Bab 7 : Masalah (3)

9.6K 1.7K 125
                                    


Mark mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi, ia mengabaikan peraturan lalulintas yang ada. Beruntungnya saat ini tidak banyak kendaraan yang berlalu lalang. Johnny dibelakangnya mengikuti dengan sedikit panik karena kecepatan mobil Mark yang menurutnya gila.

Ia panik karena Taeyong yang menelponnya dengan suara yang terdengar panik, ditambah dengan teriakan membahana dari seorang Na Jaemin itu artinya hal yang bukan terjadi dirumah mereka. Mark membanting setirnya dan menginjak rem secara mendadak, menghasilkan suara berdecit yang membuat telinga siapa saja terasa sakit.

Dengan cepat Mark segera turun dan berlari kedalam rumahnya disusul oleh Johnny. Ia dengan kasar membuka pintunya dan langsung masuk begitu saja.

"Taeyong hyung!!"

Hening

"Na Jaemin!!"

Mark berjalan dengan waspada menuju lantai dua, Johnny hanya diam dan tetap mengikutinya dari belakang sambil menatap sekeliling rumah Mark yang sepi. Tidak seperti biasanya.

Saat Johnny melihat kearah pegangan tangga, ia terkejut. Segera ditepuknya pundak Mark untuk mendapatkan atensinya.

"Ada apa?" Mark menatap Johnny heran.

"Lihat ini." ia menunjuk pada pegangan tangan dengan bercak darah.

Tangan Mark terulur untuk memastikan, ia menyentuh darah itu dan menatap Johnny.

"Darahnya masih segar, kemungkinan baru beberapa menit lalu."

"Darah seseorang?" Johnny menaikkan sebelah alisnya

"Maybe? Kita harus memastikannya dengan menemukan Taeyong hyung dan Jaemin."

"Ayo."

Mereka berdua kembali berjalan menyusuri rumah. Karena listrik yang padam mereka hanya mengandalkan senter darurat yang ada didalam mobil Johnny. Karena hal itu pula kewaspadaan mereka sedikit meningkat.

Mark berdiri dihadapan kamar Taeyong dan memberi isyarat pada Johnny untuk masuk bersama, ia lalu membuka pintu itu dan menyorot kamar Taeyong dengan senter.

"Hyung??" Mark sedikit berteriak.

Hening

"Biar kuperiksa kamar mandi." Johnny melangkah menuju kamar mandi yang terletak disudut kamar.

Sedangkan Mark mulai mendekati kasur, saat sudah dekat ia mendengar suara seorang perempuan dari arah balkon kamar kakaknya. Bernyanyi dengan suara aneh, yang entah mengapa membuat bulu kuduknya meremang.

Baru saja ia akan mendekati suara itu, sebuah tangan mencekalnya dan menariknya. Ia terkejut saat melihat wajah hyung nya yang ketakutan, ditambah dengan keringat dingin yang ada dikening orang yang lebih tua.

"Hyun--"

"Sssstt..jangan sampai dia mendengarmu, atau nyawamu akan melayang seperti para maid..." Taeyong membekap mulut Mark dan menariknya kedalam lemari pakaian.

"Na?" Mark melirik Jaemin yang tangannya gemetar.

"D-diam kau!!" lirihnya dengan suara parau.

"K-kami h-hampir mati karena w-wanita iblis itu!" sambung Jaemin, kini bibirnya bergetar. Tangannya langsung membekap mulutnya untuk menahan isakan yang keluar.

"Apa yang terjadi?" Mark merasa ada yang aneh.

"Akan kuceritakan nanti..." Taeyong memeluk Jaemin untuk menenangkannya.

Diluar, Johnny memanggil Mark. Ia telah keluar dari kamar mandi dan menemukan sesuatu yang aneh. Jadi ia memanggil Mark untuk memastikan. Dan tepat saat itu Mark menghubunginya dengan sebuah pesan.

Mark

Kami didalam lemari putih hyung, jangan mendekat kearah jendela. Tetap diam dan masuk kedalam lemari.

Johnny bingung, tapi ia tetap melakukan apa yang Mark minta. Ia membuka pintu lemari itu dan masuk, saat ia hendak bicara tangan Mark langsung membekap mulutnya.

"Jangan berisik, jika tidak maka masalah besar akan menghampiri kita.." bisik Mark pelan.

Johnny mengangguk setuju dan Mark melepaskan tangannya.

Mark duduk diantara pakaian Taeyong, mengecek persediaan pelurunya dan memikirkan kemungkinan apa yang akan terjadi.

Johnny menatap Taeyong dan Jaemin yang masih terisak, ia tidak mengerti mengapa mereka harus berada didalam lemari. Tapi sesaat kemudian ia mengerti kenapa.

"Johnny hyung tolong kunci pintu lemari ini." bisik Mark.

Johnny mengangguk dan mengunci lemari itu.

Tak lama suara langkah kaki menggema diseluruh ruangan. Tubuh mereka berempat menegang, Jaemin memeluk Taeyong erat. Johnny dan Mark bersiap.

Langkah kaki itu semakin dekat, dan suara seorang wanita kembali terdengar. Persis didepan lemari yang menjadi tempat berlindung mereka.

"Kita akan bertemu lagi, letnan.." jelas wanita itu.

Langkah kakinya kembali terdengar, kini ia telah menjauh dan hilang dibalik pintu.

Tapi baru saja mereka akan menghela nafas lega, suara seperti benda tajam mencakar lemari terdengar dari luar. Bahkan suara itu semakin keras seolah-olah orang yang melakukannya ingin agar mereka berempat keluar dari dalam lemari.

Jaemin semakin mempererat pelukannya pada Taeyong, Mark dan Johnny sudah berkeringat dingin. Tangannya sedikit gemetar saat memegang senjata, sepanjang kariernya menjadi seorang ketua tim khusus Johnny belum pernah mengalami hal mistis seperti ini begitu juga dengan Mark.

Setelah beberapa menit tertekan, suara itu akhirnya berhenti. Kamar Taeyong menjadi hening, ditambah dengan hujan lebat disertai angin kencang dan petir suasana kamar ini menjadi sangat mencekam.

"Kita istirahat disini, kalian tidur lah. Aku dan Mark akan berjaga." bisik Johnny yang diangguki oleh Mark.

Malam itu mereka tidak bisa beristirahat dengan tenang sejak adanya hal aneh yang terjadi.

To be continue

Maaf ochi telat, soalnya banyak bagian yang ilang gara-gara gk kesimpen:(
Jadi harus bikin lagi deh :(
Oiya meskipun ff ini berdasarkan film dies irae sama chaos; child, tapi itu gak semua kok

cuma ochi ngambil istilah, jalur cerita, sama suasananya aja. Selebihnya ochi mikir sendiri. Lagian chaos child itu latarnya di shibuya, beda sama ff ini.

Sekian

[BL End]Neo City : Unexpected PhenomenonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang