18/04/2018
MAUDYA CELLA
•
•
•
•
Pria itu masuk dan berjalan kearahku, pria itu menangkup wajahku dan membuat Ayah memundurkan langkahnya agar pria itu bisa berdiri dihadapanku.
Dia menatapku sambil menghapus jejak air mata dipipiku dangan lembut.
"Jangan menangis. Maaf aku datang terlambat, maaf."
Kini aku menangis, menangis sekerasnya karna aku bisa menunjukkan sisi lemahku karna aku sudah merasa aman.
Dia menggenggam tangan kananku dengan erat dan memutar tubuhnya menghadap Ayah dan Anita. Aku tidak bisa melihat ekspresi yang sekarang, namun kalimat yang dia ucapkan berhasil membuatku merasa Gilang adalah pria yang baik.
"Aku tidak akan pernah biarkan Dya menangis lagi setelah ini, jika Ayah membuatnya menangis lagi maka aku akan kembali menghapusnya dan membuatnya kembali tersenyum."
Aku dapat merasakan genggaman tangan Gilang semakin erat, bahkan sangat erat.
"Gilang diam selama ini Ayah. Gilang menghormati Ayah sebagai Ayah dari perempuan yang Gilang cintai. Saat Ayah meminta Gilang membantu Anita, Gilang menyetujuinya karna Gilang pikir semua itu benar. Gilang merelakan keluarga kecil Gilang, membiarkan anak anak Gilang mencari kemana Ayahnya pergi namun tidak untuk kali ini Ayah. Gilang sudah tahu semuanya. Anita hanya pura pura dan Ayah mendukungnya? Apa yang Ayah pikirkan, ap_"
Aku dapat melihat wajah Anita yang sepertinya sudah menahan amarahnya. Dia menatap kesal tangan Gilang yang menggengam erat tanganku.
"Gilang apa maksud kamu? Aku_"
"Diam kamu! Kamu perempuan yang sangat jahat Anita. Kamu membohongiku dan sengaja membiarkan aku merasa bersalah pada kamu. Kamu mengatakan kamu sakit, tapi ternyata semuanya palsu? Munafik banget kamu." Ucapan Gilang membuat Anita langsung turun dari kasurnya.
"Apa yang kamu lakukan Anita?" Kini suara Ayah terdengar saat khawatir karna kelakukan Anita dan aku cemburuh karna Ayah memperhatikan Anita.
"Ayah! Gilang hanya punya aku Ayah. Ayah sudah janji padaku Ayah. AYAH GILANG PUNYA AKU AYAH! AYAH." Aku memundurkan langkahku. Kini aku baru pertama kali melihatnya teriak karna tidak terkendali lagi, aku hanya terkejut saja.
"Tenanglah ada aku."
Aku menganggukan ucapan Gilang, tapi aku tetap mundur beberapa centimeter, namun genggaman tangan Gilang tidak perna mengendor malah semakin erat.
"Anita tenanglah Hemm,, tenanglah." Kini aku melihat Ayah membawa Anita kedalam pelukannya. Anita yang awalnya teriak histeris sedikit demi sedikit mulai tenang.
Aku menatap semua pergerakan Ayah. Ayah sepertinya tidak kaget melihat Anita yang bisa ku bilang seperti orang gila.
"Ayo kita pergi."
Gilang menarik tanganku pelan agar berjalan mengikutinya dan akupun mengikutinya dan pergi meninggalkan Ayah dan Anita dan beberapa dokter juga mulai masuk untuk membantu Ayah menangani Anita.
"Zico?" Kini aku melihat pria yang membuat aku percaya kalau Anita terkena penyakit radang otak.
Aku dapat merasakan kini tangan Gilang pindah kepundaku. Aku menatapnya dan dia hanya tersenyum dengan mata yang seperti berkata 'Bicaralah baik baik, jangan emosi'
"Kita bicara diruangan aku. Aku akan jelaskan semuanya pada kamu, semuanya tanpa ada yang aku sembunyikan." Ucapnya dan aku menggagukan permintaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TIME (END)
ChickLitAku melangkah cukup lama dengan masa lalu yang kelam, aku sudah lelah berjalan di kegelapan dan kini apa aku harus kembali pada masa itu lagi? Bagaimana bisa? Bagaimana bisa pria yang aku cintai membuat aku terluka? Pria yang datang dengan senyum s...