K 2.1K 141
                                    

Itu yang siders minta ditampol ya
(--〆)
.

.

Siang ini Jaehyun berencana untuk berkumpul bersama dengan teman-temannya. Mereka telah sepakat untuk bertemu didepan kampus, tapi hingga satu jam lebih mereka tidak kunjung menampakan Batang hidung mereka.

Jaehyun kesal, sangat kesal malah. Kebiasaan teman-temannya yang paling ia benci adalah terlambat. Padahal ia datang tepat waktu, kalau tahu begini lebih baik Jaehyun diam dikelasnya dan membaca buku sherlock holmes.

"Tck! Awas saja jika mereka datang akan kutebas kepala mereka!!" geram Jaehyun.

Sesekali ia menghentakkan kakinya karena kebas, wajahnya juga tidak lagi bersahabat seperti satu jam yang lalu. Kini hanya ada raut wajah kesal yang ditekuk karena ini merupakan pertengahan musim panas. Kulitnya yang terlampau putih sedikit memerah karena sinar matahari.

"Jaehyun!!!" sapa teman-temannya bersamaan.

Jaehyun menengok kearah suara, dan menemukan sekelompok namja dengan ekspresi bermacam-macam. Ada yang tampak datar, kesal, idiot, polos, dan ceria(?).

"Darimana saja kalian??? Aku menunggu kalian satu jam lebih!! Dan ini pertengahan musim panas!! Matahari rasanya berada tepat dikepalaku!" rutuk Jaehyun kesal, wajahnya yang merah tambah memerah karena marah.

"Eyy,, maafkan kami Jaehyun-ah tadi kami diminta petugas perpustakaan untuk membantunya membereskan buku-buku.." Ten merangkul pundaknya dan tersenyum untuk meminta maaf.

"Kenapa tidak menghubungiku? Kalau tahu begitu aku tidak akan menunggu kalian disini!" Jaehyun masih kesal.

"Ponselku kehabisan baterai, Lucas tidak membawa ponsel, Doyoung terlalu pelit, Jungwoo sedang memakai ponselnya untuk mencari bahan, dan Winwin tidak punya ponsel." jelas Ten

Jaehyun hanya menepuk kepalanya pelan, ada-ada saja kelakuan temannya ini.

"Ayolah hyung ~aku lelah, aku ingin milkshake coklat dengan ekstra tambahan es!! Uhh pasti terasa sangat enak saat menyentuh kerongkonganku~" seru Lucas sembari tersenyum seperti idiot dan membayangkan pesanannya tadi.

"Yasudah ayo!" Jaehyun berjalan disamping Jungwoo yang masih asik membaca sebuah artikel dengan earphone dikedua telinganya.

Sepanjang perjalanan menuju kafe didekat kampus, Ten, Lucas dan Doyoung tidak berhenti berbicara. Baik itu membicarakan masalah cuaca, dosen killer, bahkan hingga celana dalam. Astaga...

Jaehyun sendiri hanya menatap sekeliling mereka memperhatikan apa yang dilakukan warga sipil lain di siang ini. Hingga Jungwoo menepuk pundaknya pelan dan berkata

"Kasus pembunuhan itu terjadi lagi!" ujarnya yang berhasil membuat perdebatan ketiga orang sebelumnya terhenti.

"Apa maksudmu Jungwoo?" tanya Winwin bingung.

"Akan kujelaskan didalam." jawab Jungwoo ketika mereka telah sampai didepan pintu kafe.

Setelah masuk mereka langsung menuju tempat duduk yang berada di susut kafe, tempat favorit mereka. Ya, karena mereka tidak akan terlalu mengganggu pengunjung lain dengan suara keributan yang mereka buat. Dan juga untuk lebih dekat dengan AC tentunya.

"Jungwoo, ceritakan pada kami tentang yang kau katakan tadi!" pinta Doyoung

"Aku juga penasaran, apa maksudmu dengan pembunuhan itu?" Ten mengernyit bingung

Jungwoo menatap satu persatu wajah teman-temannya, "baiklah...akan kuceritakan. Tapi aku ingin pesan minuman dulu,rasanya tenggorokanku kering sekali.."

Jungwoo berdiri dan berjalan menuju meja bartender disana dan memesan milkshake. Setelah selesai ia kembali dengan cepat.

"Aku juga ingin pesan!" Lucas bangun dari duduknya dan hendak menuju meja bartender.

"Tidak perlu, tadi aku memesan lima milkshake kesukaan kalian." ujar Jungwoo lalu duduk kembali dan diikuti Lucas.

Jungwoo mulai menceritakan kasus yang ia maksud.

"Sebelas tahun yang lalu, pernah terjadi kasus pembunuhan fenomenal. Masyarakat pada saat itu menyebutnya dengan kasus 'new generation' dimana para korban yang berjatuhan mengalami kematian yang tidak masuk akal." ia berhenti sejenak.

"Tidak masuk akal?" ulang Jaehyun, ia mulai penasaran dengan cerita ini.

"Ya, tidak masuk akal sama sekali. Kenapa? Karena pada beberapa bagian tubuh mayat korban pasti ada yang hilang atau kondisinya rusak. Bahkan ada yang terbunuh dengan darah diseluruh tubuhnya terkuras habis, hingga menyebabkan mayat itu terlihat berwarna kehijauan. Dan hingga kini polisi maupun detektif handal sekalipun tidak ada yang bisa memastikan itu sebagai kasus bunuh diri atau pembunuhan berantai." sambung Jungwoo.

Aura disekitar meja mereka mendadak mencekam, semuanya terfokus pada cerita Jungwoo.

"Lalu...sudah berapa banyak korban yang tewas?" tanya Doyoung

"Setengah dari penduduk kota Seoul menjadi korbannya." jawab Jungwoo mantap.

Seluruh mata teman-temannya membulat sempurna,

sungguh tidak masuk akal penjelasan Jungwoo!

Itulah yang dipikirkan mereka sekarang.

"Apa tidak ada bukti untuk kasus itu?" Winwin membuka suara

"Tidak, semuanya bersih. Sang pembunuh tidak meninggalkan sedikit pun barang bukti ditempat kejadian, inilah yang menyebabkan para polisi kesulitan." Jungwoo mengecek ponselnya.

"Dia pasti penjahat kelas kakap!!" seru Lucas takjub.

"Ya, kurasa kau benar Cas.." Jaehyun membenarkan, ia lalu meminum milkshake vanilla miliknya

"Tidak mungkin..." lirih Jungwoo sambil terus menatap layar ponselnya dengan tidak percaya.

"Ada apa?" tanya mereka serentak.

"Kalian tidak akan percaya ini..." Jungwoo beralih menatap wajah teman-temannya.

"Apa maksudnya itu?" Jaehyun tidak mengerti begitu juga yang lainnya.

"Deja vu." ujar Jungwoo pelan.

To be continue

Ngahahaha ochi potong disini biar greget
Sambung dibagian lain ya:D
Jangan lupa tinggalkan jejak

See you

[BL End]Neo City : Unexpected PhenomenonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang