Bab 33 : Our daily life(1)

7K 1.1K 171
                                    

Next: our daily life(2)

___________________________

Setelah dirasa semua barang yang mereka butuhkan tersedia, squad yang baru terbentuk beberapa minggu itu segera merenovasi villa yang tadinya tempat yang sesuai untuk berlibur menjadi sebuah markas sekaligus benteng pertahanan.

Mereka menyiapkan segalanya dengan sangat baik, mulai dari persenjataan,obat-obatan, keamanan, pengintaian, dan persediaan bahan makanan. Kini mereka bisa tenang mengenai semua hal untuk beberapa waktu, tapi tetap saja mereka selalu bersiaga dengan melakukan pengintaian baik melalui komputer dan CCTV ataupun memanfaatkan kekuatan anggota mereka.

****

Malam berganti, sang bulan menyerahkan tugasnya menyinari bumi pada sang mentari. Udara lembab mengembun di dedaunan, burung-burung mulai berkicau dan bersiap untuk meninggalkan sarang mereka, tapi suasana villa masih sangat sepi.

Para penghuninya masih sibuk bergelung dengan hangatnya selimut karena ini adalah pergantian musim yang membuat suhu ruangan turun dan membuat mereka malas untuk beraktivitas.

Di kamar Johnny dan Ten, hanya ada Ten yang masih tidur lelap sementara Johnny sudah bangun sejak pagi buta untuk jogging di sekitar villa seperti biasa.

Lain mereka, lain pula suasana di kamar Haechan dan Mark. Mereka sudah terbangun sejak lima menit yang lalu, Mark yang tengah membersihkan diri dan Haechan yang ada di balkon kamar sambil merawat bunga tulip merah yang Mark berikan padanya.

Saat ia sedang fokus pada bunga tulip itu, tanpa ia sadari Mark berjalan kearahnya sambil tersenyum kecil. Tangan besar melingkar dipinggang kecil Haechan yang membuatnya tersentak kaget.

"Mark hyung!!" ujarnya sambil berusaha melihat wajah sang pelaku yang memeluk dirinya.

"Hm?" Mark menaikkan satu alisnya dan meletakkan dagunya dibahu sempit Haechan.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Haechan lirih, ia tak ingin membuat keributan di pagi hari.

"Aku? Hmm...mencoba mencari semangat pagiku dengan memelukmu.." jawab Mark tanpa tahu malu.

Telinga Haechan memerah karena malu, ia mencoba melepaskan diri dari pelukan Mark. Namun itu sia-sia karena bukannya lepas yang ada dia malah semakin dipeluk erat oleh teman sekamar nya itu.

"Mark hyung..." Haechan mencebikkan bibirnya.

Mark hanya terkekeh kecil dan malah menyamankan dirinya untuk lebih memeluk remaja berwajah bayi itu. "Ne.."

"Hyung lepaskan, jika yang lain tahu maka akan terjadi salah paham.." Haechan mencoba mencari alasan.

"Lalu?" tanya Mark dengan suara seraknya yang seksi.

Telinga Haechan yang memerah kini semakin merah, bahkan ronanya sudah menjalar ke pipi gembilnya membuat Mark tertawa kecil. Ia lalu melepaskan pelukannya dan mengusak pelan rambut coklat madu Haechan.

"Ayo turun, Taeyong hyung dan yang lain pasti sudah menunggu." ujar Mark sambil menggenggam tangan kanan Haechan dan berjalan keluar dari kamar menuju ruang makan.

[BL End]Neo City : Unexpected PhenomenonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang