Thanks for the positive vibes y'all give to me-!
*
*
*
*
"Taeyong!"
Yeri berteriak panik ketika sebuah tusukkan dari berandalan itu berhasil menusuk perut Taeyong, dengan keadaan setengah sadar Taeyong memeluk Yeri.
"A-aku tak apa... Kau... J-jangan k-khawatir... " lirihnya pelan. Yeri sudah menangis ketakutan daritadi, berandalan itu kini berjalan mendekati Yeri.
DOR!
Tapi belum sampai mendekat, sebuah tembakkan lolos ke jantungnya.
suara tembakkan itu berasal dari ujung jalanan tempat mereka berada, dua orang pria datang menghampiri mereka setelah tembakkan itu.
"Jaemin hiks..." tangis Yeri.
"Ck aku Zoel bukan Jaemin!" kesal pria yang kini tengah menjadi Na Zoel itu.
"Jaem..." Taeyong sudah tak sadarkan diri setelah memanggil Jaemin. Tubuhnya ambruk di pelukkan Yeri.
"T-Taeyong hiks... bangun..!! Bangun... Kumohon... Hiks...." Yeri memeluk erat tubuh Taeyong yang sudah kehabisan banyak darah.
"Taeyong hyung! Bangunlah!" Jaemin juga berusaha membuat Taeyong sadar tapi hasilnya nihil. Darah segar Taeyong masih mengalir di bagian perutnya, walau Jaemin sudah berusaha menghentikan pendarahan itu.
"Khunyuk sialan!" Jaemin bangkit dan sekarang memukuli mayat berandalan yang tadi menusuk Taeyong.
"Tenangkan dirimu noona, ayo kita bawa dia ke rumah sakit. Kalian urus mayat ini"Jaemin membawa Taeyong menuju mobil setelah memberikan perintah kepada anak buahnya.
*
*
*
Yeri dan Jaemin kini sedang berada di kursi tunggu ruang operasi dengan keadaan setengah bagian dari pakaian mereka berlumuran darah.
Darah siapa lagi kalau bukan darah Taeyong.
Akibat pendarahan serius akhirnya Taeyong harus menjalani operasi.
Yeri duduk terdiam dengan air mata yang masih mengalir, ia takut akan terjadi sesuatu pada Taeyong.
"Tenanglah noona, aku yakin Taeyong hyung akan baik-baik saja" ujar Jaemin meyakinkan Yeri, tangan kanannya memegang tangan kiri Yeri yang masih bergemetar.
"Na Zoel!" panggil seseorang yang hendak menghampiri Jaemin dan Yeri.
"Aku Jaemin hyung!" kesal Jaemin.
Ya, itu Jaehyun.
"Ck ternyata sudah kembali normal, bagaimana kondisi Taeyong?" tanya Jaehyun. Jaemin hanya menggeleng pelan, mengisyaratkan kalau ia belum mengetahui kondisi sepupunya itu.
Jaehyun mengacak rambutnya frustasi.
"Kenapa dia bisa seperti ini? Biasanya juga dia yang membunuh orang lain!" gerutu Jaehyun.
"Dia berusaha melindungi Yeri" balas Jaemin. Jaehyun refleks melihat Yeri, dan yang dilihat menundukkan kepalanya.
Rasa bersalah menyerang gadis itu.
Grep
Sebuah pelukan hangat dari Jaehyun membuat Yeri maupun Jaemin terkejut.
"Jaehyun hyung apa yang kau lakukan?!" sahut Jaemin.
"Kim Yerim akhirnya aku menemukanmu" ujar Jaehyun.
Yeri mengerutkan keningnya, tak mengerti maksud pembicaraan Jaehyun.
"Jaehyun? Apa maksudmu?" tanya Yeri.
"Aku sepupumu Yer, Krystal Jung, kau ingat siapa pemilik nama itu?" Jaehyun melepaskan pelukkannya dan menatap Yeri dalam.
Yeri diam berusaha mengingat siapa gerangan pemilik nama itu, hingga akhirnya kedua netra gadis itu membulat.
"Auntie Krystal?" cicitnya.
"Itu ibuku Yer, kau sepupuku. Ibu dan ayah ku sudah mencarimu sejak kejadian keluargamu itu, tapi kau tak bisa ditemukan" jelas Jaehyun.
Yeri menangis dan memeluk Jaehyun erat, "Maafkan aku merepotkan kalian, aku kabur dari kantor polisi karna sangat terpukul saat orang tua ku dinyatakan tewas" lirihnya.
Jaehyun mengelus pelan surai Yeri, "It's okay, yang penting sekarang aku menemukanmu" balas Jaehyun.
"Wow jadi Yeri noona adalah sepupu mu? Wow"
"Oh ya, seharusnya kau tidak perlu kabur dari rumah" celetuk Jaehyun yang sudah seperti seorang ibu yang memarahi anaknya. Yeri hanya bisa menunduk, dengan air mata yang masih setia mengalir.
Jaemin menghela nafas, tadi saja romantis sekali tapi sekarang malah mengomel.
"Sudahlah hyung, jangan salahkan dia"
"Tapi di..."
Belum sempat Jaehyun melanjutkan kalimatnya, seorang dokter yang menangani Taeyong keluar dari ruang operasi.
Yeri, Jaemin, dan Jaehyun segera menghampiri dokter itu.
"Dok bagaimana keadaan hyung saya?" tanya Jaemin.
"Pasien bisa diselamatkan, walau luka tusuknya terbilang cukup serius" ujar dokter itu.
"Lalu apakah dia sudah sadar?"
"Pasien masih belum sadarkan diri, tapi dia sudah bisa dipindahan ke ruang inap" tambah dokter itu.
Seketika hati Yeri lega, kakinya melemas dan untung Jaemin menahannya sebelum ia terjatuh.
*
*
*
Sudah dua hari sejak kejadian itu, tapi Taeyong masih belum sadarkan diri. Yeri mengambil tempat di salah satu kursi di samping tempat tidur Taeyong, ia menemani pria itu dari dua hari yang lalu.
"Yeri~ya apa kau lapar?" tanya Jaehyun.
Yeri menggeleng pelan, "Aku tak lapar kak, tadi aku sudah makan" jawab Yeri.
"Aku dan Jaemin mau membeli makanan di luar, kau mau titip sesuatu?"
"Tidak perlu, kalian pergilah biar aku yang menjaga Taeyong" ujar Yeri dengan senyuman manisnya.
Jaehyun dan Jaemin kemudian keluar dari ruang inap, tinggal lah Taeyong dan Yeri disana.
Tangan gadis itu masih mengusap lembut surai hitam Taeyong.
"Taeyongie kapan kau bangun? Aku merindukanmu" lirih Yeri.
"Maafkan kesalahanku, karnaku kau jadi seperti ini"
"Seharusnya waktu itu aku tak pergi" gadis itu bermonolog sendiri.
"Ini semua salahku" Yeri menundukkan kepalanya, berusaha menyeka air matanya.
"Ini bukanlah salahmu" sebuah suara berhasil membuat Yeri mendongakkan kepalanya.
*
*
*
*
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
My Psycho Is Lee Taeyong
Fanfiction[COMPLETED] "You're mine and I'm yours" ©yllwbubbles [Start and fin on 2018] [Revisi on 2021]