Kopi Rindu

46 4 0
                                    

Sore ini aku duduk di kursi depan rumah.
Lumayan dengan angin yang semilir.

Aku menikmati secangkir kopi hangat, sambil menikmati senja.

Aku suka kopi. Kamu juga.

Senja selalu tepat terbit. Pada itu lah kamu tepat datang ke hati ku saat hati ku kosong. Namun, senja terkadang pergi tanpa pamit. Meninggalkan bekas indah, saat itu pula kamu pergi tak tepat dari hati ku.

Sebelumnya sudah ku tulis.
Bila kau rindu pada ku, pandanglah senja sekarang. Pandangan lah warna jingga nya. Menyejukkan kalbu. Seperti yang aku lakukan. Saat ini ,aku merindu mu.

Aku rindu, saat kita melakukan kebiasaan -kebiasaan lalu.
Seperti menikmati kopi bersama.
Hangat nya membawa ku kembali tersungkur padamu.
Bahkan masih membekas , saat kau memelukku dengan erat seakan kau tak mau kehilangan ku. Tapi, justru aku yang kehilangan.
Kamu begitu cepat menghilang, hilang. Dan aku lah yang kehilangan.

Dari ujung ke ujung, patah hati rasanya.

Kopi Rindu.
Kopi yang mengingatkan ku pada dirimu.
Diri mu yang sudah lama menjadi lalu.
Berkabung bagai debu.

Ingat.
Aku tak akan pernah menyerah untuk melupakan mu. Seperti saat aku tak menyerah mencintai mu. Waktu itu.
Merengkuh kisah ku. Kisah yang akan benar-benar abadi.
Sepanjang masa, bersama orang yang tepat.

Kamu suka kopi. Aku juga.

Kamu mencintai ku. Aku juga.

Kamu suka kopi. Aku juga.

Kamu melupakan ku. Aku juga.

Semua perbuatan akan kembali pada diri sendiri. Karena cermin akan memantulkan bayangan sinar sendiri.
Karena nanti , akan kembali pada tangan yang membuat nya.

Tuan, sudah kah kau minum kopi hari ini?

Hari Bahagia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang