Note : Ambil baiknya dan buang buruknya dari cerita ini. Jangan terlalu diambil serius karena ini hanyalah sebuah imajinasi yang tercipta dari otak saya.
.
.
.
.
.
.
.Jimin memang pemuda yang sempurna. Selain manis dan montok. Ia memiliki pribadi yang dewasa dan beretika baik.
Disaat orang lain yang memergoki pasangannya sedang bermain belakang, mereka akan memaki dan meneriaki pasangan nya hingga puas. Berbeda dengan Jimin.
Jimin berjalan anggun dengan senyuman yang memang selalu menghiasi wajah manisnya ke arah Jungkook -kekasihnya- yang sedang bermesraan dengan orang lain.
"Kau disini sayang?" Tanya Jimin lembut dan tetap memancarkan pandangannya yang hangat pada Jungkook.
Wajah Jungkook menegang, namun wanita disebelahnya memandang kesal pada Jimin yang memanggil Jungkook dengan sebutan sayang.
"Kau siapa memanggil Jungkook sayang. Jangan mengaku ngaku ya." Ujar si wanita dengan wajah yang sangat menyebalkan.
"Maaf, aku pasti menganggu waktu kalian. Aku hanya melihat kekasihku disini dan berniat untuk menyapa. Ada yang salah?" Balas Jimin dengan nada yang begitu lembut sangat berbanding terbalik dengan wanita disamping Jungkook.
"S-sa-sayang maafkan aku aku... aku bisa menjelaskan ini." Ujar Jungkook memohon pada Jimin.
"Jangan lewatkan makan malam. Selesaikan masalahmu baik-baik. Aku pulang dulu." Balas Jimin sembari mengelus pipi Jungkook penuh kasih dan kelembutan.
Ya. Jimin memilih untuk bersikap santai. Karna ia berfikir percuma pendidikan yang sudah ia tempuh bertahun-tahun jika ia menghadapi suatu masalah dengan emosi. Ia tidak ingin bersikap liar hanya untuk melampiaskan kekesalannya seperti orang yang tak pernah dididik. Jika ia bersikap liar lalu apa bedanya ia dengan binatang?
Sebenarnya Jimin sudah tau dari jauh jauh hari jika Jungkook sedang dilanda bosan dengan hubungan yang telah mereka jalin. Tapi Jimin tidak khawatir. Karna ia tau, Jungkook-nya tau jalan pulang ke 'rumah'.
Saat ini Jimin menata lauk pauk untuk makan malam diatas meja sembari menyenandungkan lagu kesukaanya.
"Aku pulang" teriak Jungkook memasuki apartemen.
"Kau pulang. Kenapa cepat sekali." Ujar Jimin memandang Jungkook -selalu- penuh kasih sayang.
"Kenapa kau tenang sekali setelah kejadian tadi?" Tanya Jungkook sembari memeluk kekasihnya dan menyembunyikan wajahnya di perpotongan leher Jimin.
"Lantas, aku harus melakukan apa Jungkook?" Jawab Jimin mengelus punggung tegap kekasihnya.
"Marah? Berteriak? Apapun?" Balas Jungkook menjauhkan tubuhnya untuk melihat wajah kekasihnya.
"Aku akan mendapatkan apa jika melakukan tindakan tak beretika seperti itu?" Tanya Jimin kembali pada Jungkook.
"Aku tak tau lagi harus mengatakan apa." Lirih Jungkook kembali memeluk Jimin.
"Aku memang tidak bisa meninggalkanmu." Tambah Jungkook mengeratkan pelukannya.
"Aku tau. Pada akhirnya kau akan pulang ke 'rumah' mu." Balas Jimin.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Tapi, bagaimana dengan wanita tadi." Tanya Jimin penasaran."Dia hanya seseorang yang merespon ku berlebihan. Bahkan aku tak ada hubungan apapun denganya." Jawab Jungkook enteng.
"Kenapa kau jahat sekali." Kesal Jimin memukul bahu Jungkook pelan.
"Hey jangan salahkan aku. Aku bahkan tidak pernah bilang bahwa aku menyukainya." Sela Jungkook tak terima.
"Jangan lakukan hal itu lagi. Kau mau anakmu kelak merasakan hal yang wanita itu rasakan?"
"Jangan! Tidak tidak aku tidak akan melakukannya lagi. Lagipula kau tidak pernah cemburu. Aku lelah melakukan itu" kesal Jungkook.
"Siapa bilang aku tidak cemburu?"
"Jadi kau cemburu?" Tanya Jungkook antusias.
"Orang mana yang tidak cemburu melihat orang yang mereka cintai bermesraan dengan orang lain tuan Jeon Jungkook." Ucap Jimin sebal.
"Habisnya, kau selalu bersikap tenang. Bahkan aku sempat berfikir bahwa kau tak benar benar mencintaiku."
"Inilah caraku mengatasinya. Kau tak mau bukan melihatku berubah menjadi liar?" Jawab Jimin.
"Inilah mengapa aku begitu mencintaimu Jimin." Ucap Jungkook menatap Jimin intens.
"Nado" balas Jimin terkekeh.
"Hey turunkan aku Jungkook." Teriak Jimin ketika tubuhnya tiba tiba diangkat layaknya karung beras oleh Jungkook.
"Aku ingin makan." Ujar Jungkook santai membawa Jimin masuk kedalam kamar.
"Makananya disana bukan dikamar Jungkook" ujar Jimin menunjukan meja makan yang semakin jauh darinya.
"Malam ini hidangannya berbeda" balas Jungkook dengan senyuman miring saat ia menutup pintu kamarnya.
Poor Jimin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kookmin Enthusiast
Fiksi PenggemarA short story compilation of Kookmin. Jeon Jungkook x Park Jimin #257 - on Fanfiction 05-02-2018 #218 - on Fanfiction 07-02-2018