Bintang, Bulan dan Langit

34 6 0
                                    

Kamu tau apa yang aku lihat malam ini?
Kamu tau benda kecil itu?
Bintang namanya. Iya itu kamu. Aku lihat kamu ada dimana-mana.
Berkelap-kelip dari rawa-rawa berlumpur dan Langit biru malam.
Seperti nya kamu sudah menjalani tugas mu. Sebagai sebuah bintang. Menebarkan setiap cahaya dari diameter terjauh mu. Jauh , menjadi kecil tapi aku tetap merangkul mu. Sejauh apa kamu , kamu tetap ada di hati ku. Seperti bintang itu.

Selain Bintang, Aku melihat Bulan. Iya itu dia. Dia yang selalu kau sebut dalam kalimat mu. Menceritakan setiap lebih nya-- bagaimana kamu mencintai nya dan bagaimana awal kamu mengenal nya. Beruntung menjadi Dia, karena kamu selalu melihat ke arah nya. Dia cantik, dan sempurna. Bulan itu memancarkan cahaya dari mu , artinya kau adalah bagian hidup yang berarti untuk nya.
Andai saja aku bisa menjadi Bulan, beruntung lah aku. Bukan kah Bintang Dan Bulan saling berpasangan?

Di sisi lain, aku melihat hari ini. Suasana gelap, namun tak kelam. Itu lah Langit, dan itu Aku. Langit hanya menjadi pelengkap bagi Bulan dan Bintang. Menjadi pendukung bagi mereka berdua.
Langit memang terkesan biasa, tapi tanpa langit tidak akan ada malam seindah ini. Saat aku liat Bulan dan Bintang selalu bersama, mengkhianati langit yang padahal selalu setia pada Bintang. Walaupun jauh, dimana Bintang berada di sanalah ada Langit. Tak akan pernah lepas dari itu.

Ini masih tentang mu.
Masih ku luapkan seisi hidup ku.
Meskipun tak semuanya bisa ku ceritakan, karena pantas nya tentang mu telah ku lupakan.

Aku menulis ini agar aku lupa.
Sebab, menulis adalah hal yang paling ku suka. Setidaknya lebih berharga dari pada mengingat kenangan manis dengan mu. Walau berujung pahit memang.

Malam ini, kau juga memikirkan ku?
Apakah kau sudah menyesal, dan bersalah atas tindakan mu?
Kau peduli kah padaku? Bahwa aku pernah sakit. Aku pernah terluka. Dan aku pernah mencintai mu dengan dalam.
Pernah. Hanya pernah. Pernah dulu, tak untuk sekarang.

Ketika aku menjadi Langit , aku harus siap dengan segala nya. Begitu melihat kau dekat dengan Bulan dan bahkan mencintai nya.
Cukup mudah kau berpaling dari ku
Padahal aku adalah seorang yang telah menemani mu dari Nol. Kita pernah bahagia bersama. Namun setelah hadir nya. Tidak ada lagi.

Hari ini, biarlah Langit,Bintang dan Bulan menjadi saksi. Bahwa kita pernah bahagia bersama, dan hari ini pula kita harus saling melupakan.

Lupakan--Lupakan dan Lupakan.
Melupakan bukan pergi tak hirau. Melupakan yang tepat adalah berjalan lurus mencari apa yang memang kita tuju. Bukan lagi mengejar masa lalu.

Terpaksa perasaan ini harus ku akhiri. Seperti waktu itu saat kau berkata;  "mungkin harus berakhir"

Aku bersyukur telah melewati kisah saat kau memberikan salam perpisahan. Salam terakhir. Karena , banyak di luar sana yang berakhir tanpa salam perpisahan.
Dan itu lebih menyakitkan daripada yang aku rasakan.

Tuan, Hari ini aku pergi.
Harus bisa untuk pergi.

Hari Bahagia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang