"Assalamu'alaikum." Tampak langkah kaki Alika menuju ruang kelas baru nya.
Alika tersentak kaget melihat semua siswa yang sudah duduk berjajar rapi, sedangkan dia baru saja datang.
"Alika Kulsum? Silahkan duduk". Kata wali kelas Alika dengan ramah, dan tanpa amarah.Alika merasa lega. Karena wali kelasnya tak marah. Mungkin wali kelas nya sudah tau tentang kejadian dompet Alika yang hilang.
Alika duduk bersama seorang perempuan.
"Dari mana?." Tanya anak perempuan itu sebelum akhirnya Alika duduk.
"Dari SMP 1 ANTASARI,kamu?." Tanya balik Alika pada anak itu.
"SMP 2 TEGALSARI,nama ku Aisyah"
"Salam kenal." Sapa Alika dengan hangat.Di depan kelas, Wali kelas memperkenalkan dirinya pada murid-muridnya.
"Nama saya Susi Suratini, panggil saja Ibu Susi. Saya di sini mengajar mapel Olahraga. Saya tidak galak, hanya saja saya tegas. Saya ingin kalian disiplin."Alika takjub dengan Bu Susi. Setelah perkenalan , dia banyak bercerita tentang masa kecilnya hingga saat ini.
Ibu Susi orang tak punya, tetapi ia mampu menyandang ilmu yang tinggi hingga S2. Ibu Susi selalu berusaha menjadi yang terbaik, walaupun yang lain di sana ada yang lebih baik. Beliau terbiasa disiplin sejak kecil. Selain itu Bu Susi juga merupakan anak Piatu, tanpa seorang ibu dan hanya tinggal bersama seorang ayah yang sekaligus menjadi ibu bagi beliau. Namun kekurangannya itu tak menyurutkan semangat beliau.
Subhanallah.🌜🌜🌜
"Gimana dek sekolah nya tadi?" Abang pun bertanya.
"Alhamdulillah seruu, Abang gimana kerja nya tadi?"
"Sukses kok, Alhamdulillah seperti biasa. Lancar jaya". Kata Abang nya sambil berhenti di bengkel motor milik Ayah Alika.
"Ngapain ke bengkel bang?" Tanya Alika.
"Abang lupa ada barang yang ketinggalan di laci."
"Apaan bang?.."
Abang Alika tidak merespon pertanyaan nya itu.
Kemudian Abang nya Alika datang dengan membawa dua bungkus kresek hitam yang lumayan besar di tangannya.
"Apaan ituu bang?" Tanya Alika sambil meraba-raba kresek yang di bawa Abangnya itu.
"Kejutan buat Ibu"
"Alhamdulillah, buat bapak?"
"Ada kok. Yuk pulang." Abang dan Alika langsung pergi dengan sepeda motor nya."Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumussalam, tumben cepet?"
"Iya Bu, Doni agak capek." Kata Doni yang merupakan si Abang Alika.
"Bang, kasih dong..." Kata Alika sambil berbisik-bisik.
"Ibu, Doni punya hadiah buat Ibu.." ucap Doni sambil menyerahkan kresek yang ada di tangannya.
"Masyaa Allah Don, ngerepotin kamu. "
"Endak Bu, apassihhh yang endak buat orang tua" kata Doni dengan logat Jawa yang sangat terlihat.Ibu nya senang melihat yang di hadiahkan oleh anaknya sebuah mukenah biru bermotif kupu-kupu dan sebuah tasbih.
"Makasih nak, ibu jadi berhutang sama kamu." Kata ibu sambil memeluk Abang nya si Alika.
"Ehe buk, malah Doni yang berhutang nyawa ke Ibu."Doni melangkah ke kamar belakang dengan membawa sebungkus lagi hadiah untuk Bapak.
"Ini hadiah buat bapak"
"Berapa yang kamu kumpulan buat beliin bapak baju Koko?"
"Gak banyak kok pak, tiap hari di sisain. Lumayan buat baju bapak lebaran nanti."
"Anak Bapak sudah dewasa, kumpulan uang mu juga buat mahar suatu saat kamu menikah Don."
"Belum kepikiran pak, yang penting bahagiain orang tua dulu. Lagian siapa yang mau" kata Doni dengan menunduk kan kepalanya.
"Abang gaboleh bilang gitu bang, Abang harus Huznudzon Billah ke Allah. Gak boleh berprasangka buruk gitu. Jodoh Allah yang ngatur Bang."
"Iyah dek, abis sapa yang mau sama tukang bengkel?"
"Allah menilai semua makhluk-Nya sama. Alika sayang Abang." Ucap Alika sambil memeluk Abang nya yang menggunakan pakaian lusuh bercampur oli mesin yang setiap hari ia perbaiki.
Kata-kata manis Alika membuat tenang hati Abangnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hari Bahagia [END]
RomanceMusim sudah berlalu Waktu sudah berganti Rasa sakit itu telah pergi Hati itu telah sembuh Di setiap pertemuan pasti beralasan. Ada yang bertemu hanya untuk saling mengenal. Ada yang bertemu untuk menyembuhkan luka, lalu menumbuhkan luka lagi...