Mimpi

48 5 0
                                    

"Kau siapa Tuan ?"

"Aku adalah masa depan mu, di dunia nanti dan akhirat kelak"

Menggenggam sebuah mimpi
Tak mungkin rasanya
Atau , itu hanya halusinasi?
Ilusi?
Atau .. sekadar nya?

Ada yang membuat hati ku berdebar
Kata orang, bila hati berdebar dia adalah impian mu. Dan aku berdebar pada dia. Lalu, apakah dia impian ku?

Tak sempat aku melihat wajah nya
Apalagi,  mengucapkan salam kenal padanya
Mungkin Tuhan hadirkan ini untuk menyembuhkan hati ku. Hati ku yang telah di cacatkan oleh kelakuan mu.

Ini aneh.
Ketika hati telah sakit, tiba-tiba Tuhan mengirimkan dia padaku.
Aku pun perlahan mulai melupakan dia--yang menyakitkan ku.
Lalu menimbun sejuta pertanyaan dalam benak, siapakah dia?--yang ku temui dalam mimpi.

Aku percaya akan ada seseorang yang menghapus setiap air mata yang pernah sia-sia terjatuh hanya demi seorang yang salah. Hati ku kembali berdebar. Dan kali ini masih sama kepada seorang penjaga mimpi ku itu.

Sejuta pertanyaan menggeliang di benak ku.
Tapi, aku memutuskan untuk tidak mencari tahu nya.
Cukup lah aku tahu sedikit saja, Tuhan menghadirkan ini tak lain tak bukan untuk membuat ku kembali bangkit, untuk berada di Jalan-Nya. Jika memang, dia untuk ku. Biarlah menjadi rahasia.
Biarlah menjadi hadiah, aku percaya pada skenario-Nya.

Tuan. Bukan untuk Tuan yang dulu. Tetapi, Tuan yang hari ini aku temui.
Tuan.
Jika hati kita sama-sama berdebar
Apakah Tuhan ikhlas untuk mempersatukan kita?
Jika hati kita sama-sama berdebar
Apakah ini jalan sebaik-baik nya jalan?
Untuk kita.

Ingin rasanya memeluk
Mendekap tubuh nya sedalam mungkin.
Tetapi, dia cepat menghilang.
Dia telah resmi di rahasiakan
Seperti maut yang entah kapan akan menjemput

Memejamkan mata, tersenyum kecil dan sambil mengingat detik-detik terakhir pertemuan ini.

Aku terbangun.
Aku tersadar.
Dari mimpi ku tadi.

Dan ternyata, itu hanyalah mimpi.

Seorang yang menghapus air mata ku itu, hanyalah seutas mimpi.
Ini semakin mengundang banyak tanya pada benak ku.
Kalau mungkin ku raih wajah nya
Lalu bertanya "kau kah masa depan ku nanti?"
Tidak. Aku tak ingin jatuh lagi.
Sakit.
Tapi tak salah bukan, bila membuka hati untuk yang lain. Lalu , menjaga nya rapat-rapat agar tak secelah pun nafsu merenggut.

Aku ada dalam sebuah mimpi
Entah dimensi keberapa yang mungkin saja bisa terjadi, atau bahkan memang benar-benar mimpi.

Kamu adalah mimpi.
Mimpi yang ku semoga kan menjadi nyata
Bahkan aku selalu memimpikan mu
Baik ber-mimpi sungguhan, atau bahkan mimpi-mimpi kan mu.

Terimakasih telah hadir dalam mimpi ku.
Akan ku tunggu kau, dalam mimpi ku selanjutnya.
Akan selalu ku nanti kau pada kehidupan selanjutnya.
Masa depan. Lebih tepatnya itu.

Hari Bahagia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang