*
*
*
*
*
Sebuah suara yang tiba-tiba menyahut itu membuat Yeri mendongakkan kepalanya, seseorang yang sangat dirindukannya kini sudah membuka matanya kembali.
Lee Taeyong.
Pria itu sudah sadarkan diri, walau sepertinya matanya masih sedikit sulit untuk terbuka sempurna.
"Taeyong!" Yeri langsung memeluk pria itu dan ia lagi-lagi menangis.
"Tenanglah, jangan menangis. Sudah berapa banyak air mata yang mata cantik ini tumpahkan untukku?" ujar Taeyong sambil mengusap lembut surai coklat Yeri.
Yeri merenggangkan pelukkannya, ia menatap Taeyong yang tersenyum ke arahnya.
"Maafkan perbuatanku, karna aku kau jadi terbaring di rumah sakit begini" cicit Yeri sambil menundukkan kepalanya.
"Kemarilah" Taeyong menepuk pelan kasurnya. Yeri menurut, ia pun duduk di sisi kiri ranjang Taeyong.
Taeyong membenarkan posisinya walau sedikit susah, kemudian menyenderkan kepala Yeri di bahunya.
"Ini bukan salahmu, wajar jika kau takut padaku karna dulu aku sempat ingin membunuhmu." ujar Taeyong dan tangannya mulai mengusap surai coklat Yeri.
"Tapi..."
"Sudah jangan merasa bersalah lagi, itu membuatku sedih. Aku bersyukur kau baik-baik saja" Taeyong memotong pembicaraan Yeri, ia tak ingin gadisnya itu merasa bersalah lagi.
"Taeyong..." panggil gadis itu pelan.
"Hm?"
"Kenapa... kenapa kau mengorbankan nyawamu demi aku?" tanya Yeri. Taeyong tersenyum, ia mengecup singkat puncak kepala Yeri.
"Karna aku mencintaimu, aku tak bisa kehilangan orang yang aku cintai. Merelakanmu sama saja dengan aku bunuh diri" jawab Taeyong dengan senyum manis dibibirnya.
"Tapi Taeyong... aku, aku belum memiliki rasa yang sama sepertimu, maksudku aku belum begitu mencintaimu" tutur gadis itu.
"Begitukah? Tak apa, aku akan menunggumu. Seiring berjalannya waktu, perasaanmu padaku pasti akan bertambah"
"Aku punya permintaan untukmu," Yeri menatap Taeyong tepat di matanya.
"Apa itu? Apapun akan aku lakukan untukmu"
"Bisakah kau berhenti menjadi seorang psikopat? Aku takut jika kau masih seperti itu, kau akan menyakiti lebih banyak orang. itulah alasan kenapa aku belum mencintaimu sepenuhnya" pinta Yeri.
"Apapun akan aku lakukan asalkan kau senang Yerimie, tapi aku tak bisa berjanji akan sembuh sepenuhnya. Ah tapi aku akan berusaha untukmu" Taeyong kembali mengecup puncak kepala Yeri dan gadis itu tersenyum.
"Terima kasih sudah menjadikan aku alasan untukmu kembali normal" ujar Yeri dengan nada tulus.
Tak lama, Jaemin dan Jaehyun kembali ke ruang inap. Mereka juga membawa beberapa makanan dan minuman.
"Kami kembali" kata mereka.
"Aish mengganggu saja" ringis Taeyong kesal.
"Tidak boleh berbicara begitu hm" ujar Yeri sambil tersenyum.
"Wah Taeyong kau sudah sadar?" Jaemin dan Jaehyun terlihat senang.
"Belum aku masih pinsan" ujar Taeyong malas.
Yeri hanya terkekeh pelan melihat ketiga pria itu, pria aneh yang tiba-tiba datang san mengubah hidupnya 180°
"Kau tau betapa emosinya aku saat itu, aku hampir saja membunuh Jaehyun" ujar Jaemin.
"Dan aku hampir saja membunuh Yeri" kali ini Jaehyun yang berbicara.
"Apa?!" Taeyong langsung kesal.
"Yak! Jaehyun apa yang kau bicarakan? Kau bisa kehilangan nyawamu" kata Jaemin.
"Akan ku bunuh kau!" kata Taeyong yang mulai emosi.
"Dengarkan aku dulu!" ujar Jaehyun tegas.
"Aku hanya bercanda tapi kau membuat itu seolah-olah serius"
Plak!
"Bisa-bisanya hyung bercanda dengan raut serius" kesal Jaemin setelah ia menampar keras bahu Jaehyun.
Yeri hanya bisa tertawa kecil, dan tangannya beralih mengelus pelan tangan Taeyong karna pria itu masih terlihat marah.
"Jadi sekarang Yeri akan kembali ke flat bersama kami lagi?" tanya Jaemin.
Yeri berfikir sebentar, kemudian mengangguk yakin.
"Iya aku akan kembali ke flat itu" balas Yeri.
"Tapi kau tak apa tinggal dengan kami yang isinya manusia tidak normal ini?" tanya Jaehyun ragu.
Yeri menundukkan wajahnya, "Sebenarnya aku kaget saat melihat sifat asli kalian bertiga, ternyata ketampanan kalian sangat berguna menutupi kekurangan itu" tutur si cantik Kim.
Jaehyun terkekeh pelan dan mengusap surai Yeri gemas, "Tenanglah, kami bertiga sedang dimasa pemulihan" ujarnya.
"Hei! Kenapa kau mengusap surai gadisku?!" protes pria bermarga Lee itu.
Jaehyun dan Jaemin berdecih bersamaan, tak lupa mereka juga memutar bola mata jengah.
"Seharusnya kau bilang dulu yang sebenarnya hyung, baru kau mengusap rambut Yeri" celetuk Jaemin.
Taeyong memasang ekspresi bingung, ia tak bisa menangkap maksud dari ucapan Jaemin.
"Ternyata Kim Yerim itu adik sepupuku yang sudah lama hilang, aku baru mengetahuinya saat aku berkunjung ke rumah orang tuaku. Disana ada foto kami saat masih kecil, dan orang tuaku mengatakan Kim Yerim adalah sepupuku yang hilang saa kejadian mengenaskan yang merenggut nyawa kedua orang tuanya" jelas pria Jung itu.
"Wah tak kusangka dunia se sempit ini, tapi syukurlah. Setidaknya kini Yeri sudah bertemu keluarganya" Taeyong tersenyum dan tangannya mengusap pipi Yeri lembut.
"Bukan hanya Jaehyun hyung, tapi aku dan Taeyong hyung adalah keluarga Yeri juga. Benar kan hyung?" sahut Jaemin.
"Yak ternyata kau setelah berganti kepribadian jadi pintar begini ya?" balas Jaehyun dengan tawanya.
Jaemin cemberut, padahal dia sudah pintar dari dulu. Tapi kenapa baru sadar sekarang sih?!
.
.
.
TBC
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Psycho Is Lee Taeyong
Fanfiction[COMPLETED] "You're mine and I'm yours" ©yllwbubbles [Start and fin on 2018] [Revisi on 2021]