GEMA | 22

74 13 0
                                    

Pagi di SMA 17 Malang masih sama. Hanya saja pagi ini Keysa sedikit mengantuk. Semalam dia pulang hampir tengah malam. Untung orang tuanya tidak marah karna Bang Riko sudah izin sebelumnya. Setidaknya mereka dalam keadaan aman.

Keysa berulangkali mengucek matanya. Sesekali menguap. Berusaha fokus pada pelajaran meski ada banyak alasan yang bisa saja membuat dia memilih tidur di UKS. Semua anak-anak suka itu.

"Yaampun Key, kamu tau nggak sih berita yang tersebar pagi ini? ucap Iren sambil bermain ponsel di bawah meja agar tidak ketahuan oleh bu Eko, salah satu guru fisika yang terkenal dengan sifanya yang lembut.

Meski sama sekali tidak pernah marah tapi saat sudah tau ada anak didiknya yang bermain ponsel saat proses belajar mengajar maka bu Eko langsung melapor kepada kepala sekolah. Baginya tidak perlu banyak bicara langsung saja melapor. Dan itu lebih menakutkan daripada ditegur olehnya yang sebatas hanya angin lalu mungkin bagi anak-anak.

Keysa menoleh ke arah Iren kemudian melihat ke depan lagi sembari tetap menulis catatan hasil penjelasan bu Eko di papan tulis.

"Apaan? Jangan main hp mulu Ren. Ntar kena masalah kamu" kata Keysa yang masih sibuk menulis.

"Ini aku baru tau kakamu di grup whatsapp ada foto Reno sama Venia lagi duduk berdampingan berdua," jelas Iren pelan, berusaha agar suaranya tidak di dengar siapapun.

"Oh."

"Kok oh?"

"Gak berdua, sama Kelvin juga."

"Kamu kok tau?" Iren menoleh tajam ke arah Keysa. Mengernyitkan dahi menunggu jawaban yang akan dikatakan Keysa. Meski Keysa tampak biasa saja. Keysa terlihat santai dan asyik menulis.

"Aku ada di situ."

"Hah?" Iren terkejut. "Kok bisa?"

"Irenn!" panggil bu Eko setelah selesai menulis di papan dan akan duduk.

Sontak Iren sangat kaget sehingga langsung melihat ke arah bu Eko.

"Ngobrol aja," kata bu Eko lagi.

"Maaf bu," jawab Iren sambil memegang lagi ballpoint yang dia letakkan di meja tadi.

"Huhhh, untung aku gak ketauan," bathin Iren yang masih menggenggam erat ponsel di tangan kirinya.

"Makanya pas jamnya bu Eko jangan main hp mulu, sibuk nyari gosip baru sih hahaha," ungkap Keysa lirih.

"Ish padahal ini bukan lagi gosip, realita duniawiiiii," Iren memanjangkan ucapannya pada huruf terakhir dengan sedikit menaikan nada bicaranya yang sontak membuat seluruh kelas melihat ke arah Iren karna suara melengking itu.

"Irennnnn!!!" Bentak Bu Eko setelah mendengar sesuatu yang berisik. "Kamu mau tetep di sini atau keluar? Jangan berisik kalau di kelas," lanjutnya lagi.

"Ma ma.. maaf bu," jawab Iren lirih. Dia kemudian menaruh handphone miliknya di laci bawah meja serta memutuskan untuk tidak main-main dengan kesabaran Bu Eko.

"Hahaha," tawa Keysa kecil.

Iren sedikit melengos memainkan mulutnya dengan menirukan gaya bicara Bu Eka tadi. Mulutnya terlihat komat-kamit saat itu.

Suasana kelas jadi hening, semua anak jadi sibuk memainkan alat tulis di atas buku mereka masing-masing. Yang pasti mereka sedang mengerjakan sesuatu atas perintah bu Eka. Meski ada juga sebagian anak yang cuma memainkan pulpen dengan menatap kosong buku tulis dihadapannya. Antara bingung mulai mengerjakan yang mana atau sedang berusaha mencerna dulu apa yang dibahas. Tapi kelihatannya sedang bingung. Tulisan di papan tulis sangat acak sekali.

"Susah banget sihh soalnya njir dipikir kita sejenius itu," gumam Iren lirih setelah melepaskan pulpen dari genggamannya, sepertinya dia menyerah.

"Jangan marah-marah ntar lo cepet tua, " balas Keysa setelah mendengar teman di sampingnya baru saja membicarakan sesuatu. Tangan kanan yang di jarinya masih terselip pulpen pun meraih buku Iren lalu membuka beberapa lembar halaman sebelumnya. "Nih, baca dulu di halaman 97, mirip," jelasnya sesaat sebelum melanjutkan mengerjakan.

"Hehe, iya ya," balas Iren

Jam istirahat memang waktu paling ditunggu. Di SMA 17 Bandung ada dua kali istirahat karna sekolah ini menerapkan fullday school. Istirahat pertama ada di jam 10 pagi dan cuma 15 menit, lalu istirahat kedua adalah pukul 11.30, nah istirahat kedua ini yang paling disukai murid-murid karena ada 1 jam istirahat. Seringkali istirahat kedua ini dipakai untuk tidur di kelas ataupun makan siang, yang jelas lamanya istirahat kedua ini menjadi dambaan melepas penat dari penuhnya materi setiap harinya.

"Tumben si Reno ga ngajak ke kantin bareng," tanya Iren sesaat sebelum menyeruput es teh di hadapannya itu.

"Emang harus ya aku sama dia terus?," Keysa balik bertanya. Dia memang seakan masa bodo akan sikap Reno yang akhir-akhir ini berubah. 


Bersambung...

GEMA (PROSES REVISI) - Bacaen sampai page 21 duluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang