d u a

12.9K 1K 12
                                    

*
*
*
*
*

Taeyong sudah bersiap dengan style an jas andalannya, pria itu tanpak sangat tampan berbalut jas hitam dan rambut yang disibak kebelakang memperlihatkan dahinya.

Jangan lupakan rahang tegas dan wajah tampannya yang mampu memikat banyak gadis.

"Jam berapa meetingnya?" tanya pria itu kepada Jaehyun.

"jam 10, setelah makan siang kau juga ada meeting dengan direktur Hwang"

"Batalkan meeting dengan tuan Hwang, aku ada urusan setelah makan siang" Taeyong melangkah meninggalkan Jaehyun dibelakangnya.

"Astaga pria ini sangat menyusahkan ku" monolog pria tampan berlesung pipi itu.

Taeyong dan Jaehyun berangkat menuju kantor yang Taeyong bangun dengan jerih payahnya itu. Perusahaan megah yang berpengaruh di Korea Selatan.

Tyong Corp

Perusahaan yang Taeyong bangun sejak umurnya masih belia, awalnya perusahaan ini hanya sebagai bentuk balas dendamnya terhadap sahabat lamanya yang sempat meremehkan pria itu dan menganggap nya tak berguna.

Hingga kini perusahaan itu sudah berkembang dan memiliki cabang diberbagai belahan dunia.

Sayang sekali sahabat lamanya itu sudah tiada karna terkena racun arsenik, siapa lagi pelakunya kalau bukan pria Lee itu.

"Bukan aku yang membunuhnya, dia yang meminta kematiannya sendiri" ujar Taeyong kala itu saat Jaemin—sepupunya Taeyong— bertanya akan hal itu.

Sudahlah, nyatanya kini Taeyong sudah punya sahabat baru. Jung Jaehyun, pria tampan namun 'gila' yang tak sengaja ia jumpai di pemakaman sahabat lamanya itu.

*
*
*

"Kau mau kemana Yong?" Jaehyun mencegah langkah Taeyong kala pria ber rahang tegas itu hendak meninggalkan ruangannya.

Jam makan siang barusaja usai, namun Taeyong malah ingin pergi meninggalkan kantornya.

"Ada hal yang harus kulakukan" ujar pria itu.

"Ini masih siang kalau kau lupa"

Taeyong mendecih pelan, "Kau kira aku mau apa?"

"Bermain?"

"Tidak, oh maksudku belum. Aku masih mengamati, sudahlah kau kenapa jadi kepo begini? Aku pergi dulu, urusan kantor kuserahkan padamu" dan selepas dari itu, Taeyong pergi meninggalkan Jaehyun lagi.

Taeyong mengendarai mobilnya menuju sebuah cafe ditepi jalan, ia mengintip sedikit dari jendela mobilnya. Cafe itu terlihat ramai dengan orang-orang yang ingin menikmati secangkir kopi setelah makan siang.

Taeyong turun dari mobilnya dan masuk kedalam cafe itu, suara bel yang terdengar kala pria itu masuk membuat beberapa pengunjung menoleh kearahnya.

Taeyong benci jadi pusat perhatian.

Pria itu memasang wajah galaknya, ia berjalan menuju kasir. Setidaknya ia harus memesan satu minuman walau niatnya hanya 'mengintai' saja.

"Selamat datang, apa anda ingin memesan sesuatu?" tanya si penjaga kasir.

Taeyong menatap lekat gadis penjaga kasir itu, gadis yang sama dengan yang ia lihat semalam.

Entah rasa darimana, tapi Taeyong merasakan sesuatu yang berbeda dalam dirinya.

Bukan rasa ingin membunuh, tapi... Rasa kagum? Entahlah.

"Matanya sangat indah bila dilihat dari dekat" batin si tampan Taeyong.

"Permisi tuan?" suara gadis itu kembali mengembalikan fokus Taeyong.

"Ah iya, aku ingin memesan americano" balas Taeyong.

