H A P P Y R E A D I N G
—————————————Jimin bingung, kala ia sampai di rumahnya. Ia mendapatkan tamu yang tak terduga. Ia pikir ia mendapatkan masalah atau semacamnya. Padahal ia baru saja pulang dari kerja part-time nya.
Petaka.
Seorang pria berpakaian formal dengan mobil mahalnya yang terparkir apik di depan rumah kecilnya. Ah, jangan lupakan juga dua bodyguardnya. Mengatakan bahwa Jimin adalah calon mempelainya, karena wasiat dari kedua ayah mereka.
Bagus. Jimin merasa kehidupan begitu mempermainkannya sekarang. Walau sang pria masih bisa dikatakan tampan dengan umurnya yang tak lagi muda, tetap saja, pria itu duda beranak satu.
The hell, apa yang dipikirkan ayahnya ketika membuat perjanjian itu. Umurnya bahkan 20 tahun lebih muda dari pria itu. Dan, dia juga pria omong-omong. Ya... walaupun ia gay. Tetap saja ia tak mau.
"Jadi... kurasa kau harus berkemas sekarang dan pindah dikediamanku." Jungkook berdeham. Yang mana berhasil membuyarkan lamunan Jimin.
"Tunggu, apa? Berkemas? Maaf ahjussi tapi kenapa anda setuju begitu saja. S-saya pria, anda bisa melihatnya sendiri." Kening Jimin berkerut bingung.
"Kau berhak menolak, paling tidak tinggalah denganku. Anggap saja aku ini ayahmu. Aku juga melihatmu sudah bekerja keras untuk membiayai kehidupanmu sendiri. Sekarang kau hanya perlu belajar dengan benar dan aku yang akan membiayaimu." Jelas Jungkook meyakinkan.
Jika dipikir-pikir. Tidak begitu buruk juga. Lagi pula ia hanya perlu tinggal bersamanya, juga belajar. Benar kan?
"Ba-baiklah, aku akan merapikan barang-barangku." Ucap Jimin yang akhirnya menurut dan bangkit melangkah ke arah kamarnya.
"Bawa saja berkas-berkas mu yang penting. Selebihnya, aku sudah menyiapkannya." Jimin menghentikan langkahnya, lalu membuang nafas pasrah menuruti perintah Jungkook.
"Kuharap ini hanya mimpi." Batin Jimin.
"Yah, tidak buruk untuk anak laki-laki. Ia sangat manis." Gumam Jungkook ketika Jimin hilang dari pandangannya.
•
Rumah mewah, yang bisa disebut sebagai istana. Memenuhi pandangan Jimin ketika ia memasuki gerbang besar berwarna hitam.
"Kau akan bertemu dengan anakku, tapi sepertinya ia sedang tidak dirumah." Celetuk Jungkook tiba tiba, Jimin hanya mengangguk mengiyakan.
Jimin memeluk tasnya erat, memandang gugup interior rumah yang begitu mewah.
"Anggap saja rumahmu sendiri, Jimin." Ucap Jungkook tersenyum hangat pada Jimin serta mengusap lembut kepala Jimin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kookmin Enthusiast
FanfictionA short story compilation of Kookmin. Jeon Jungkook x Park Jimin #257 - on Fanfiction 05-02-2018 #218 - on Fanfiction 07-02-2018