"Tersenyumlah, karna obat sakitku yang paling mujarab adalah dirimu."
Reno Aditya, 2018Pukul dua siang mereka semua baru saja memutuskan untuk pulang. Itupun berkat bujukan Keysa kepada anak-anak yang sedari tadi tidak menginginkan Keysa untuk pergi.
"Udah pantes lo jadi ibu, hahaha," ejek Reno yang sedang menunggu dengan Kelvin dari kejauhan.
"Kakak pulang dulu ya sayang, kapan-kapan kakak bakal main ke sini lagi kok. Ya? Dahhh" seru Keysa yang berjalan sambil melambaikan tangannya ke arah anak-anak kecil itu.
"Dadaaaahhh.."
"Kami pulang yang buk, terimakasih," ucap Keysa lagi kepada bu Nina yang sedari tadi juga ikut membujuk anak-anak.
"Iya nak, sama-sama, hati-hati," balas bu Nina.
Keysa melangkah pergi mendekati pintu keluar. Menuju ke tempat di mana dua orang laki-laki seumurannya sedang menunggu.
"Apaan sih, gue masih anak kelas sebelas SMA. Belum cocok jadi ibu," kata Keysa kesal karena tadi dia mendengar ucapan Reno dari kejauhan."Hahaha, yuk!"
Mereka berjalan beriringan pergi menjauhi panti asuhan dan menuju mobil. Kelvin memberikan waktu untuk Reno dan Keysa berdekatan. Itulah mengapa ia memilih untuk berjalan di samping Reno saja.
Siang di daerah ini memang tidak terlihat kalau matahari sedang terik-teriknya. Mungkin karena langit sedikit mendung atau karena suasana di puncak memang seperti ini.
Entahlah."Tadi lo ke sini naik apa Vin?" tanya Keysa yang sedikit membungkuk menoleh ke arah kanan. Sebab tubuh Reno menghalangi pandangan Keysa kepada Kelvin.
Reno memperlambat langkah kakinya agar tubuhnya tidak menghalangi pembicaraan Keysa dan Kelvin.
Bagaimanapun juga Reno harus menerima keberadaan Kelvin sekarang.Hubungan mereka bertiga bisa dikatakan mulai membaik setelah bertahun-tahun tidak pernah akur. Ya hanya antara Kelvin dan Reno.
Kali ini keduanya mencintai perempuan yang sama. Seorang Keysa mampu menarik perhatian mereka berdua sehingga membuat satu perasaan muncul melebihi perasaan sahabat.
"Hah? Gue?" Kelvin menoleh, menunjuk dirinya sendiri dengan jarinya untuk memastikan pertanyaan itu ditujukan untuknya. Sebab sedari tadi Keysa hanya mengobrol dengan Reno.
"Iya, Vin itu siapa lagi kalo bukan Kelvin?"
"Haha, siapa tau ada yang namanya Revin di sini?" Kelvin terkekeh
"Lo kayanya di tengah aja deh Key biar enak ngobrolnya," ucap Reno sambil menarik lengan kanan Keysa. Sambil terus berjalan.
"Hahaha ada-ada aja lo," kata Keysa pada Kelvin.
"Gue tadi di anter Bimo. Sekalian dia njemput papanya di Ciwidey."
"Oh," Keysa mengangguk, "Kamu bareng kita aja. Ya kan Ren?" kata Keysa sesaat lalu menoleh ke arah Reno.
"Gapapa, rencananya emang gitu," Reno mengiyakan, pandangannya berganti melihat ke Kelvin. "Ya kan Vin?" tambahnya.
"Iya, bener."
"Ohh,"
"Eh kita mampir istirahat ke villanya papamu nggak Key? Mumpung kita di Cimenyan?" tanya Reno setelah beberapa saat sampai di dekat mobil sambil membukakan pintu untuk Keysa.
Keysa duduk sendiri di kursi belakang, sedangkan Reno dan Kelvin duduk di depan. Sebenarnya ini permintaan Keysa. Tidak ada maksud, hanya dia ingin duduk di belakang saja.
"Ah nggak usah, makin malem nanti kalo kita mampir-mampir. Lagi pula apa lo nggak ada les privat ntar malem?" Keysa masuk ke dalam mobil menyamankan posisi duduknya. "Inget, lo beresiko nggak naik kelas," Keysa sedikit menekankan pada kata naik kelas. Sengaja agar Reno tidak menyepelekan begitu saja.
"Oke lah terserah," Kata Reno sebelum menutup pintu belakang mobil.
"Vin, lo yang nyetir ya," Reno melempar kunci mobil ke arah Kelvin yang ada di seberang kiri mobil.
"Oke," ucap Kelvin setelah menangkap lemparan Reno itu. Kemudian mereka berjalan melewati depan mobil untuk sekedar bertukar posisi.
Memang benar mendung kali ini mengantarkan hujan. Meski hanya gerimis sedikit, seolah sedang membasahi jalanan beraspal yang panas.
🎵I know, everybody on this island seems so happy on this island
Lagu How Far I'll Go-Allessia Clara mungkin terdengar dari luar jendela apabila jendela mobil terbuka. Begitulah kesukaan Keysa saat di perjalanan mengendarai mobil. Dia suka dengan volume musik yang sedikit tinggi. Seolah dia memiliki dunia fantasinya sendiri. Tidak peduli dua laki-laki di depannya sedang berusaha menyesuaikan diri dengan lagunya. Dan karena hujan maka kaca mobil ditutup.
"I know, everybody on this island has a role on this island,...." Keysa ikut bernyanyi bersama lagu itu. Dia terlihat menikmati sekali.
"Vin, lo kok jadi sedikit bicara sih kalau sama gue sekarang?" tanya Keysa di sela-sela lagu.
"Apa?" Kelvin menoleh ke belakang seperti ada yang menyebut namanya. Namun dia kurang mendengar apa yang sudah Keysa katakan. Dikecilkannya volume musik, "Hah apa Key?" tanyanya lagi dengan tetap fokus mengendarai.
"Lo sekarang kok jadi sedikit bicara kalo sama gue?" jelas Keysa lagi sembari mendekatkan posisinya ke depan agar suaranya di dengar jelas.
Reno menoleh ke belakang, kemudian melihat ke arah Kelvin. Mencoba menafsirkan apa reaksi Kelvin setelah Keysa menanyakan hal itu.
"Oh, bukannya emang gue sedikit bicara ya?" jawab Kelvin tanpa menoleh ke belakang sedikit pun.
"Ah enggak deh, lo itu banyak cakap. Pas gue sakit lo cerita ini itu ke gue."
"Masak sih?"
"Kelvin itu banyak cakap kalo habis makan, energinya kan full. Hahaha," sela Reno memasuki pembicaraan mereka berdua.
"Ikut-ikut aja sih lo Ren, gue kan nanya beneran, ih." Keysa mundur kembali bersandar. Kedua tangannya dilipat seolah menunjukan bahwa dia kesal.
"Hahaha, ngambek," ejek Reno.
"Boleh tau nggak?" seru Keysa lagi.
"Apaan?"
"Kalian kok baikan?
"Emang kita lagi berantem? Hahaha," jawab Kelvin yang sedikit membesarkan tawanya.
"Hahahah," Reno pun ikut tertawa.
"Hihhhh..."
Sekarang Keysa beneran kesal.
Reno tau, bagaimanapun juga dia sangat berterimakasih pada Kelvin karena sudah menjaga Keysa selama Reno tidak ada.
Reno juga tau, bagaimanapun juga mereka adalah teman bermain sejak kecil. Lebih baik dia mengendalikan emosi dan membuat suasana kembali menjadi lebih menenangkan.
Masa lalu biar saja jadi masa lalu. Yang sekarang perlu dilakukan adalah berdamai dengan masa lalu itu.
Kelvin membesarkan lagi volume musik. "Pikirin baik-baik perkataan gue tadi, jangan buat dia kecewa," ucap Kelvin sedikit pelan agar perkataannya hanya bisa didengar oleh Reno.
Reno tersenyum sedikit di ujung bibir. Hampir terlihat sedang tidak tersenyum.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
GEMA (PROSES REVISI) - Bacaen sampai page 21 dulu
Ficção Adolescente√B O O K O N E Cover by me #2 di Penyakit (15 Juli 2018)~ #12 di Keysa ( 2 Januari 2019)~ #26 di Penantian (25 Juni 2018)~ Kemunculan sebuah cinta di sebuah persahabatan memang tidak menjadi masalah. Yang menjadi masalah adalah apabila kemunculan...