"Baik tunggu sebentar, pesanan anda sedang diproses" Gadis itu tersenyum kearah Taeyong.

Tak lama kopi pesanan pria itu selesai, segera Taeyong membayarnya dan pergi dari tempat itu.

Pria itu kembali masuk kedalam mobilnya, ia berdiam sebentar dan bayangan wajah gadis itu kembali teringat olehnya.

"Kim Yerim" gumamnya.

Iya, sebelum meninggalkan cafe itu, Taeyong sempat melihat name tag yang dikenakan gadis itu.

"Baiklah Kim Yerim, sampai bertemu nanti malam" seringaian menyeramkan milik Taeyong kembali terpancar diwajahnya.

Mobil pria itu berlaju cepat meninggalkan kawasan cafe itu.

*
*
*

11.30 PM

Gadis cantik bermarga Kim itu baru saja keluar dari cafe tempat ia bekerja. Cafenya baru saja tutup larut malam begini, karna kedatangan banyak pelanggan.

"Huh melelahkan sekali hari ini" gumamnya ketika keluar cafe. Ia hendak mencari taxi untuk pulang, tetapi saat itu sebuah mobil berhenti di depannya.

Mobil yang tak asing dimata gadis itu, mobil milik kakak tingkatnya di universitas.

Jeon Jungkook.

Pria bernama Jungkook itu keluar dari mobilnya, ia kini berdiri tepat di depan Yeri.

"Kak Jungkook, kenapa kesini? Cafenya barusaja tutup" ujar Yeri.

"Aku kesini untuk menjemputmu, ayo aku antar pulang"

"Tapi kakak kemaren juga jemput aku, apa tidak merepotkan?" tanya gadis itu ragu.

"Tidak sama sekali, ayo cepat masuk"balas pria itu lagi. Yeri hanya menganggukkan kepalanya dan memilih masuk ke dalam mobil, namun saat hendak masuk, ia melihat seseorang tengah memperhatikannya dari jauh.

"Siapa pria itu? Kenapa dari kemarin aku merasa diawasi? " -batinnya.

"Ada apa Yer?" tanya Jungkook.

"Ah tidak ada apa-apa,"balas Yeri dan buru-buru masuk kedalam mobil Jungkook.

"Sial, aku kelewatan lagi!"

*
*
*

Mobil yang dikendarai Jungkook baru saja sampai di depan apartement tempat Yeri tinggal, gadis itu segera turun dan pamit kepada Jungkook.

"Terima kasih kak sudah mengantarku pulang" ujar Yeri berusaha ramah.

"Iya sama-sama, kalau gitu aku pulang ya" setelah mendapat anggukkan dari Yeri, Jungkook pun pergi.

Yeri memasuki gedung apartement nya, segera ia memasuki lift menuju unit nya. Gambaran seorang pria misterius itu masih membayangi pikiran Yeri, siapa gerangannya pria itu?

"Ah sudahlah jangan dipikirkan Yer, hanya akan menambah beban" ujarnya kepada diri sendiri. Setelah menekan password unit apartementnya, Yeri pun masuk dan segera ke kamar.

Hidup sendiri di sebuah apartement tidak terlalu menyenangkan, itu menurut Yeri. Ia sudah tinggal sendiri sejak masih duduk di kelas satu SMP, dikarenakan orang tuanya yang sudah meninggal karena kecelakaan. Akhirnya ia hidup sendiri sampai sekarang ia sudah menginjak usia dewasa, tapi itu tidak membuatnya putus asa. Melainkan sekarang ia telah kuliah di salah satu universitas terkenal di Seoul dan menjadi murid berprestasi di kampusnya.

Karna ia tau betul orang tuanya akan sedih jika ia berputus asa dalam melanjutkan hidup.

Tbc

Seperti yang aku bilang kemaren, work ini mengalami banyak perubahan. Jadi jangan bingung ya.

My Psycho Is Lee TaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang