4 || Senyum palsumu

138K 7.6K 106
                                    

26/06/2018

MAUDYA CELLA

Aku duduk diatas kasurku dengan memeluk kedua lututku dengan salah satu tangan yang memegang beberapa lembar objek yang berhasil membuatku lemah.

'Apa yang harus aku lakukan?'

'Kenapa posisiku selalu ditempat yang dirugikan?'

'Kenapa bisa terjadi?'

'Kenapa aku bisa mengalami hal yang sama dengan Bunda?'

Pertanyaan demi pertanyaan selalu keluar dari pikiranku dan sampai sekarang tidak ada satupun pertanyaan yang bisa aku jawab.

Aku menatap beberapa lembar foto tersebut. Hanya lembaran foto ini saja yang bisa kulihat. Meski sangat sakit saat melihatnya tapi mataku tidak ingin pergi dari objek yang kupegang saat ini.

Aku menurunkan kakiku dari kasur dan berjalan kearah lemari bajuku, memutuskan untuk diam dan menyembunyikan semua isi yang ada diamplop berwarna coklat.

'Apa aku harus mengalah seperti Bunda?'

Kini perasaanku tidak bisa kukendalikan. Jika kalian tanya apa aku marah, tentu sekarang aku sangat sangat marah. Jika kalian bertanya kenapa aku tidak menangis? Maka jawabannya aku tidak ingin seperti Bundaku.

Jika kalian bertanya apa aku merasakan rasa sakit? Maka kujawab sekarang dengan tegas. AKU SANGAT SANGAT SAKIT. Setiap kenangan indah berputar diotakku begitu juga foto suamiku dan Anita.

Aku merasa jadi wanita bodoh yang tersenyum pada selingkuh suaminya. Bertanya kapan menikah dan meminta undangan saat ia akan menikah dengan kekasihnya.

Bukankah secara tidak langsung aku memberikan lampu hijau untuk mereka?

Tok tok tok tok Suara ketukan pintu kamar membuatku bergegas menutup pintu lemari dan berjalan kearah pintu kamarku.

"Siapa?" Tanyaku dibalik pintu yang masih belum terbuka.

"Ibu, mbak." Aku menghembuskan nafasku dan membuka pintuku saat mendengar suara Bu Mira dari balik pintu.

"Ada apa bu? Apa anak anak nakal atau mereka_?"

"Mereka sudah tidur dikamarnya dengan nyeyak." Aku menatap Bu Mira seakan mengatakan terimakasih banyak.

"Ada apa? Apa yang dikatakan perempuan itu? Apa dia membuat kamu kesal atau mengancam kamu? Apa_?"

"Tidak bu." Jawabku cepat.

"Lalu ada apa? Apa ada masalah dengan bapak di rumah?" Tanya Bu Mira dan lagi lagi ku jawab tidak.

"Dia hanya berbicara kalau Ayah telah putus dengannya dan dia dipecat dari perusahaan Ayah. Hanya itu." Ucapku dengan nada yang kubuat sesantai mungkin.

"Lalu apa kamu tidak senang dengan fakta tersebut. Bukankah itu yang kamu mau." Ucapan bu Mira benar, namun ada fakta baru yang menyebabkan semuanya menjadi tidak menyenangkan.

"Aku senang bu_tapi senadainya itu semua terjadi saat bunda masih ada, maka aku pasti akan lebih senang mendengar fakta tersebut." Ucapku dan ucapanku kali ini jujur.

Soal fakta ayah putus dengan seketarisnya aku sangat senang, namun ada rasa kecewa karna hal ini tidak terjadi saat bunda masih ada disisi kami.

"Mbak harusnya bersyukur bapak sudah sadar. Walaupun terlamabat, tapi setidaknya tidak akan meninggalkan penyesalan. Ibunya mbak pasti senang liat bapak dan mbak dari atas." Ucap Bu Mira.

TIME (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang