Bab 14 : Escape (6)

9.2K 1.6K 249
                                    

Mobil Johnny kini sudah terparkir rapi didepan pangkalan militer, satu persatu dari mereka mulai turun dan melihat sekeliling.

"Tetap waspada!!" bisik Johnny.

"Aku akan menggunakan senjataku sendiri..." ujar Jeno tiba-tiba.

Semua orang menatapnya minus Haechan.

"Kau...punya senjata?" tanya Taeyong ragu.

Jeno mengangguk dan menepuk tas yang ia bawa,"ini panah spesial yang diberikan pamanku beberapa tahun yang lalu."

"Kau...Archer?" Johnny.

Jeno mengangguk

"Nana, kau pakai pistol yang ada pada Jeno. Kau bisa memakainya kan?" Taeyong memandang Jaemin agak cemas.

"Tentu!! Karena sekarang aku adalah hyung nya Dongsooki, maka aku akan memakai senjata itu untuk melindunginya!!" jawab Jaemin riang.

Mark yang mendengarnya ingin sekali membenturkan kepala Jaemin ke tembok beton yang ada didekat mereka.

"Dimana yang lain?" Haechan bertanya pelan.

Mereka sontak memandang Haechan, dan baru ingat ternyata rombongan mereka kurang.

"Apa terjadi sesuatu pada mereka?" Taeyong khawatir.

"Mereka tidak apa-apa, hanya sedikit terkejut karena ada makhluk yang hampir sama seperti yang hampir memakanku..." ujar Haechan pelan.

"Mutan bodoh itu?" Mark mengangkat sebelah alisnya.

Haechan dengan ragu mengangguk.

Tidak lama setelahnya, mobil Ten berhenti dibelakang mobil Johnny. Mereka keluar dengan wajah pucat dan tatapan yang sedikit ketakutan.

"Kalian baik-baik saja?" Haechan refleks berlari dan melihat kondisi Ten dan yang lainnya.

"M-mereka....memukul....me-menyeret..." gumam Ten dengan tubuh gemetar ketakutan.

"Kalian duduklah dulu, ayo!" Haechan menuntun Ten yang hampir terjatuh.

Mark diam-diam memperhatikan gerak-gerik Haechan yang tiba-tiba menjadi berani, Jeno yang menyadari tatapan Mark langsung tersenyum dan menjelaskan.

"Haechan itu calon dokter. Tapi dikeluarga kami dia adalah dokter ahli, terutama dalam pengobatan TCM."

Mark menengok kearah Jeno dengan tatapan bertanya, "dokter?"

Jeno mengangguk sebagai jawaban, "dia sudah belajar TCM sejak kecil dengan teman ayah kami yang kebetulan seorang ahli TCM."

"Artinya....dia juga bisa teknik akupuntur?" ujar Taeyong.

"Ne."

"Istirahat sudah selesai, kita tidak bisa menunda waktu lagi." Johnny berujar tegas.

Ten meliriknya sekilas dan berdecak, "tolong tunggu sebentar, tidakkah kau lihat ada banyak orang disekitarmu yang tengah ketakutan--"

"Ten hyung..." Haechan memotong perkataan Ten dan menggeleng pelan.

Ten menghela nafasnya dalam dan memijat pelipisnya.

"Ayo!" ucap Ten pada akhirnya.

Mereka semua langsung berjalan masuk kedalam kantor. Melihat sekeliling, nampaknya tidak ada orang satupun didaerah ini. Sangat mengherankan, karena seharusnya ada banyak sekali tentara atau pejabat lain yang akan lalu lalang di bagunan empat lantai itu.

"Terlalu sepi..." lirih Haechan sembari menautkan kedua tangannya.

Jaemin memegang pundaknya dan tersenyum, "jangan khawatir, aku disini. Aku akan melindungimu!"

Haechan mengangguk pelan dan menunduk untuk menghilangkan rasa takutnya.

Tiba-tiba

Brakkk

Pintu yang berada didepan mereka terbuka secara paksa dan memperlihatkan sekumpulan orang-orang yang telah berubah. Baju mereka penuh dengan darah, compang-camping, nanah, dan anggota tubuhnya tidak lengkap. Bahkan ada beberapa yang diantaranya yang tulangnya menjorok keluar.

Sontak membuat mereka ketakutan terutama Chenle, Ten dan Haechan. Bahkan Chenle sampai memeluk Jisung yang berada disampingnya secara tidak sadar.

"Me-mereka..." Yuta tak melanjutkan perkataannya. Sebagai gantinya ia hanya menunjuk kearah sekumpulan orang-orang didepan mereka.

"Haechan, tenang! Tetaplah bersamaku dan Jeno, okay?" Jaemin langsung menarik tangan kanan Haechan dan membawanya kebelakang tubuhnya.

Jeno hanya meliriknya sekilas dan tersenyum hingga memperlihatkan eyesmilenya.

"Yang bisa bertarung, keluarkan kemampuan terbaikmu!! Bersiaplah!!" seru Johnny sambil memasang kuda-kuda bela dirinya.

Semua bersiap, meskipun dihati mereka ada sedikit keraguan dan ketakutan terhadap makhluk dihadapan mereka.

Makhluk-makhluk itu semakin mendekat, mungkin hanya sekitar dua meter jaraknya. Johnny memberi aba-aba menyerang dan secara bersamaan mereka menyerang makhluk aneh itu.

Jeno memanfaatkan panahnya, Johnny menggunakan tongkat baseball yang entah ia dapatkan dari mana, Mark,Kun, Jisung, Lucas dan Jaehyun yang menggunakan keahlian beladirinya, dan sisanya menggunakan serangan acak dan tak beraturan untuk mengalahkan makhluk itu.

Ketika Haechan akan menyerang, ia membayangkan dirinya memegang pedang ramping yang selalu digambarnya. Dan seketika sekelebat cahaya muncul dan sebuah pedang ada di genggamannya.

"Mustahil!!" lirihnya.

"Woah!! Hyukkie pedang dari mana itu??" tanya Jaemin penasaran.

Seketika Haechan tersadar dan melirik kearah teman-temannya." semuanya!! Bayangkan sebuah senjata dipikiran kalian!! Bayangkan jika kalian ahli dalam senjata itu!!"

"Kenapa?" Mark heran.

"Lakukan saja! Akan kujelaskan setelah makhluk ini selesai dimusnahkan!!" pintanya.

Setelahnya, tak ada yang bertanya kembali. Mereka melakukan apa yang dikatakan Haechan dan seketika sebuah senjata muncul ditangan masing-masing.

"Bagaimana bisa?!" pekik Taeyong heboh.

"Gigalomaniak." ujar Haechan tenang.

"Apa??"

To be continue

Kepo dong, apa alesan readers nge follow saya? Padahal kan cerita yang saya buat gaada yang diprivate

Silahkan injek kolom komentar untuk menjawab

[BL End]Neo City : Unexpected PhenomenonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang