Bab 55 : Duel (1)

5.6K 904 132
                                    

Next: duel(2)
_____________

Disisi yang lain, tepatnya di tempat Taeyong mengikat RM ia tengah bersandar pada dinding didekatnya. Sementara RM diikat dengan tali yang dibawa Ten saat mereka mengumpulkan senjata, itu bukanlah tali biasa melainkan sebuah kawat berbahan titanium langka yang didapat dari tambang di pegunungan terpencil di Pegunungan Eropa.

Kawat berbentuk tali itu sangat kokoh, dan sulit untuk dilepaskan. Seolah memiliki kontrolnya sendiri, kawat tali itu akan mengencang jika yang diikatnya bergerak sedikitpun.

Disampingnya, Ten terus mengoceh sambil sesekali memukul kepala RM dengan ujung di-sword nya yang berbentuk sabit. Taeyong yang mendengarnya menjadi jengah sendiri, kenapa anggota yang satu ini begitu menyebalkan?!

Apalagi mulutnya yang seperti pengeras suara yang sudah rusak, yang dipadukan dengan radio zaman dulu. Benar-benar membuat telinganya terasa berdengung.

"Ten, berhenti bicara. Telingaku muak mendengar keluh kesahmu yang tak ada habisnya itu." Ujar Taeyong pada akhirnya.

Ten melirik kearah Taeyong dengan tidak suka,"kenapa kau begitu padaku Hyung?! Kita semua menderita karena bajingan gila ini!!"

Taeyong menghela nafas panjang,"aku mengerti, tapi kau tidak perlu mengatakan semua keluh kesahmu itu... mengerti?"

Ten akhirnya diam, dia mengerucutkan bibirnya sambil menggerutu tak jelas. Wajahnya ditekuk karena kesal, sesekali ia juga menghentakkan kakinya layaknya seorang anak yang tak diizinkan untuk menaiki Komedi putar.

Sementara RM hanya melihat pemandangan didepannya dengan kosong, semua usahanya selama sembilan tahun ini sia-sia. Apa yang ia korbankan pada akhirnya tidak berguna dan ia dikalahkan oleh sekelompok anak kecil.

Benar-benar mengecewakan!!

Tapi tiba-tiba, ekspresi kosongnya berubah menjadi cerah. Seringai jahat tersemat di bibirnya, dan tak ada yang memperhatikan. Ia melirik ke kanan dan kirinya, kedua orang itu sedang sibuk dengan kegiatannya masing-masing.

Kesembilan orang yang tadinya tak memperhatikan situasi langsung memandangnya dengan waspada, yang ia balas dengan senyuman aneh.

Tak lama waktu berselang, suara gemuruh terdengar dan dinding dibelakang mereka dihancurkan. Menampakkan enam orang yang tidak memiliki ekspresi diwajahnya, memegang sebuah senjata di tangan mereka.

Dengan perasaan tak menentu, kesembilan orang itu-minus Haechan- menyiapkan di-sword mereka.

"Yahh... walaupun mereka sampah, tapi terkadang kita harus menggunakannya untuk keperluan yang lain bukan?" Ujar RM dengan santainya.

Ten yang berada disampingnya merasa geram dan langsung memukul kepala RM cukup keras hingga menimbulkan suara. "Bajingan sepertimu tidak layak untuk bicara, sialan!!"

RM mendelik, lalu kembali bersiul. Keenam semihuman yang ia panggil tadi langsung bergerak dan menyerang target yang ada didekat mereka.

Johnny, Mark, Jaehyun, Taeyong, Jaemin, dan Ten masing-masing menghadapi satu semihuman. Tangan mereka terkepal erat di senjata mereka.

"Seongwoo Hyung!! Lindungi Haechan!!" Seru Mark dengan suara dinginnya.

Seongwoo mengangguk paham, "ya!!"

[BL End]Neo City : Unexpected PhenomenonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang