11

25 5 0
                                    

Alika menatap kertas kosong dengan pensil di samping nya.
Tangannya tergerak mengambil rautan pensil yang berada di dekat lampu meja belajar nya.
Meraut pesil dengan sedikit menajamkan nya dan menghilangkan tumpulan.
Hingga tercipta lah tulisan dengan tinta hitam yang masih sedikit buram-buram.

Menulis kan nya dengan penuh hati.

Menuliskan nya sambil mengingat saat-saat awal pertemuan nya dengan Haidar.
Alika dan Haidar adalah dua hati yang baru saja lahir dan kembali dipertemukan. Dengan kisah-kisah lalu yang inspiratif untuk menjadi diri yang lebih baik.
Saling memperbaiki diri.
Dalam memperbaiki diri ada rindu yang tak bisa di ungkapkan.

Alika menyadari nya. Bahwa ke-kaguman ini bukan sekadar kebetulan, juga kagum yang biasa saja. Tapi kagum yang menjatuhkan--menjatuhkan hati.

Tersibak pikiran di hati Alika. Jika menulis adalah kesenangan nya, tulisan adalah cara dia menghabiskan waktu nya , maka surat adalah cara untuk mengatakan nya.

Dia ingin mengungkapkan perasaan nya selama ini lewat sejumlah tulisan yang selalu ia tuliskan. Di mana ia mencurahkan isi hatinya. Seolah menulis adalah bagian pemanis hidup baginya.

Surat telah Alika buat. Dengan cover bewarna jingga yang berhiaskan huruf H dan I -- "HI!" Yang artinya Hai untuk sebuah sapaan.
Ia juga meninggalkan jejak pengirim 'Pengagum Rahasiamu'.

Sederhana saja. Se-sederhana perasaan Alika pada Haidar.

---

"Kepada siapa aku menitipkan surat ini?"
Gumam Alika di dalam hati.

Selang detik setelah Alika memikirkan hal itu , Alika ingat dengan kalimat Bu Nisa yang meminta pada anak Hadrah kemarin untuk mengembalikan jubah putih yang di pinjamkan Bu Nisa di Masjid saat jam istirahat.

Alika coba melihat Haidar nanti saat jam istirahat.

---

Saat ini telah tiba. Alika menunggu Haidar datang ke Masjid. Alika mengintip dibalik jendela.

Melihat langkah kaki yang disinari matahari di balik tubuh yang tinggi, dan datanglah seorang yang di tunggu Alika. Setelah masuk ke dalam Masjid Alika pergi keluar kelas.
Alika melihat keadaan sekitar. Mengendap-endap seperti sedang ingin mengambil sesuatu.
Alika meletakkan surat nya di dalam sepatu Haidar. Mungkin dia pertama tak sadar tapi Haidar nanti akan merasakan keganjalan di dalam sepatunya.
Alika menggulung surat nya.

Lalu Alika pergi sebelum ada yang melihat nya.

Alika segera masuk ke dalam kelas nya dan melupakan semua yang telah terjadi. Mana disaat Alika memberikan surat nya tadi.

Haidar sedang asik berbincang dengan teman-teman nya. Memasang sepatu dan kemudian melihat kertas. Teman-teman nya masih dalam keadaan berbicara , Haidar mengambil kertas itu dan meletakkannya dalam saku nya.

Haidar sampai di kelas dengan rasa yang amat penasaran. Siapa pengirimnya? Dan untuk apa?
Haidar membuka isi kertas tersebut.
Tertulis..

Untuk mu , Yang aku kagumi..

Sederhana saja
Aku menuliskan surat ini dengan kata yang sangat sederhana. Dengan arti yang sangat sederhana dan dengan cara yang sangat sederhana. Aku harap perasaan ini juga sesederhana surat yang ku buat.

Pesan ini untukmu.
Kemarin aku lihat, kata demi kata yang kau tulis rapi sesuai isi hatimu pada  seseorang
Aku sedikit merasa , sebab di dalam tulisan mu kau menceritakan ke khawatiran mu padanya.

Hari Bahagia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang