12/07/2018
ANITA ZARAH
•
•
•
•
Jika kalian mengatakan aku jahat, maka aku pasrah. Jika kalian mengatakan aku tidak punya hati, maka aku akui situasi ini membuatku tidak punya hati lagi.
Aku mencintainya, aku sangat sangat mencintainya. Bukan karna hartanya, tapi jujur ini adalah perasaan yang tulus. Aku yang mengenalnya sejak SMA, dia cinta pertamaku sekaligus pacar pertamaku.
Apa aku salah jika memiliki pola pikir cinta pertama adalah hal yang paling sulit dilupakan?
Setiap detik, setiap jam, setiap hari aku tidak bisa melupakannya sejak kami memilih putus karna harus melanjutkan pendidikannya. Apa aku salah saat aku mengatakan kalau bukan karna perasaan kami yang berubah tapi situasi yang membuat kami berjauhan?
Situasi yang menjebabkan kami berpisah dengan jarak yang terus menerus membuat kami terpisah, hingga ahkirnya kami bertemu kembali.
Apa aku salah saat aku mengatakan perasaanku tidak pernah hilang. Aku masih sangat mencintainya, aku sangat sangat mencintainya.
Saat melihat Mas Gilang pulang untuk bertemu dengan Mbak Maudya itu membuatku terluka. Saat melihat mereka tersenyum bersama dipernikahan mereka, saat mendengar Mbak Maudya mengandung, saat mendengar semua yang berkaitan dengan Mbak Maudya itu membuatku iri.
Mbak Maudya memiliki semuanya. Mbak Maudya memiliki Ayah, sedangkan aku hanya anak yatim piatu. Mbak Maudy juga memiliki kedua anaknya. Mbak Maudy memiliki semua yang aku inginkan. Apa salah kalau aku meminta salah satunya? Apa aku salah?
"Mbak tidak pa-pa?"
Aku tidak bisa lagi menunjukan wajahku dicafe ini, semua orang telah menatapku dengan pandangan yang pasti sebentar lagi akan membuatku menangis.
Aku tahu perempuan sepertiku akan dicap tidak baik dimata masyarakat, tapi apa yang bisa aku lakukan kalau aku telah kalah oleh cinta.
Aku berjalan menuju pintu luar dengan cepat masuk kedalam mobilku yang kupakir. Aku menghidupkan mobilku dan dengan cepat kukendarai mobilku dengan kecepatan sedang.
Aku butuh Gilang sekarang, aku butuh tempat bersandar sekarang.
Saat lampu merah aku mengambil ponselku dan mencari nama Gilang di kontak telponku.
Hitungan ke delapan sambungan telponku terangkat dari jauh aku dapat mendengar suaranya. Suara yang terdengar datar ditelingaku.
"Ada apa? Kenapa masih telpon aku An?"
"Mas tidak bisakah kita bertemu sekarang? Aku membutuhkan kamu Mas." Ucapku pelan sambil terus berharap dia akan bilang ia.
"Maaf, aku tidak bisa An. Kita sudah mengahkiri semuanya, kalau aku bertemu sama kamu lagi itu tandanya aku membohongi Maudya. Aku tidak ingin semuanya akan sia sia. Aku tidak ingin perjuanganku untuk mendapatkan_"
"Kamu sangat egois Mas. Apa Mas lupa aku juga orang yang penting bagi Mas. Kita_"
"Anita dengarkan aku." Ucapannya menghentikan ucapanku. Aku dapat mendengar Mas Gilang menghembuskan nafasnya dengan kasar sebelum kembali bersuara.
"_"
"Itu dulu An. Kamu tahu dengan jelas, sejak beberapa bulan yang lalu aku ingin mengahkirinya tapi kam_"

KAMU SEDANG MEMBACA
TIME (END)
ChickLitAku melangkah cukup lama dengan masa lalu yang kelam, aku sudah lelah berjalan di kegelapan dan kini apa aku harus kembali pada masa itu lagi? Bagaimana bisa? Bagaimana bisa pria yang aku cintai membuat aku terluka? Pria yang datang dengan senyum s...