bonchap +3 (last)

3.4K 219 4
                                    

*

*

*

*

*

"Mom sudah selesai?" Tanya gadis cantik ber usia 14 tahun itu.

"Iya sudah" jawab sang ibu yang bahkan masih terlihat muda walau umurnya sudah hampir menguasai kepala 3.

Eden mengangguk kemudian membantu sang ibu mengemasi barang-barang yang mereka perlukan.

Hari ini keluarga kecil Lee akan pergi mengunjungi desa tempat sang ayah dilahirkan. Taeyong bilang nuansa disana sangat tentram sehingga cocok untuk piknik.

Yeri dan Eden memasukkan keranjang makanan kedalam bagasi mobil, sedangan Taeyong dan David memasukkan tikar kecil dan keperluan lain kedalam bagasi itu.

"Sudah semua?" tanya Taeyong.

"Sudah dad!" seru si kembar.

Taeyong mengangguk kemudian memanggil salah satu body-guardnya.

"Jaga rumah ini selama kami pergi, bila ada yang datang katakan kalau aku sibuk. Jangan sampai ada satupun orang asing masuk kedalam rumah ini, mengerti?" Ujarnya pada bawahannya itu.

"Mengerti tuan" balas sang pengawal.

Taeyong akhirnya masuk kedalam mobilnya dan mulai melajukan mobil itu menuju arah perdesaan.

*
*
*

Mereka menghabiskan waktu di perjalanan sekitar satu jam dan kini mereka sudah sampai di sebuah desa yang sangat terjaga keasriannya.

Taeyong terdiam melihat semua pemandangan didepannya, rasanya seperti dejavu. sedikit kisah masa kecilnya kembali teringat membuatnya tersenyum tipis.

"Yong, ada apa?" Tanya Yeri yang meyadarkan lamunan Taeyong.

"Ah tidak, hanya saja aku jadi ingat masa kecilku haha..." jawabnya sambil tertawa renyah.

Yeri hanya tersenyum kecil, pasti ada maksud tersendiri di dalam tawa renyah suami nya itu.

"Setelah piknik, kita akan mengunjungi suatu tempat ya. Sudah saatnya aku kesana membawa kalian" ujar Taeyong sambil memaksakan senyum.

"Iya, kita akan ke tempat yang kau maksud itu nanti. Sekarang ayo bantu anak-anak, mereka sepertinya sudah tidak sabar" ajak Yeri dan Taeyong menurut.

Mereka memilih piknik di tepi danau, Taeyong bilang pemandangannya bagus disana. Itu membuat si kembar Lee senang, jadilah mereka sekarang ada disana.

Sudah cukup lama mereka bermain disana, bahkan Eden dan David menolak untuk pulang saking asiknya.

"Kita harus ke tempat lain anak-anak, nanti keburu malam" ujar sang ibu dengan suara lembutnya.

*padahal Yeri kalo ngomong nggak pernah selo :)

Eden mempoutkan bibirnya, ia masih ingin main disini bersama David.

"Tapi Eden masih mau main mom" rengek si cantik.

"Nanti kalau ada waktu, kita kesini lagi oke? Sekarang kita pulang" ujar sang ayah.

"Udahlah Den, besok-besok kan masih bisa kesini" sahut David.

Akhirnya dengan berat hati, Eden menuruti kata orang tuanya dan masuk ke mobil.

Taeyong mulai melajukan mobilnya menuju tempat yang ia katakan pada Yeri tadi. Tempat itu lebih dekat ke hutan, namun tidak terlihat menyeramkan karna masih ada rumah warga.

"Ayo turun" ajak Taeyong.

"Ini dimana dad?" Tanya David.

Taeyong hanya tersenyum, kemudian mengajak semuanya menuju suatu tempat.

Sampailah mereka di sebuah pemakaman, tapi hanya ada beberapa makam disana dan tempat itu sangat bersih.

Taeyong menuntun mereka menuju salah satu makam yang diatasnya ada bunga tulip putih.

"Yong, ini..." Yeri menatap Taeyong dan Taeyong tersenyum.

"Ini makam orang tuaku, grandma dan grandpa kalian" ujar Taeyong.

Si kembar terkejut, begitu juga Yeri.

"Maafkan daddy karna baru mengajak kalian sekarang, daddy hanya takut trauma yang dulu kembali lagi. Tapi daddy yakin, kalau ada kalian disamping daddy, semua akan baik-baik saja. Maaf juga kalau daddy tidak pernah menceritakan ini ke kalian, daddy masih belum siap saat itu..."

"...dan sekarang waktunya kalian tau. Ini makam ibu dan ayah, sudah sejak 25 tahun yang lalu. Mereka... korban pembunuhan oleh saudara Grandpa sendiri"

Taeyong menunduk ia tak bisa menahan air matanya, masa kelam yang ia simpan dalam-dalam kini kembali teringat. Yeri yang ada disebelahnya hanya bisa mengusap bahu sang suami lembut.

"Sudah Yong, jangan bersedih. Ibu dan ayah tidak ingin melihatmu sedih begini, mereka ingin melihatmu bahagia dengan keluarga kecil kita. Aku yakin dari sana mereka tersenyum melihat kedua cucu mereka yang sangat tampan dan juga cantik" ujar Yeri dengan nada yang sangat lembut.

Taeyong menghapus air matanya dan mengusap nisan sang ibu.

"Ibu akhirnya setelah sekian lama aku mengunjungi kalian, maaf karna aku baru bisa datang kesini. Sulit untukku melupakan trauma yang sempat membekas. Dan akhirnya, aku datang kesini bersama istri dan anak-anakku. Mereka lah sumber kebahagiaanku di dunia ini, Mereka yang menjadi alasan aku tetap hidup dan menjadi pribadi yang lebih baik" Taeyong tersenyum dan tangan satunya ia gunakan untuk menggenggam tangan sang istri.

David dan Eden yang ada didepan mereka mengangguk bersamaan, tangan David beralih mengusap nisan sang kakek yang makamnya ada disebelah makam neneknya.

"Hallo grandma dan grandpa, aku David dan ini saudara kembarku Eden. Grandpa dan grandma bagaimana disana? Apakah kalian bahagia? Walau aku dan Eden belum pernah melihat kalian secara langsung, tapi kami merindukan kalian" ujar David.

"Grandpa dan grandma baik-baik ya disana? Jaga kami dari jauh, aku, David, mom dan dad sangat menyayangi kalian" sambung Eden.

Taeyong tersenyum mendengar ucapan kedua anaknya, kalimat-kalimat yang keduanya lontarkan membuat hatinya menghangat. Tak henti-hentinya Taeyong bersyukur karja Tuhan telah memberikan ia keluarga yang sangat menyayanginya.

"Aku harap, aku akan selalu bersama dengan keluargaku. Bahkan ketika aku tak lagi di dunia ini, aku ingin kami tetap dipersatukan di kehidupan berikutnya" —Lee Taeyong.

*

*

*

*

*

FIN

Ini beneran tamat, untuk sequel, aku belum pasti bakalan bikin karna belum ada ide. Jangan lupa baca book ku yang lain juga ya—!

My Psycho Is Lee TaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang