Bab 56 : Duel (2)

6.8K 942 114
                                    

Next: who?
_____________

Taeyong hanya memandang lawannya dengan jijik, ia tak habis pikir. Kenapa orang dihadapannya itu mau menjadi pacar orang gila seperti RM? Padahal penampilannya sangat manis, apalagi bibirnya yang merah dan tebal membuat siapapun merasa tergoda.

'pelacur!'  pikirnya.

Tak salah memang jika ia berpikir demikian, jika dilihat sepintas memang lawannya seperti jalang yang selalu ada di rumah bordil yang selalu menggoda pelanggan mereka. Lawannya adalah 'Kim Seokjin' alias kekasih dari si profesor psikopat RM.

Ia akui bahwa kekuatan yang dimiliki semihuman didepannya luar biasa diatasnya, tapi wajahnya yang Taeyong anggap menjijikkan itu membuatnya muak dan ingin menghancurkannya.  Maka dari itu, semua serangan yang ia lakukan ditujukan pada wajah semihuman didepannya.

"Malang sekali dirimu, kenapa kau mau menerima pria busuk seperti RM? Lebih baik kau pergi ke rumah bordil agar menemukan seseorang yang lebih baik dari wajahnya yang menjijikkan itu. Kau benar-benar menyia-nyiakan wajah manismu!" Gumamnya disela-sela pertarungan.

Sementara Jaehyun, pria itu nampaknya tengah mencoba mengingat sesuatu. Namun entah kenapa ia tak kunjung mengingatnya, membuat ia merasa frustasi dan melampiaskannya pada semihuman dihadapannya.

"Ah!! Jadi kau itu semihuman yang sebelumnya melawan Taeyong Hyung!!" Seru Jaehyun setelah berusaha mengingat.

Tiba-tiba wajahnya berubah kesal bercampur marah saat mengingat saat-saat itu, dan melawan semihuman dihadapannya.

Disudut, RM memperhatikan bahwa semihuman andalannya mulai terpojok oleh sekumpulan anak kecil yang menyebalkan menurutnya. Ia kembali bersiul, dan kali ini siulannya cukup memekakkan telinga. Seongwoo yang berada tak jauh darinya merasa hal yang buruk akan terjadi, ia memutuskan untuk pergi kearah RM dan membungkamnya dengan permen lengket yang ia dapatkan dari cafe yang sudah hancur.

"Kau sangat berisik tuan profesor, kau tahu? Suara siulan mu itu sangat menggangu dan telingaku bisa tuli karena itu." Ujar Seongwoo setelah membungkamnya, RM menatap tajam kearah Seongwoo yang berdiri disampingnya yang kemudian berjalan kembali menuju ke tempatnya sebelumnya.

Haechan yang sedari tadi berbaring mencoba untuk duduk dibantu dengan Seongwoo. Ia tidak ingin terus menjadi beban dan ingin menolong yang lain juga, ketimbang menonton seperti ini.

"Seongwoo Hyung, aku ingin membantu.." ujar Haechan lirih.

Seongwoo menggeleng cepat,"tidak Chan, kau masih belum pulih. Mark dan yang lainnya tak memerlukan bantuan mu untuk saat ini."

Haechan menunduk sedih, yahh memang benar apa yang dikatakan oleh Seongwoo. Ia tidak akan banyak membantu dan malah menjadi beban jika ia ikut bertarung, belum lagi tubuhnya yang masih lemas.

Ia hanya bisa memperhatikan situasi dan mengamatinya jikalau ada hal yang tak terduga terjadi. Bisa dilihatnya kini Mark yang sudah berlumuran darah dibeberapa tempat, Ten dan Jaemin yang sudah terengah-engah, Taeyong yang sudah mulai kehabisan tenaga, dan hanya menyisakan Jaehyun serta Johnny yang masih tetap bertahan.

Ia benar-benar ingin membantu, tapi tidak bisa. Haechan menghela nafas berat dan merasa sangat bersalah, karena dirinya lah semua orang harus bertarung seperti ini. Dan mempertaruhkan nyawa mereka.

'instrumen shirohae' bisik sebuah suara.

Terkejut, Haechan menoleh ke segala arah untuk menemukan seseorang yang membisikkan kata-kata itu. Nihil, tak ada satupun yang berada didekatnya kecuali Seongwoo. Dan kemungkinan Seongwoo berbisik padanya adalah nol, karena sedari tadi orang yang lebih tua darinya itu sedang fokus melihat kearah pertarungan. Juga suara bisikan itu tidak terdengar seperti suara Seongwoo.

[BL End]Neo City : Unexpected PhenomenonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang