Bab 28 : Markas (3)

7.3K 1.2K 21
                                    

Next : Markas(4)
_______________________

Setelah selesai membenahi ruangan senjata, Mark, Taeil, Kun serta Taeyong yang tadi menyusul mereka menuju kamar utama lantai satu. Untuk membantu tim medis merombak ruangan itu.

"Woahh!! Ruangan ini paling besar dari yang lain!!" seru Kun dengan antusias.

Mark meliriknya dan bertanya dengan malas, "memangnya kau sudah lihat seluruh ruangan yang ada di villa ini?"

Kun mengangguk kecil, "semalam aku tidak tidur... Itu... Karena Renjun mengigau dan aku putuskan untuk berkeliling sendiri.. Setelah melihat dan berkeliling aku kembali ke kamar." ia mulai mengangkat satu persatu barang yang tidak penting dan menumpuknya di dekat pintu.

"Apa yang kau temukan?" tanya Taeil yang menyimak sendari tadi.

"Banyak!" Kun tersenyum hingga memperlihatkan giginya. "Diantara semua ruangan yang ada di villa ini, kamar ini adalah yang paling besar. Lalu kolam renang dalam ruangan villa ini juga bisa dialih fungsikan menjadi tempat pemandian air panas." ia berhenti sejenak dan melanjutkan, "selain itu ada kebun bungan dibelakang, hanya saja..banyak bunga yang rusak. Sepertinya karena makhluk mutan atau zombie..juga ada klinik didekat sini, mungkin kita bisa 'meminjam' beberapa peralatan medis disana?"

"Ide bagus!" Mark menepuk-nepuk kepala Kun pelan.

Kun mendengus pelan dan terus melanjutkan pekerjaannya.

****

Sementara itu Doyoung, Ten, Renjun, dan Winwin tengah kebingungan dengan hasil pangan yang mereka temukan. Mereka hanya diam sambil menatap alat pertanian dengan bingung.

Doyoung menghela nafas, "apa ada yang pernah menggunakan  alat pertanian?"

Semuanya menggelengkan kepala, tak ada satupun yang pernah memegang alat-alat itu.

"Tau begini aku ajak Taeil hyung saja tadi!!" gumam Doyoung frustasi.

"Ehm...hyung? Kenapa kita tidak mencari manual buku untuk menggunakan alat ini?" ujar Winwin dengan wajah polosnya.

Ten meliriknya,"Winnie...dimana kita bisa mendapatkannya?! Kita ada di ladang bukan toko buku ah!" ia merasa gemas, adik tingkatnya yang satu ini memang kelewat polos atau bodoh sebenarnya?

"Emm...rumah petani?" Winwin menunjuk kearah sebuah bangunan sederhana yang tak jauh dari mereka.

Sontak semuanya melirik kearah yang ditunjuk Winwin, wajah mereka menjadi cerah. Senyum yang tadinya hilang kini telah dikembalikan hanya karena Winwin yang menemukan rumah petani.

"Good job Sicheng-ah!!" Ten menepuk pundak Winwin dan langsung berjalan cepat menuju rumah itu.

"Cepat! Kita tidak punya banyak waktu!!" seru Renjun yang berlari meninggalkan yang lain.

"Hei! Kau curang Renjun!!" Ten terprovokasi, ia mulai berlari dan mengejar Renjun. Begitu hingga akhirnya mereka semua berlomba lari menuju rumah petani.

Teriakan tak terima dari Ten kadang terdengar, juga tak jarang bentakan Doyoung ikut meramaikan aktivitas mereka. Setelah sampai di pekarangan rumah petani itu, mereka berhenti untuk menetralkan nafas mereka yang sudah tersenggal-senggal karena terlalu lama berlari.

[BL End]Neo City : Unexpected PhenomenonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang