Di ruang tamu malam ini Reno bersama dengan guru privatnya, namanya Pak Samsons. Rambutnya yang lurus selalu disisir rapi ke belakang. Terlihat klimis seperti anak-anak laki biasanya memakai pomade, tapi sepertinya Pak Samsons tidak benar-benar memakai pomade. Beliau pernah bilang ke Reno kalau dia pakai minyak urang-aring. Pantas saja baunya berbeda.
Sebenarnya Pak Samsons ini bukan guru privat baru buat Reno. Tapi memang semenjak Reno beresiko tidak naik kelas maka pembelajaran lebih intensif saja.
Selain humoris, Pak Samsons juga bijak. Beliau bisa bergaul dengan siapa saja termasuk anak-anak muda tanpa harus melihat batasan usia. Baginya bersama anak-anak muda serasa menjadikannya menjadi lebih muda. Meski faktanya umur Pak Samsons sudah hampir kepala lima.
Reno sering cerita banyak hal tentang apapun kepada Pak Samsons. Menurut Reno, Pak Samsons memberi kritik dan pendapat yang membangun tentang masalah yang Reno hadapi. Tidak menghujat atau menjatuhkan.
"Assalamualaikum," suara laki-laki yang tidak lain adalah Om Bram, papa Reno. Masih dengan koper yang dia pegang di tangan kirinya. Lalu tangan kanan melonggarkan dasi.
"Waalaikumsalam. Eh pak Bram, tumben jam segini udah pulang pak?" tanya Pak Samsons memerhatikan langkah Om Bram yang sepertinya segera ingin menuju ke kamar tidur untuk istirahat.
"Iya Pak Samsons, saya nggak lembur," jawab Om Bram.
"Pak ini di soal integral kok gak ada jawabannya ya?" Reno yang sedari tadi terfokus dengan soal di depan matanya.
"Ah, iya? Yang mana?"
"Ini pak," Reno menunjukkan soal yang membuatnya kesulitan menjawab.
Pak Samsons memandangi Reno sebentar, "Reno. Gimana kabar orang tua kamu?"
Reno terkejut karna Pak Samsons menanyakan pertanyaan itu. Didongakkan kepalanya melihat ke arah gurunya yang berada di atas sofa.
"Bapak tadi kan udah tau dari papa barusan," jawab Reno lalu meneruskan menulisnya.
"Tadi itu bukan nanya kabar Ren."
"Gatau pak, entah jadi cerai apa nggak itu bukan urusan Reno. Itu urusan mereka."
"Masak iya setelah kamu sakit, mereka akan tetap bercerai?"
"Nggak tau ah pak, gausah dibahas. Males bahas itu," Reno menghentikan gerakan pensil di tangannya. Melihat ke arah gurunya lagi. "Mending ceritain aku dongeng Putri Yuana lagi pak. Kemaren kan belum selesai ceritanya." tambahnya lagi.
"Putri Yoana," balas Pak Samsons membenarkan.
"Hehe ya itu maksud saya pak," Reno terkekeh.
Selang beberapa saat handphone Reno di atas meja berbunyi.
Diambilnya ponsel itu oleh Reno, "Bentar pak."Diusapnya layar ponsel beberapa saat lalu mengetahui bahwa Keysa mengirim pesan.
Ren kalo Daniel jadiin kamu ketua panitia waktu classmeet jangan mau. Kamu harus fokus belajar! Inget, kamu beresiko gak naik kelas!
Reno tersenyum membaca pesan itu.
Lalu beberapa saat ada pesan masuk lagi.Bilang aja kamu nggak bisa. Ntar kamu keteteran kalo ngurusin OSIS. Jelasin aja jujur tentang keadaan kamu. Awas!
Reno tersenyum lagi setelah Reno membaca pesan kedua dari Keysa. Kemudian dia meletakkan kembali ponsel miliknya di atas meja.
Namun sesaat setelah ponsel Reno berada di tempatnya lagi, tiba-tiba ada panggilan masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEMA (PROSES REVISI) - Bacaen sampai page 21 dulu
Teen Fiction√B O O K O N E Cover by me #2 di Penyakit (15 Juli 2018)~ #12 di Keysa ( 2 Januari 2019)~ #26 di Penantian (25 Juni 2018)~ Kemunculan sebuah cinta di sebuah persahabatan memang tidak menjadi masalah. Yang menjadi masalah adalah apabila kemunculan...