23

32 5 0
                                    

"Izin dulu ya , mau cari makan.." Izin Haidar pada teman-teman se-alumni nya.

"Oke bro."

Seperti kesepakatan yang sudah di rencanakan. Hari ini diadakan kegiatan Puskesmas Keliling. Untuk memudahkan masyarakat memeriksakan kesehatan nya.

Bukannya mencari , Haidar malah ke tempat dekat Alika beroperasi.
Alika dan teman-teman lainnya berada di dalam mobil, karena disana tempat untuk pemeriksaan kesehatan gratis.
Haidar duduk pas pada posisi Alika yang berada di belakang jendela kaca mobil.
Alika tidak sadar, masih asik dengan tugasnya.
Rasa kagum Haidar padanya tidak perah padam.

Haidar melukiskan wajah Alika dalam buku nya. Lukisannya tak mirip dengan wajah aslinya. Karena memang yang seperti Alika itu jarang. Dan Alika itu istimewa.
Dia adalah mutiara dalam kerang.

"Mau pulang bareng dek?"

"Emh, boleh.. soalnya sudah malem. Cari angkot malem-malem susah, tapi gak ngerepotin kan?"

"Enggak kok dek.."

"Beneran mas..?"

"Iyah.. mas sungguhan. Yaudah yuk."

Diam.
Diam.
Hening.
Berdebar.
Sesekali melihat.
Bedebuk kencang.
Salah tingkah.
Takut.
Malu.
Campur aduk.

Yah, begitu lah rasanya.

"Mas buku nya.." ucap Alika memecahkan keheningan

"Simpan aja.."

"Kenapa?"

"Simpan aja, emang gak mau nyimpan?"

"Mhh..iii-iya"

"Kemana ini jalannya?"

"Belok kiri ada wartel dah sampai mas.."

"Oke.."

Alika turun. Dan Haidar melanjutkan perjalanan nya.

"Hati-hati mas.." Kata-kata itu terucap spontanitas dari mulut Alika.

---

Pagi ini Alika bersandar di gazebo tempat nya kuliah.
Alika membaca buku catatan nya. Buku catatan yang diberikan Dosen nya. Alika mengulang lagi pembelajaran yang pernah dia lalui.

'Srrrrr'
Suara kertas yang terjatuh melambai.

"Mau kah kamu menikah dengan ku?"
Isi kertas tersebut.
Alika bingung siapa yang mengirim ini, atau jangan-jangan hanya teman-teman nya saja yang usil.
Alika berniat membuang kertas tadi, Alika beranjak dari duduknya lalu melihat bayangan tubuh seorang pria.
Alika melihat keatas, yang ternyata seorang itu adalah Haidar.
Wajahnya langsung memerah mendapati senyuman Haidar yang sangat manis. Alika menundukkan kepalanya. Dan menyimpan bahagianya dalam-dalam.

Kemudian Haidar membuka pembicaraan.

"Itu aku. "

"Kertas ini?" Tanya Alika.

"Iya. Kamu mau?"

"Datangi saja orang tua ku .."

"Masalah nya saya tidak tau alamat rumah mu."

Kemudian Alika menulis alamat nya pada kertas tadi, dan memberikannya kepada Haidar.

"Aku tunggu kamu nanti. Sehabis Maghrib.."

"Hari inii?"

"Iya kenapaa?"

"Tidak apa-apa.."

Hari Bahagia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang