6 || You

122K 6.3K 75
                                    

29/06/2018

MAUDYA CELLA

"Mama?" Panggilan Renna membuatku mengahlikan tatapanku dari piring yang ada dihadapanku.

"Hem. Ada apa? Apa Renna butuh sesuatu?" Tanyaku lembut setelah meletakan alat makanku diatas piringku.

"Mama Renna ngantuk. Renna mau bobo sekarang." Ucap Renna sambil melayangkan kedua tangannya diudara meminta untuk digendong.

Aku tersenyum dan menggendongnya. Aku memutuskan pamit untuk keatas bersama Renna dan Rendy yang mengikuti jejak adiknya.

"Bagaimana makanan kamu? Suruh Bu Mira saja, habiskan dulu makan kamu, Dya."

"Tidak, aku sudah kenyang. Habiskan saja makanan kamu. Ayah aku keatas dulu. Nit, mbak keatas dulu." Pamitku sekali lagi dengan senyum palsu yang kupasang diahkir kalimatku.

Setelah mendapat izin aku bergegas ke lantai dua menuju kamar anak-anakku, dengan posisi aku menggendong Renna dan tangan kananku menuntun Rendy agar tidak terjatuh.

"Tidurlah, mama akan disini sampai kalian tidur." Ucapku yang sudah mengambil posisi diantara mereka.

Mereka menggukan kepala dan mulai menutup mata mereka, lama kelamaan aku dapat mendengar suara nafas mereka yang mulai teratur. Keduanya sudah masuk ke dalam mimpi mereka masing masing. Tidak sulit untuk menidurkan mereka disaat malam hari, karna aktivitas mereka dari pagi sampai malam yang tidak ada hentinya.

Aku mulai turun dari kasur dengan pelan, sebelum keluar aku mematikan lampu utama dan menggantikannya dengan lampu tidur yang lebih redup.

Aku masuk ke dalam kamarku, melihat Gilang yang sudah berada diatas kasur dengan mata yang menatap kelayar yang sedang ia lihat.

"Mereka sudah tidur?" Tanya Gilang yang sadar akan kedatangaku.

"Hem." Jawabku sebelum menutup pintu kamar. "Mereka sudah pulang?" Tanyaku dan dijawab dengan anggukan kepala.

"Tadi mau pamit sama kamu, tapi kamu tidak keluar keluar jadi mereka putuskan pulang karna sudah terlalu malam." Ucap Gilang.

Aku menganggukan kepala sebelum berjalan menuju lemari, mengambil baju tidur dan berjalan kearah kamar mandi. Membiarkan Gilang yang aku rasa sedang menatapku.

Cukup lama aku dikamar mandi, menetralkan perasaanku yang sedang tidak baik baik saja. Aku menyakinkan diriku semuanya akan baik baik saja, sebelum berjalan keluar dari kamar mandi.

Hal yang kulihat masih sama, Gilang masih sibuk dengan laptop dan pekerjaannya. Aku berjalan mengambil ponselku sebelum ikut duduk diatas kasur dan mengecek email ataupun aplikasi chat siapa tahu ada pesan penting.

Setelah melihat tidak ada apapun, aku kembali meletakan ponselku pada tempatnya dan membaringkan badanku dan menatap langit dikamarku.

"Lang?" Panggilku pelan.

Aku dapat merasakan pergerakan dikasur setelah itu.

"Ada apa?" Tanyanya yang ternyata sudah melepaskan kaca mata bacanya dan meletakan laptop miliknya diatas meja samping kasur.

"Tidak." Jawabku cepat sebelum memutar tubuhku untuk memunggunginya.

"Kamu kenapa Dya? Apa ada masalah. Kenapa sikap kamu aneh hari ini."

Aku dapat merasakan tangannya ada dipinggangku dan tubuhnya yang menempel dengan punggungku. Jujur aku risi, namun aku tidak bisa pungkiri ada rasa nyaman yang aku rindukan selama ini.

TIME (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang