15/07/2018
MAUDYA CELLA
•
•
•
•
Satu bulan ini aku bisa mengatakan kalau hidupku sangat tenteram. Hubunganku dengan Gilang juga sudah semakin membaik, hubungan aku dengan Ayah juga membaik, mantan kekasih Ayahku baru saja masuk penjara karna kasus penggelepaan uang dana perusahaan tempatnya bekerja yang baru dan Anita juga sama sekali tidak pernah menunjukan wajahnya lagi didepanku. Aku sangat bersyukur akan hal itu.
Kini aku bersama keluarga kecilku sedang berjalan kesalah satu pusat permainan di Jakarta untuk menghabiskan waktu weekend kami. Setidaknya kini aku bisa melihat semuanya menjadi lebih baik dari pada yang kubayangkan beberapa bulan yang lalu.
"Ndok?"
Kini pandangan aku terahlikan dari kedua anakku yang sedang bermain bersama Gilang kearah kursi yang ada disampingku.
"Ada apa Bu?" Tanyaku pada Bu Mira yang sudah menatapku lebih dulu sebelum aku melihat kearahnya.
"Ibu senang kamu bisa tersenyum seperti ini. Ibu harap senyuman kamu tidak pernah luntur lagi." Ucapan Bu Mira kuanggukan dengan senyuman yang kuberikan padanya.
"Aku juga berharap seperti itu Bu. Mungkin sulit untuk membalikan keadaan seperti dulu, tapi setidaknya aku memiliki alasan untuk tersenyum sekarang." Jawabku.
Bu Mira mengangkat salah satu tangannya menuju pipiku. Beliau mengelus lembut pipiku dengan sangat lembut.
"Ibu harap pipi ini tidak akan pernah basah lagi karna air mata kesedihan tapi ibu harap pipi ini basah karna air mata bahagia."
Aku menggagukan ucapan Bu Mira dan berkata dalam hatiku mengiyakan ucapan Bu Mira yang juga menjadi harapanku kedepannya.
Aku kembali menatap anak anakku begitu juga Gilang yang ternyata berjalan kearah aku dan Bu Mira. Mereka datang dengan senyuman mereka, senyuman yang aku harap tidak akan pernah luntur karna apapun.
"Mama capek." Ucap Rendy sebelumku bawa dalam pangkuanku.
"Mama Na lapar." Ucap Renna sambil menatapku dengan wajah yang dapatku lihat, Renna sangat lelah.
"Ayo kita makan dulu baru lanjut lagi." Ucap Gilang dan kuanggukan.
Kami berjalan menuju salah satu restaurant yang ada dikawasan permainan ini.
"Makan apa?" Tanya Gilang saat kami semua sudah duduk.
"Nasi goreng Pa." Ucap kedua anakku dengan serempak.
"Kamu?" Tanyanya padaku dan kujawab dengan gelengan kepala.
"_"
"Kamu gak makan?" Tanyanya lagi.
"Aku masih kenyang." Jawabku jujur.
"Baiklah. Ibu mau makan apa?" Kini Gilang bertanya pada Bu Mira.
"Sama den, Ibu masih kenyang." Jawab Bu Mira.
"Baiklah kalau begitu." Ucapnya sebelum pergi meninggalkan kami semua yang ada disini.
Aku menatap kedua anakku yang tidak henti mengoceh dan ditemani Bu Mira. Aku dari jauh dapat melihat Gilang yang kembali dengan nampan diatas tangannya, namun tiba tiba langkahnya terhenti. Sepertinya dia ingin mengangkat ponselnya, didetik yang sama aku merasakan ponselku berdering.
Aku mengambil ponselku dan memilih pilihan berwarna hijau saat melihat nama yang tertera adalah nama Ayah.
"Hallo Yah? Ada apa? Ap_"
KAMU SEDANG MEMBACA
TIME (END)
Literatura FemininaAku melangkah cukup lama dengan masa lalu yang kelam, aku sudah lelah berjalan di kegelapan dan kini apa aku harus kembali pada masa itu lagi? Bagaimana bisa? Bagaimana bisa pria yang aku cintai membuat aku terluka? Pria yang datang dengan senyum s...