Satu Tahun kemudian..
"Iya buk, sabar yaa.. biar saya dan suster sementara yang akan merawat suami ibu." Ucap perempuan tegas--dengan jas Dokter.
Gelar Dokter telah ia raih. Cita-cita nya sudah tercapai. Alika. Dokter Alika.
"Ibu, suami ibu sudah menjalani operasi. Ibu sudah boleh menjenguk nya, saya harap suami ibu baik-baik saja..terus berdoa ya bu" Ucap Alika.
Alika pergi ke Loby, Alika membenarkan baju dan jas nya. 'Bruugggg' Alika menabrak seseorang.
"Maaf maaf Dokter.." Ucap seseorang itu."Iya tidak apa-apa. Tunggu? Saya pernah melihat kamu?" Ucap Alika dengan nada bicara hormat.
"Kamu Adi ya?" Lanjut Alika."Kok tau? Kamu siapa?" Tanya balik Alika.
"Alika. Alika Kulsum."
Mereka pun berbincang-bincang. Apa pekerjaan yang mereka lakukan. Adi menjadi arsitektur bangunan.
Kemudian saat jam pulang, Adi mengajak Alika pulang bersama."Kamu masih sama Aisyah?" Ucap Alika.
"Alhamdulillah, kami sudah bertunangan."
"Alhamdulillah, kamu beruntung nya. Tidak seperti saya, kehilangan cinta saya setahun kemarin." Kata Alika sambil menunduk sedih.
"Memang nya siapa dia?"
"Mas Haidar.. seseorang yang saya kagumi 6 tahun."
"Mas Haidar yang dulu satu SMA sama kita?"
"Iyaah.."
"Memang dia kenapa?" Tanya Adi pura-pura tidak tau dengan keadaan sepupu nya itu.
"Beberapa jam sebelum mas Haidar melamar saya , saya diberikan kabar oleh keluarga mereka bahwa mas Haidar sudah meninggal karena kecelakaan."
"Haidar meninggal pada saat kecelakaan? Bukannya Haidar pergi dari rumah sakit?" Batin Haidar. Haidar memutuskan untuk tidak memberitahukan hal tersebut, karena ia takut Alika akan kembali tersungkur dari kenyataan yang akan ia ungkapkan.
Sebenarnya Adi telah tau tentang keberadaan Haidar. Haidar berada di sebuah kampung kecil. Kini ia tinggal disana, dan mengajar anak-anak kecil untuk mengaji.
Adi tau keberadaan Haidar karena Haidar waktu itu menelpon Adi. Dan Haidar meminta untuk tidak memberitahukan hal ini kepada keluarganya, maupun Alika sendiri. Karena Haidar ingin mencari pekerjaan kemudian menabung uang nya untuk kembali ke keluarganya.
Haidar berpikir, pasti kini keluarganya masih merasa kehilangan. Dan mendoakan kepergian nya , tanpa mereka tau bahwa ia masih hidup.Adi ingat dengan kata-kata Haidar yang ingin sekali bertemu dengan Alika. Waktu yang membantu Alika bertemu dengan Adi adalah cara Allah mempermudah jalan temu untuk Haidar dan Alika.
"Alika kamu mau tidak mendatangi suatu Desa ? Mungkin Desa itu kotor? Kamu juga bisa mengecek kesehatan penduduk disana?"
"Wah, saya mau sekali. Kebetulan saya ada libur kerja di Rumah sakit 2 hari lagi."
"Wah, pas juga. Oke kita berangkat 2 hari lagi."
---
Haidar tinggal di gubuk kecil. Sederhana,tapi membuat dia nyaman. Haidar hanya makan ketika ada persediaan makanan. Kadang tetangganya , Munah memberikan bekal. Munah juga dekat dengan Haidar. Haidar juga sudah menganggap Munah sebagai sahabat nya.
Namun, kenyamanan yang Munah rasakan menimbulkan perasaan suka pada Haidar.
Munah menganggap Haidar lebih dari sekadar sahabat. Bahkan orang tua Munah ingin memberikan lamaran bagi Haidar."Mas Haidar, saya bawakan nasi kuning..dimakan yah mas.."
"Wah, Alhamdulillah.. makasih ya Munah." Ucap Haidar sambil menyantap makanan yang Munah berikan.
"Kamu pernah pacaran?" Tanya Munah gadis desa dengan polos.
"Pacaran? Ahaha..saya tidak pernah gitu Munah."
"Terus kamu sekarang suka sama siapa?"
Haidar diam dan teringat akan Alika. Tapi Haidar memilih bungkam soal Alika. Lebih baik dirinya sendiri yang memendam.
"Tidak sama siapa-siapa.." ucap Haidar.
"Wahhh, Haidar gak suka sama siapa-siapa. Semoga saja rencana ini berjalan dengan lancar." Batin Munah dalam hati.
Munah datang ke Rumah nya dengan bahagia. Abah nya akan melamar dua hari lagi.
Tepatnya bersamaan saat Alika akan datang ke Desa itu.Waktu satu tahun adalah waktu yang membuat Munah jatuh cinta pada Haidar. Memang butuh waktu sebentar untuk jatuh cinta.
Namun di sisi lain, waktu satu tahun adalah waktu yang di tempuh Alika untuk berpura-pura bahagia sebenarnya. Berusaha melupakan ,namun tak bisa. Dan berusaha hidup tanpa kehadiran Haidar lagi.Waktu adalah segalanya. Satu detik, adalah satu kenangan. Satu detik bernapas, adalah tugas kita untuk membuat kenangan indah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hari Bahagia [END]
RomanceMusim sudah berlalu Waktu sudah berganti Rasa sakit itu telah pergi Hati itu telah sembuh Di setiap pertemuan pasti beralasan. Ada yang bertemu hanya untuk saling mengenal. Ada yang bertemu untuk menyembuhkan luka, lalu menumbuhkan luka lagi...