01

72 8 0
                                    

Begitu lah sedikit kata demi kata yang di tuliskan Alika dalam memo nya. Dimana pun dia menuliskan, yang jelas itu adalah kisah tentang cinta nya.
Perjalanan bangkit dari move on yang usahanya sangat mati-matian.
Dan menunggu seseorang datang untuk menyembuhkan luka nya.

Alika.
Kini ia telah sembuh dari luka yang berkepanjangan. Usahanya kini benar-benar berhasil. Meskipun tak sepenuhnya hilang. Dia percaya pada takdir nya.
Dan kini hati nya, hanyalah untuk Allah.
Karena dia berharap, suatu hari nanti akan ada seseorang yang mengucapkan
"Aku mencintaimu karena Allah."
Dan membuktikan nya dengan ikatan yang halal.
---

Hari baru Alika

Pukul 7 pagi. Saat itu telah tiba. Alika pergi ke tempat belajarnya yang baru. Dengan berharap akan tetap menjadi seorang yang berprestasi dan sama dengan sifatnya sejak dulu.

Waktu memang berjalan dengan cepat. Secara tak sengaja, membuat banyak kenangan yang tersimpan. Perjuangan Alika selama 9 tahun dan menuju 12 tahun tidak akan ia sia-siakan.

Alika memang di kenal dengan perempuan yang sangat berprestasi. Sudah banyak prestasi yang ia raih.
Terutama dalam bidang pendidikan agama dan menulis.

"Gimana Lika? Sudah siap menerima kelas dan sekolah yang baru?" Kata Abang nya sambil memutar kunci sepeda motor.
"Insyaa Allah bang, Abang doain Lika aja ya."
"Pasti lah Abang doain adek Abang."

Alika tidak menduga bahwa dia akan sesukses ini. Tanpa adanya kerja keras Abang dan orang tuanya, tak mungkin dia akan bersekolah di tempat yang menjadi sekolah favorit di kota nya.
Mencari nafkah sementara di ganti dengan Abang nya Lika, soalnya Ayah Lika sedang sakit parah selama kurang lebih 1 bulan. Ibu Lika juga membantu perekonomian keluarga nya dengan menjual kue-kue yang dia titipkan ke warung Bu Tini.

"Dah sampee dek"
"Lika sekolah dulu ya bang.."
"Ini uang jajannya, jangan lupa sisihkan separuh buat amal ya."
"Okehh Abang"

Masyaa Allah sungguh mulianya keluarga Lika. Setiap hari ia menyisihkan uang nya untuk beramal.

Lika berjalan di antara banyak nya kerumunan orang yang mondar-mandir kesana-kesini. Mungkin mereka sedang mencari kelas atau menunggu pengumuman. Lika berjalan mengarah ke denah yang terpajang di papan pengumuman.
Karena memang waktu nya sudah jam 7 lewat, dan sekarang sudah masuk waktu Dhuha Lika memutus kan untuk shalat Dhuha sambil menunggu pengumuman kelas yang akan ia tempati.

Masjid Munir.
Namanya saja menggetarkan hatinya. Alika melihat beberapa orang saja yang berada di masjid. Mungkin satu sampai delapan orang saja. Dan itu pun sebagian hanya duduk numpang teduh.
Alika meletakkan tas nya di luar Masjid. Mengambil mukenah , dan menyegerakan berwudhu. Satu persatu di basuh bagian wajah, tangan, dahi dan rambut kemudian kaki.
"Asshadu Allaila Hailallah Waasyhadu Anna Muhammadan abduhu warasuluh"
Setelah mengakhiri wudhu nya, Alika pergi ke dalam Masjid untuk shalat.

Masjid ini sangat lah bersih. Membuat Alika merasa betah disini. Untuk beberapa saat dia duduk disini sambil melihat pemandangan sekitar.

"Kepada seluruh calon siswa baru, di mohon melihat pengumuman di area lapangan basket. Terimakasih"

Pengumuman itu membuat kaget Alika. Tanpa berpikir panjang Alika segera pergi meninggalkan Masjid.

"XIIA?" Kata Alika sambil menunjuk ke arah papan pengumuman.
Selang beberapa menit..
"Bagi siswa baru yang telah mengetahui tempat kelasnya di mohon untuk segera ke sisi kanan untuk menyerah kan kartu tanda pelajar, terimakasih"

"Kanan ? Okee , gak ramee nih Alhamdulillah.."
Ada sekitar lima sampai tujuh orang yang mengantri di sana.
Sebentar lagi giliran Alika.

"Astagfirullah..! Ya Allah, dompet ku kemana?"
"Mbak nya?" Kata panitia yang menjaga pos itu.
"Maaf bak, dompet saya ketinggalan nanti saya kembali kesini lagi ya mbak"
Alika pergi dengan grasa-grusuh.
"Mungkin ada di masjid iyaa!!"
Sambil berjalan ke Masjid, Alika mencari dompet nya di sekitar jalan yang di lalui nya tadi. Sehingga, pandangannya lebih banyak mengarah ke bawah.

"Brrruukkk!!"
Alika menabrak seseorang.

"Emhh, mas maaf.. saya gak sengaja" Kata Alika yang tetap menunduk, fokus mencari dompet nya itu
"Eh kamu kenapa kok bingung gitu?" Tanya seorang lelaki yang barusan di tabrak oleh Alika.

Alika pergi begitu saja. Tanpa menjawab pertanyaan dari seseorang itu tadi.
Alik pergi ke Masjid, dia tak melihat seorang satu pun disana. Dia pikir karena mungkin semua orang sudah sibuk mencari ruangan kelas nya masing-masing. Tiba-tiba ada seorang bapak kebun lewat.

"Assalamu'alaikum bapak, permisi saya mau tanya.. bapak melihat dompet warna hijau tadi pak? Bentuk nya persegi terus ada motif bunga nya pak?"
"Enggak neng, saya gak ngeliat"
"Oh gitu ya pak, makasih pak.."

"Pengumuman. Ditujukan kepada siswa atau seluruh anggota sekolah yang merasa kehilangan dompet berwarna hijau di harap kehadiranya di ruang resepsionis sekarang juga"

Mendengar pengumuman ini, Alika segera pergi ke ruang resepsionis. Tempat nya tak terlalu jauh dari Masjid.

"Permisi bapak, saya kehilangan dompet saya pak."
"Anda dengan nama siaapa?"
"Alika Kulsum,disana ada kartu pelajar saya pak."
"Iya benar, lain kali hati-hati ya"
"Baik pak."

Alika membalikkan badan dan bersyukur dompet nya telah di temukan.

"Dek!"
"Lhoo mas? Ini mas yang tadi kan?"
"Iya, saya yang menemukan itu. Tepatnya setelah saya shalat Dhuha."
"Masyaa Allah, makasih mas. Kalau dak ada mas nya saya pasti bingung"
"Lain kali kalau bawak barang berharga naruh nya yang bener dek. Kalau gak ada kartu pelajar itu gimana kamu masuk."
"Iya mas, sekali lagi makasih . Saya mau pergi dulu mau daftar. Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumussalam"

Alika kemudian pergi dengan hati yang tenang, dan melanjutkan proses pendaftaran yang tertunda tadi. Meskipun resikonya harus mengantri dan menunggu lebih lama lagi.

Hari Bahagia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang