*
*
*
*
*
Yeri masih terlelap dalam tidurnya, padahal jam sudah menunjukkan pukul tujuh pagi. Menyadari sinar matahari Yang menerpa wajah cantiknya, Yeri sedikit menggeliat. Gadis itu kemudian meraba ke samping kirinya, tidak ada Taeyong disana.
"Taeyong..." Panggilnya kecil dengan suara khas orang bangun tidur.
Dengan kesadaran yang belum terkumpul penuh, Yeri mengubah posisinya menjadi duduk. Ia melihat ke sekeliling kamar, tidak ada Taeyong di kamarnya.
Yeri akhirnya memilih bangkit, ia berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Selang beberapa menit, gadis itu keluar dari kamar mandi.
Yeri berjalan keluar kamar, tujuannya saat ini adalah dapur. Dari ruang tengah, ia dapat melihat tubuh Taeyong yang tengah memasak. Gadis itu berjalan menghampiri Taeyong.
"Kau masak apa?" Tanya Yeri.
"Oh sudah bangun, aku memasak nasi goreng" jawab Taeyong dengan senyum yang sudah terukir ketika melihat Yeri.
"Ada yang perlu aku bantu?"
"Tidak ada, masakkannya sudah hampir siap. Kau duduk saja, biar aku yang menyiapkan semuanya" jawab Taeyong. Yeri mengiyakannya, kemudian gadis itu duduk di salah satu kursi meja makan.
Sebuah senyuman kecil terukir di wajah Yeri, pria yang ia cintai sekarang sudah berada di sisinya lagi.
"Bagaimana nanti ekspresi Taeyong ketika ia tahu kalau aku sedang mengandung anaknya?" -batin Yeri.
"Nah nasi gorengnya sudah siap" ucapan Taeyong seketika membuyarkan lamunan Yeri.
"Wahh kelihatannya enak" kata Yeri antusias membuat Taeyong menjadi gemas sendiri.
"Cobalah" ujar Taeyong. Yeri mengangguk, ia kemudian menyendokkan nasi goreng itu. Tapi ketika ingin melahapnya, Yeri merasa mual.
"Loh Yer apa kau sakit?" Taeyong langsung cemas ketika melihat Yeri yang tiba-tiba mual.
"Tidak... Hueekk.."Yeri segera beranjak menuju kamar mandi, diikuti oleh Taeyong di belakangnya.
"Kau baik-baik saja? Ayo kita ke rumah sakit" ujar Taeyong ketika Yeri sudah tidak mual lagi.
"Tidak, aku baik-baik saja Yong" kata Yeri.
"Lalu kenapa kau mual? Masuk angin?" tanya Taeyong.
"Bukan, itu karna..."
"Karna apa?"
"Karna bayinya..." cicit Yeri.
"Oh bayi... Ha?! Apa? Bayi?!" kata Taeyong yang awalnya santai tetapi langsung histeris. Yeri mengangguk, ia menunduk berusaha menutupi pipinya yang sudah merona.
"Sayang apa ini benar?" tanya Taeyong yang masih tidak percaya.
Yeri kembali mengangguk, Taeyong yang sudah sangat senang langsung memeluk Yeri erat.
"Terima kasih" ujar Taeyong lembut.
"Untuk apa?" Yeri mendongakkan kepalanya menatap Taeyong.
"Terima kasih karna sudah memberikan banyak kebahagiaan di dalam hidupku"ujar Taeyong.
"Aku juga berterima kasih kepadamu karna kau sudah membuat duniaku lebih berarti" balas Yeri.
Chu~
Satu kecupan dari Taeyong sukses mendarat di bibir cherry milik Yeri, gadis itu tersenyum walau pipinya sudah merona.
Taeyong melonggarkan pelukkannya, ia kemudian menunduk dan mengelus perut Yeri yang masih rata itu.
"Halo jagoan ayah" kata Taeyong membuat Yeri terkekeh kecil.
"Perutku masih rata Yong" candanya.
"Tapi walau begitu, ada kehidupan di dalamnya Yer" balas Taeyong. Yeri hanya bisa tersenyum, tangannya terulur untuk mengusap puncak kepala Taeyong.
*maksudnya tuh yeri lagi elus kepala taeyong dan taeyong ngelus perut yeri, ngertikan kalian? Udah ngertiin aja :v
*
*
*Taeyong dan Yeri kini tengah berada di ruang keluarga, dengan posisi Yeri yang duduk santai dan Taeyong yang tiduran dengan kepala pria itu di atas pangkuan Yeri.
Mereka berdua tengah menonton TV, moment seperti ini sangat langka sekali terjadi di keluarga Lee ini.
"Oh ya Yong, lukamu sudah di ganti perbannya?" tanya Yeri dan Taeyong hanya menggeleng.
"Kenapa belum? Seharusnya kau ganti, emang mau lukamu infeksi?" omel Yeri.
"Aku maunya kau yang obati" jawab pria itu.
"Hfft... Yasudah kamu berdiri dulu, aku akan ambil p3k" Taeyong menuruti perintah Yeri dan gadis itupun pergi mengambil kotak p3k.
Setelah mengambil kotak obat itu, Yeri kembali ke ruang keluarga dan duduk di samping Taeyong.
"Sini tanganmu" kata Yeri dan Taeyong mengulurkan tangannya yang luka itu.
Dengan teliti, Yeri mengganti perbannya. Hanya butuh beberapa menit saja, kini tangan Taeyong sudah dibalut perban yang baru.
Chu~
Yeri mencium lengan Taeyong yang berbalut perban itu, kemudian tersenyum.
"Lukanya akan sembuh" ujar Yeri dengan senyum manisnya, membuat Taeyong sangat gemas.
Taeyong menaruh kotak obat itu di atas meja, ia kemudian mendekati Yeri.
"Kenapa Yong? " tanya Yeri yang sedikit gugup.
Taeyong masih diam, lama kelamaan wajahnya dan Yeri semakin dekat, hanya tinggal beberapa centi lagi.
Tinggal sedikit lagi, bibir Taeyong dan Yeri hampir menyatu. Tapi amat sialnya karna—
Ting! Tong!
"Ah sial!" umpat Taeyong ketika mendengar suara bel rumahnya.
.
.
.
TBC
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Psycho Is Lee Taeyong
Fanfiction[COMPLETED] "You're mine and I'm yours" ©yllwbubbles [Start and fin on 2018] [Revisi on 2021]