*
*
*
*
Yeri baru saja sampai di rumahnya, ia dapat melihat mobil sport hitam sudah ada di garasi bertanda bahwa Taeyong sudah pulang.
Setelah memarkirkan mobilnya di garasi, Yeri segera masuk dengan membawa kotak pemberian Jungkook tadi.
Yeri masuk kedalam rumah tanpa bersuara, dia dapat melihat kalau Taeyong tengah berdiri di depan Yeri sambil menatapnya.
"Kau kemana saja? Kenapa tak memberitahuku kalau kau pergi?" Tanya Taeyong to the point.
Yeri tak menjawab, dia berjalan masuk kedalam kamar melewati Taeyong begitu saja.
"Yer.. yeri..!"panggil Taeyong tapi Yeri langsung menutup pintu kamar.
Yeri mengunci pintu kamarnya, ia menaruh kotak kado tadi di atas nakasnya. Setelah itu, Yeri mengambil koper yang ada di dekat lemari pakaiannya dan mengambil pakaiannya dari lemari.
"Aku tak bisa hidup dengannya lagi" lirih Yeri dan memasukkan bajunya kedalam koper.
Baru saja 2 bulan usia pernikahannya, tapi masalah kembali menghampiri keduanya. Kenapa begitu banyak fakta mencengangkan yang ia dapat tentang Taeyong? Sungguh tak habis pikir segini sulitnya hidup dengan seorang psikopat.
Setelah semua barang yang ia butuhkan masuk kedalam koper, Yeri tak lupa memasukkan kotak kado itu kedalam kopernya. Yeri menarik koper berwarna merah maroon itu keluar kamar, tanpa mengalihkan pandangannya ke arah Taeyong yang berada di depannya.
"Yeri kau mau kemana?" Tanya Taeyong tapi Yeri tak menghiraukannya.
"Yer jawab aku! Aku ini suamimu!" Taeyong menahan tangan Yeri.
Yeri menatap Taeyong dengan tatapan sinis.
"Suami? Kau bilang kalau kau suamiku? Suami macam apa yang telah membunuh teman istrinya hah?!" Yeri tak bisa membendung air matanya lagi, butiran air mata itu mulai jatuh membasahi pipinya.
Taeyong mengernyitkan dahinya, seperdetik kemudian ia mengerti maksud Yeri.
"Apa..."
"Kau yang membunuh Taehyung kan? Jawab Yong hiks..."
"Bagaimana kau tau?" Tanya Taeyong.
"Aku pergi mengunjungi apartment nya berharap bisa bertemunya dan berbincang hangat, dan kau tau apa yang aku dapat? Aku mendapat kabar bahwa Taehyung sudah pergi Yong hiks... kenapa? Kenapa kau tega sekali?!" Lirih Yeri.
"Aku seperti itu demi dirimu Yer" ujar Taeyong.
"Demi diriku? Bukankah maksudmu demi dirimu sendiri?!" Yeri menaikkan nada bicaranya.
"Apa yang..."
"Kau membunuhnya karna kau ingin memiliki diriku! Kau membunuh semua orang yang dekat dengan ku! Kau sakit jiwa!" Amarah Yeri meluap hingga tanpa sadar ia mengucapkan itu kepada Taeyong.
Tak bedanya dengan Taeyong, pria itu berusaha menahan amarahnya karna tau akan buruk jika ia juga membentak Yeri.
"Seharusnya aku tak menerima lamaran mu waktu itu agar hidupku tenang Lee Taeyong!" Setelah berucap seperti itu, Yeri menarik kopernya meninggalkan Taeyong.
"Yeri!" Taeyong berusaha menahan langkah Yeri lagi.
"Lepaskan!"
"Yeri kau mau kemana? Aku tak mengizinkan kau pergi!" ujar Taeyong yang kini menaikkan nada bicaranya.
"Kau tak berhak menahanku lagi Lee Taeyong!" Yeri juga menaikkan nada bicaranya.
"Yeri jaga nada bicaramu!" Taeyong menarik Yeri berhadapan dengannya.
"Lepaskan!" Teriak Yeri.
"Dengar penjelasanku Yeri!" Kata Taeyong.
"Aku tak butuh penjelasanmu psikopat gila!" Yeri sudah di luar kendali, ia berusaha lepas dari genggaman Taeyong.
"Dengarkan aku Yer! Lee Yerim!"
"Lep—hwuek..." Yeri menutup mulutnya, tiba-tiba saja ia merasa mual.
Taeyong yang awalnya marah sekarang berubah menjadi khawatir. Tak biasanya Yeri mual begini.
"Yeri kau tak apa?" Tanya namja itu.
"Hwuek... Hwuek..." Yeri kembali merasa mual. Taeyong mencoba memegang dahi gadis itu, tapi langsung di tepis oleh Yeri.
"Jangan sentuh aku dengan tangan kejammu itu!" Yeri dengan tertatih segera pergi keluar dari rumah itu.
Taeyong langsung mengejar Yeri keluar rumah, tapi terlambat karna gadis itu sudah masuk kedalam taxi.
"Ahh sial! Aku akan menyusulnya, bagaimanapun aku tak bisa membiarkan Yeri pergi dengan kondisi begini" Taeyong segera bergegas masuk kedalam mobilnya dan melajukan mobil itu mengikuti arah taxi yang membawa istrinya.
*
*
*Yeri's POV
Aku segera masuk kedalam taxi yang sudah aku pesan sebelumnya, untungnya Taeyong belum sempat mengejarku.
"Nona sepertinya mobil yang dibelakang mengikuti kita" ujar sopir taxi yang membuatku rafleks menoleh ke belakang.
Benar saja! Itu mobil Taeyong, ia mengejarku.
"Pak bisakah anda lebih cepat? Aku mohon sebisa mungkin hindari mobil itu" pintaku.
Supir taxi tersebut menganggukkan kepalanya dan mempercepat laju mobil.
Selang beberapa menit akhirnya aku tak melihat mobil Taeyong lagi.
"Kita berhenti di hotel depan saja ya pak" pintaku lagi.
Seperti perkataanku, taxi ini berhenti di sebuah hotel yang jaraknya tak terlalu jauh dari rumahku. Setidaknya Taeyong tak mengetahui keberadaanku kan?
*
*
*Setelah memesan kamar, aku segera menuju kamar inap ku. Perutku rasanya tak enak saat ini, sedari tadi aku ingin mual lagi.
"Hwuek..."
"Ahh ada apa denganku? Pusing sekali rasanya. Padahal aku tak memakan makanan yang aneh-aneh" ujarku bermonolog.
Aku memutuskan untuk beristirahat saja, sudah malam juga dan sepertinya aku hanya kelelahan saja.
"Ku harap hari esok lebih baik dari hari ini"
.
.
.
TBC
Kasian Yeri masuk angin :(
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Psycho Is Lee Taeyong
Fanfiction[COMPLETED] "You're mine and I'm yours" ©yllwbubbles [Start and fin on 2018] [Revisi on 2021]