Bab 18 : The Mission(4)

9K 1.5K 131
                                    

Budayakan comment setelah membaca ya sayang

.

.
"

Jadi...kita punya dua koki, dua dokter, seorang hacker, gps berjalan, manusia cuaca, dua teropong hidup, tiga petarung dan pembuat senjata, otak einstein, manusia kijang, spiderman nyata, dan insting hewan?" ujar Ten dengan alis yang terangkat.


"Apa rencanamu sekarang?"

Jaehyun menatap rekan barunya satu persatu, menghela nafasnya dalam lalu berkata, "untuk ketua aku percayakan kepada Johnny hyung, karena dia berpengalaman dalam hal seperti ini. Lalu untuk strategi aku dan Taeil hyung yang menanganinya, kita akan dipermudah oleh keberadaan Jeno sebagai hacker dalam kelompok kita untuk meretas sistem, Yuta hyung dan Jaemin kalian akan menjadi informan,"

Ia menghela nafasnya pelan lalu melanjutkan, "Chenle, Jisung dan Taeyong hyung akan membantu melacak keberadaan musuh, Ten hyung aku minta bantuanmu untuk menjadi peta kami, Winwin sebagai penganalisis cuaca, untuk  Lucas, Mark dan Kun hyung kalian akan menjadi pelindung tim medis, Jungwoo hyung dan Haechan akan menjadi tim medis, dan untuk masalah makanan kuserahkan pada Doyoung hyung dan Renjun. Apa ada yang tidak setuju?"

Semua menggeleng.

"Idemu cukup Bagus Jaehyun-ah!" puji Ten sembari mengacungkan jempolnya.

"Tapi kita butuh markas..." Taeil memperingatkan.

Jaehyun melirik Ten, "Ten hyung, apa kau tahu lokasi yang aman dan tersembunyi?"

Ten mengerutkan keningnya dan berfikir, "hmm....ya...ada dua tempat, satu di Distrik 127,tempat itu terpencil dan cukup sulit dijangkau. Suasana pedesaan masih sangat kental disana dengan polusi yang sedikit. Lalu....di Distrik 9, disana dekat dengan pegunungan namun mudah dijangkau, sekitar...tiga hari perjalanan, tempatnya juga Bagus dan sangat cocok untuk dijadikan tempat persembunyian. Kalian mau yang mana?"

"Jika di Distrik 127,itu terlalu jauh dari pusat kota. Dan jika di Distrik 9...itu pasti akan sulit menemukan bangunan yang cocok untuk kita. Ketua, bagaimana menurutmu?" ujar Taeil

Johnny menghela nafasnya dalam, "kabar baik untuk kalian semua, bahwa aku punya sebuah villa di Distrik 9."

Suara gemuruh tepuk tangan terdengar diruangan kedap suara itu. Mereka senang dengan berita baik dari ketua mereka.

"Lalu...apa nama kelompok ini?" celetuk Winwin polos.

"NCT?" ujar Jeno spontan

"Apa itu?" tanya Ten bingung

"Itu singkatan bodoh!!" sahut Doyoung sambil menoyor kepala Ten.

"Apa kepanjangannya?" tanya Taeyong.

"Neo Culture Technology." jawab Jeno.

"Ide Bagus!!"

"Aku setuju!!"

"Bagus Jeno-ya!!"

"Baiklah, kita sepakat memakai nama itu." ujar Johnny

"Kita berangkat sekarang?" ujar Lucas.

"Ya, tapi kita harus membawa beberapa senjata ini." ujar Mark sembari melirik kearah deretan senjata.

"Aku setuju!! Aku jatuh Cinta pada revolver ini..." ujar jisung tiba-tiba.

Sontak semua menatap kearahnya dengan pandangan yang sulit diartikan.

"Kenapa? Apa itu salah?" Jisung mengernyit bingung.

"Tidak, hanya saja...kau kan masih dibawah umur Jisung-ah..." ujar Jungwoo.

"Tapi dalam keadaan mendesak seperti saat ini tidak ada perbedaan usia diantara kita, karena kita semua harus bisa melindungi diri dari musuh tanpa mengharapkan perlindungan dari orang lain saja!" jelas Jisung sedikit kesal.

"Jisung benar, jadi usahakan untuk kalian semua agar bisa menggunakan senjata yang ada diruangan ini." Johnny menambahkan.

"Baik!" jawab mereka serempak.

"Tunggu apalagi? Ayo masukan semua senjata yang kita butuhkan kedalam tas khusus ini!" ujar Mark yang sudah lebih dulu mengambil tas khusus senjata.

Mereka lalu berpencar keseluruh ruangan dan memasukkan berbagai jenis senjata secara acak untuk alat pelindung mereka.

Begitu pula dengan Haechan, ia hanya memilih beberapa senapan laras pendek dengan pelurunya. Karena ia tidak tahu jenis dan keakuratan senapan yang ia pegang. Tanpa sengaja Mark lewat dibelakang Haechan dan melihat kebingungan yang tercetak jelas diwajahnya.

"Kenapa senjata mu semuanya laras pendek?" tanya Mark heran.

"A-aku...tidak mengerti soal senjata..." cicit Haechan pelan.

"Biar kubantu." ujar Mark.

Lalu ia memilihkan beberapa senjata yang cocok untuk Haechan, karena Haechan petugas medis ia memilihkannya senjata yang praktis dan tidak terlalu rumit saat digunakan.

"Aku akan mengajarimu cara menembak saat dimarkas nanti." ujar Mark acuh tak acuh.

"Ekhem! Jika kalian ingin berpacaran, sebaiknya tunda dulu sampai misi ini selesai." ujar Ten yang tak sengaja melihat interaksi keduanya.

Dengan cepat Haechan berbalik dan pergi setelah mengucapkan terima kasih pada Mark.

"Sepertinya ada yang ditolak..." goda Yuta sembari tersenyum penuh arti.

"Itu pasti sakit..." timpal Lucas yang entah muncul dari mana.

"Ahhh.....hatiku hancur Winwinnie~~" Ten ikut memanas-manasi suasana.

Dan setelahnya suara tawa pecah diantara mereka. Sementara Mark sendiri menekuk wajahnya karena kesal menjadi bahan bullyan rekan-rekan satu timnya.


To be continued

Ochi tuh labil ya, gonta ganti nama wattpad mulu:'v
Herman deh:(
Dasar remajah:v

Tinggalkan jejak✔

[BL End]Neo City : Unexpected PhenomenonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang