Bab 30 : Markas (5)

6.9K 1.1K 95
                                    

Next : markas (6)

___________________

Haechan kaget saat Mark mengatakan hal itu, "bajingan mesum!!" ia menampar wajah Mark cukup keras hingga menimbulkan suara nyaring.

Mark terkejut, ia menatap Haechan tak percaya sambil memegangi pipinya yang memerah karena tamparannya.

Saat ia kembali sadar Haechan langsung menatap Mark panik,"m-maaf...itu...i-itu gerakan refleks...a-aku..tidak bermaksud..."

"Lupakan!" Mark berbalik dan berjalan kembali menuju sofa. Ia duduk santai seolah tak ada yang terjadi dan memejamkan matanya.

Sementara itu Haechan merasa bersalah padanya dan segera menuju ruangan pertama untuk membawa kotak obatnya. Dengan sedikit takut ia mendekati Mark yang masih memejamkan matanya, duduk perlahan disamping pemuda berekspresi datar itu dan membuka kotak obatnya.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Mark dengan mata terpejam.

"A-anu...pipimu..." Haechan berkata dengan terbata-bata, tanpa penjelasan lebih lanjut ia mengambil salep dan mengoleskannya ke bekas tamparan di wajah Mark.

Dalam hati ia terus memuji ketampanan pemuda itu. Garis wajahnya tegas menunjukkan kesan gentle, berbeda dengan miliknya yang terlalu feminim hingga hampir mirip dengan perempuan. Mata hitamnya terlihat seperti sepasang magnet yang bisa menarik siapapun kedalamnya, jangan lupakan bibirnya yang indah meski selalu mengucapkan perkataan kasar ataupun sinisme.

Perlahan pipinya mulai memanas saat ia menatap bibir plum yang sedikit pucat milik Mark.

'A-apa yang kupikirkan...astaga...'

Haechan mempercepat gerakannya agar bisa segera pergi dari sana, pipinya kian memerah bahkan kini telinganya juga berubah merah. Mark yang melihat hal itu melalui sudut matanya diam-diam tertawa, wajahnya yang dingin sedikit melunak saat memperhatikan Haechan.

'Manis...'

****

Sementara itu, Taeyong, Taeil, Kun, Jungwoo, Jeno, Chenle, Jaemin, dan Jisung sudah sampai didepan klinik yang dikatakan Kun. Mereka memandanginya sebentar lalu melanjutkan langkah mereka kedalam.

Tiba-tiba Jisung menghentikan mereka dan menatap sekeliling, "apa kalian merasakannya Taeyong hyung, Chenle?" bisiknya, dan dua orang itu mengangguk.

"Ada berapa jumlah mereka?" tanya Jisung.

"Lima di lobi, empat di lorong sebelah kiri, dua di lorong sebelah kanan, dan ada banyak dilorong yang lain. Kurasa mereka adalah petugas di klinik ini, ada juga beberapa pasien." jelas Chenle dengan rinci.

Jisung menoleh kearah Taeil yang tengah berpikir, "jadi apa rencanamu hyung?"

Taeil melirik kearah pintu klinik yang tertutup,"kita bagi tim menjadi tiga, tim pertama bertugas untuk mengambil obat-obatan, tim kedua bertugas untuk mengambil ranjang pasien,dan yang ketiga membasmi makhluk apapun yang ada didalam sana." jelasnya.

"Baiklah, karena kita ada delapan orang, pasti ada dua orang yang tidak masuk tim. Dan dua orang itu bertugas untuk mencari kendaraan yang bisa kita pakai untuk mengangkut ranjang pasien.  Jungwoo hyung dan Jaemin hyung akan menjadi tim pertama, Jeno hyung dan Chenle hyung akan menjadi tim kedua, aku, dan Kun hyung akan menjadi tim ketiga, sementara Taeyong hyung dan Taeil hyung yang mencari kendaraan. Bagaimana?" sambungnya.

Taeil menjentikkan jarinya,"ide bagus. Ayo bergerak!!"

Dengan begitu, Taeil dan Taeyong pergi lebih dulu untuk mencari kendaraan. Sementara sisanya memasuki klinik dengan waspada. Jisung memimpin didepan, ia sudah mengeluarkan di-sword miliknya dan menatap sekitar untuk memastikan keadaan.

Setelah dirasa aman, ia memberi sinyal pada yang lainnya agar masuk. Tanpa mengatakan apapun Jisung langsung menebas para zombie yang ada di lobi dengan cara yang cukup sadis.

Yang lain menatapnya dengan kagum, yahh dari awal memang Jisung sangat misterius menurut mereka karena emosi dan tindakannya yang setenang air. Namun cukup kuat untuk membantai semua zombie yang ada.

Chenle berbisik, "Jisung itu saat disekolah ikut ekstrakulikuler anggar, dia juga selalu berlatih judo dan muai thai atas permintaan ayahnya. Belum lagi dia itu pembuat onar disekolah, banyak yang telah menjadi korban pemukulannya. Dan mereka adalah siswa bajingan yang selalu merendahkan kami."

Yang lain mengangguk paham

"Jadi... Itu sebabnya saat pertama kali dia membunuh zombie dia tidak merasa takut atau jijik...itu karena dia sudah terbiasa bertarung!" seru Jaemin pelan, Chenle hanya mengangguk kecil.

"Luar biasa!" puji Jeno yang diangguki Jaemin.

"Baiklah! Ayo kita bantu Jisung dan segera ambil apa yang kita butuhkan ditempat ini!!" seru Jungwoo semangat, ia mengepalkan tangannya keatas lalu mengaktifkan di-sword miliknya diikuti yang lain.

"Kami datang Jisungie!!" seru Chenle dengan suara melengking layaknya lumba-lumba itu.

Dengan keberanian penuh mereka berhasil membasmi sekelompok zombie, Jisung melakukan isyarat pada yang lain untuk berpencar dan diangguki yang lain.

"Kun hyung lindungi Chenle dan Jeno hyung, aku akan melindungi Jungwoo hyung dan Jaemin hyung." ujar Jisung yang langsung disetujui oleh Kun. "Okay, kita berpencar disini. Berhati-hatilah!"

"Baik!!" jawab yang lain serempak.

Dengan begitu mereka terbagi kembali menjadi dua kelompok, dengan Jisung dan Kun sebagai tameng yang lain. Kemampuan bertarung Jisung benar-benar luar biasa, meski ia masih di bangku sekolah menengah tapi kekuatan alami miliknya hampir setara dengan seorang perwira polisi seperti Mark atau Johnny.

Berkali-kali Jaemin dan Pun dibuat terkesan dengan skill yang dimiliki remaja tanggung itu.

Lain Jisung lain pula dengan Kun, meski kemampuan beladirinya tak setinggi milik Jisung, ia sangat pandai dalam hal memegang senjata. Baginya, pedang di-sword miliknya hanyalah sepotong kue yang sudah biasa.

Ia bahkan berulang kali memainkan di-sword nya, seperti melemparnya keatas, memutarnya dan banyak lagi. Hal itu membuat Chenle berulang kali menjerit karena merasa ngeri dengan apa yang dilakukan Kun, sementara Jeno tengah memperhatikan sekeliling dan menganalisis lorong klinik itu.

Dia tampak tidak terganggu dengan teriakan Chenle ataupun Kun yang sedang bersenang-senang dengan di-sword nya.

To be continue

*Sepotong kue : hal kecil/ sesuatu yang mudah untuk ditangani

Ff ochi tuh rata-rata 500-1k word, jadi maklum aja kalo pendek soalnya ochi ngetiknya di hp bukan laptop manteman:')

Vomment

[BL End]Neo City : Unexpected PhenomenonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang