08/09/2018
AUTHOR
"Cinta sejati tak selalu berjalan mulus." William Shakespeare
•
•
•
•
"Dya?"
"Maudya?"
"Dy?"
"Kamu kemana? Dy?"
"Jangan pergi!"
"Dya aku mohon, jangan pergi! Jangan tinggalkan aku sama anak anak Dy."
Suara itu terdengar sangat ketakutan begitu juga dengan ekspresi diwajahnya. Ekspresinya sangat ketakutan, air mata yang turun perlahan lahan mulai membasahi wajahnya.
"DYA!"
Pria itu bangun dari posisinya. Pria itu menatap sekelilingnya.
"Ada apa denganku? Kenapa aku bisa memimpikan sesuatu yang seperti itu?" Tanya pria yang tak lain Gilang sambil memijit keningnya dengan tangan kirinya.
Tok tok tok tok
"Masuk."
Pintu coklat telah terbuka dengan lebar. Menampakan perempuan yang masuk dengan wajah yang khawatir. Perempuan itu menundukan wajahnya setelah melihat wajah Gilang yang sangat kusut.
"Maaf pak, apa ada yang perlu saya bantu?" Tanya perempuan teesebut dengan sopan.
"Tidak ada!" Jawab Gilang sebelum menyandarkan tubuhnya dikursi hitamnya.
"Baiklah Pak, saya kira bapak memerlukan sesuatu. Soalnya saya dengar bapak teriak dari dalam, jadi saya pikir ba_"
"Tidak ada, jadi sekarang kamu boleh keluar." Ucap Gilang sebelum dianggukan oleh perempuan yang berdiri didepannya dengan meja besar diantara mereka.
Perempuan tersebutpun pergi meninggalkan ruangan Gilang dengan pelan, agar Gilang tidak tergangu karna pria itu nampak sangat kusut sekali.
Gilang memutarkan kursi kebesarannya kebelakang. Gilang menatap langit yang mulai gelap, menampakan warna merah keorenan bukan warna biru muda lagi.
Gilang berkali kali menghembuskan nafasnya dengan kasar. Perasaannya sangat tidak nyaman, pikirannya selalu saja mengarah pada Maudya.
"Ada apa dengan aku? Kenapa perasaanku sangat tidak nyaman. Apa ada sesuatu dengan Dya?"
Tidak butuh waktu yang lama Gilang langsung mengambil ponselnya yang ada dimejanya dan mencari nomor seseorang disana.
"Hallo?" Suara yang sangat lembut terdengar dari ujung sana dan berhasil membuat Gilang sedikit merasakan kalau bebannya sudah terangkat 50 persen karna sudah mendengar suara perempuan yang ia cintai.
"_"
"Ada apa? Kenapa kamu diam? Gilang? Kamu masih disanakan?" Tanya Maudya yang sama sekali tidak mendengar suara Gilang.
"_"
"Apa Gilang tidak sengaja menekan nomor aku yah?" Tanya Maudya pada dirinya sendiri.
"Kamu dimana?" Kini suara Gilang terdengar dan Gilang dapat mendengar suara hembusan nafas Maudya.
"Ada apa? Kenapa tadi tiba tiba diam? Apa kamu ada masalah?" Bukan menjawab, Maudya malah ikut bertanya.
"Tidak ada apa apa kok. Sekarang kamu dimana Dya?" Jawab Gilang dan setelah itu Gilang kembali bertanya dengan pertanyaan yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
TIME (END)
ChickLitAku melangkah cukup lama dengan masa lalu yang kelam, aku sudah lelah berjalan di kegelapan dan kini apa aku harus kembali pada masa itu lagi? Bagaimana bisa? Bagaimana bisa pria yang aku cintai membuat aku terluka? Pria yang datang dengan senyum s...