d e l a p a n b e l a s

4.8K 420 11
                                    

*

*

*

*

*

Disinilah Taeyong berada sekarang, disebuah bar mewah tempat favoritnya. Taeyong duduk sendirian dengan sebotol wine di tangannya.

Taeyong terus meneguk wine yang ntah botol keberapa itu, sungguh pikirannya sangat buntu saat ini. Usahanya untuk mencari Yeri sia-sia, gadis itu tak dapat ditemukan. Sudah 2 hari Taeyong berusaha mencari gadisnya itu, tapi belum ketemu juga.

"Yong?" Taeyong menoleh lesu kearah suara yang memanggil namanya itu.

Itu Jaehyun.

"Sudah aku duga kau disini hhh..." Jaehyun menghela napasnya lega kala menemukan Taeyong.

"Ck"

"Ayo pulang" ajak Jaehyun namun tak di iyakan oleh Taeyong.

"Aku tak akan pulang sebelum menemukan Yeri" lirih Taeyong yang sudah mabuk berat.

Jaehyun memejamkan matanya sebentar, kemudian ia menatap miris Taeyong.

"Ayo pulang, biar aku nanti yang mencari Yeri. Sekarang kau pulang, istirahat. Ayo!" Jaehyun berusaha menarik tangan Taeyong untuk pulang, tapi Taeyong menepisnya.

"Kubilang aku tak akan pulang!" Bentak Taeyong yang kemudian memilih berdiri dengan langkah lunglai khas orang mabuk.

"Ck keras kepala" Jaehyun mendecih sebal, sungguh ia sangat lelah melihat kondisi temannya ini.

Tanpa aba-aba Jaehyun langsung menarik paksa Taeyong keluar dari bar itu, sedangkan Taeyong masih memberontak.

"Lepas!"

BRUK!

ya Taeyong pinsan ketika tangannya dilepas oleh Jaehyun, itu karena efek wine entah sudah berapa banyak ia teguk. Jaehyun sempat kaget, namun ia kembali memasang ekspresi normal dan memopong Taeyong menuju mobilnya.

"Kau itu lemah dalam hal minum! Ck aku heran kenapa psikopat seperti mu bisa tidak tahan minum begini!" Ujar Jaehyun bermonolog.

*
*
*

Jaehyun memarkirkan mobilnya di garasi rumah Taeyong, setelah itu ia keluar dan kembali memopong Taeyong untuk masuk ke rumah.

Di dalam rumah, ia langsung disambut oleh Jaemin yang memang daritadi sudah menunggu kedatangannya.

"Apa yang terjadi hyung?" Tanya Jaemin.

"Dia mabuk, sini bantu aku membawanya ke kamar"

"Aish menyusahkan saja!" Gerutu Jaemin.

Jaehyun mengroll eyes dan kemudian berjalan menuju kamar Taeyong. Setelah menidurkan pria itu di tempat tidur, Jaehyun keluar dari kamar.

"Kau mau kemana hyung?" Tanya Jaemin yang menghentikan langkah Jaehyun.

"Ada urusan sebentar. Oh ya tolong gantikan baju Taeyong ya sebelum kau tidur" perintah Jaehyun dan Jaemin hanya mengangguk mengiyakan.

"Punya hyung seperti Taeyong hyung memang sangat menyusahkan ya" gumam pria bermarga Na itu.

*
*
*

Yeri melamun di balkon kamar hotelnya, ia sibuk memandangi indahnya malam kota Seoul. Matanya tak pernah beralih pada bintang di langit, cukup banyak bintang yang terlihat malam ini.

"Apa aku salah bila melakukan ini? Apa aku salah bila membencinya? Aku sungguh lelah, aku tak habis pikir dengan apa yang ia lakukan..." lirih gadis itu bermonolog.

"Aku mencintainya, sangat... tapi apa yang telah ia lakukan itu juga sangat menusuk hatiku..." tambahnya lagi.

Sebulir air mata lolos jatuh dari sudut matanya, tangannya yang kosong kemudian beralih mengelus perutnya sendiri.

"Maafkan mama ya sayang, seharusnya mama tidak pergi meninggalkan papa mu begitu saja. Tapi, karna kebodohannya itu, mama jadi tersulut emosi" ujar si cantik Kim yang tak henti mengelus perutnya yang sedikit berisi.

Masih belum tau mengapa Yeri mengelus perutnya?

Wanita itu hamil.

Flashback <<<

Ting..!

Suara lonceng cafe menandakan pelanggan masuk, Yeri yang baru saja datang di cafe itu kemudian melihat sekeliling mencari keberadaan Nayeon.

"Yeri~ya!" suara itu membuat senyum Yeri merekah.  Ia kemudian berjalan menuju meja di pojokkan cafe, tempat dimana Nayeon duduk.

"Sudah lama?" tanya Yeri dan Nayeon menggeleng.

"Baru saja" jawabnya. Yeri mengambil tempat di depan Nayeon, kemudian gadis itu memesan minuman.

"Jadi bagaimana tadi?" tanya Nayeon.

"Aku masih boleh melanjutkan kuliahku, karna memang sebentar lagi wisuda kan. Untungnya aku masih ingat semuanya,  jadi tak sulit bagiku untuk membuat skripsi nanti" ujar Yeri panjang lebar. Nayeon tersenyum, ikut senang mendengar perkataan Yeri.

Selama di dalam cafe, mereka membicarakan banyak hal. Sampai tak terasa kalau sekarang hampir gelap.

"Ingin aku antar Yer?" tanya Nayeon.

"Tidak usah Yeon, aku naik taxi saja" tolak Yeri lembut.  Nayeon mengangguk paham.

"Loh Yer, kau terlihat pucat" ujar Nayeon yang baru sadar kalau Yeri sedikit pucat.

"Benarkah?" tanya Yeri.

"Apa kau sakit Yer? Kalau iya sebaiknya aku antar pulang saja" kata Nayeon khawatir.

"Aku ti-- hwuek..." perut Yeri terasa mual lagi, membuat Nayeon semakin khawatir.

"Sudah ayo masuk ke mobil ku, aku antar kau pulang" Nayeon membantu Yeri masuk kedalam Mobil.

Di depan hotel, Yeri keluar dari mobil Nayeon dengan lunglai. Membuat Nayeon seidkit cemas dengan kondisi sahabatnya itu.

"Yeri kau benar baik-baik saja?" tanya Nayeon memastikan.

"Iya Nay, hanya saja perutku terasa mual" jawab Yeri.

"Apa kau hamil?!" celetuk Nayeon dan Yeri juga ikut kaget.

"Tidak mungkin!" elak Yeri yang entah mengapa pipinya memanas.

"Tapi kau sudah pernah melakukannya kan?" tanya Nayeon dan Yeri mengangguk kecil.

"Nah! Aku yakin kau hamil Yeri, kalau tidak percaya coba saja kau test sendiri" kata Nayeon yakin.

"Ah sudahlah, aku masuk dulu ya Nay" Yeri keluar dari dalam mobil.

"Aku tunggu kabar baik tentang keponakan ku ya!!" setelah berkata begitu Nayeon langsung pergi.

Flashback end >>>

Yeri masih berkalut dengan pikirannya, ia melirik jam digital di handphonenya sebentar lalu menghela napas.

"Sudah jam 8 malam" monolognya.

Drrt... Drrt...

Seulgi is calling

Yeri menatap cukup lama layar handphonenya, kemudian gadis itu memberanikan diri untuk mengangkat telfon tersebut.

"Hal—"

"Cepat pulang! "

"Ada apa?"

"Taeyong hampir mati! Cepat pulang Lee Yerim! "

.

.

.

TBC

.

.

.

My Psycho Is Lee TaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang