The Best Gift from God

6.6K 666 36
                                    

Note : Ambil baiknya dan buang buruknya dari cerita ini. Jangan terlalu diambil serius karena ini hanyalah sebuah imajinasi yang tercipta dari otak saya.

Jungkook POV

Hari ini aku dan teman-temanku berkumpul seperti biasa di cafe langganan kami. Hanya sekedar melepas penat karena pekerjaan kami yang begitu menumpuk dengan saling bertukar cerita dan canda.

Tapi saat aku sedang melihat-lihat sekitar, tidak sengaja mataku melihat seseorang dengan rambut berwarna merah muda sedang tertawa bersama teman-temannya.

Tapi saat aku sedang melihat-lihat sekitar, tidak sengaja mataku melihat seseorang dengan rambut berwarna merah muda sedang tertawa bersama teman-temannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Matanya menggemaskan seperti bulan sabit.

Senyumnya, mampu membuatku berhenti bernafas.

Tawanya mampu membuatku juga ikut tertawa.

Aku benar-benar tidak bisa mengalihkan pandanganku darinya.

Aku tersenyum kikuk disaat orang itu melihatku. Sepertinya aku sudah dianggap aneh karena aku tertangkap basah karena terus memperhatikannya.

Aku kembali memperhatikannya disaat ia sibuk berbicara kembali dengan temannya.

Manis.

Orang itu tidak pernah menghilangkan senyumnya ketika sedang berbicara dengan temannya. Entah temannya atau bukan. Aku harap hanya teman.

Tersirat begitu saja difikiranku, membayangkan bagaimana senyuman itu menyambutku saat aku pulang bekerja.

Bagaimana suara tawa menggemaskan itu memenuhi seisi rumahku yang sepi.

Bagaimana tubuh mungil itu kurengkuh dalam tidurku.

Bagaimana bibir kecil berisi itu memberikan kecupan disetiap pagiku.

Lamunanku buyar, kala orang itu beranjak pergi hendak meninggalkan cafe ini. Padahal cuaca diluar sedang hujan. Dengan langkah pelan aku mengikutinya dari belakang. Padahal niatku hanya ingin melihatnya sampai ia pulang tapi tubuhku rupanya berkehendak lain.

Dia berdiri didepan pintu cafe. Menunggu hujan sedikit mereda, mungkin. Lalu aku mendekatinya yang sedang berdiri sendirian tanpa teman-temannya.

"Kenapa tidak menunggu didalam saja?" Aku bertanya.

"Sebenarnya aku sedang buru-buru"
Dia terlihat kaget. Tapi ia menjawab dengan ramah pertanyaanku.

"Ingin kuantar?" Tawarku .

"Tidak perlu, aku akan menunggu sebentar lagi. Terima kasih" jawabnya dengan senyuman yang sudah menjadi daftar senyum favorit pertamaku.

Kookmin EnthusiastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang