30/08/2018
AUTHOR
•
•
•
•
Kini keluarga kecil Maudya sedang berada ditaman dekat rumah mereka seperti biasanya kalau ada waktu mereka akan ke taman untuk menghabiskan waktu bersama.
"Mah, Renna kesana dulu yah." Ucap Renna sambil menunjuk kearah permainan yang tidak jauh dari tempat mereka duduk.
"Baiklah, hati hati." Ucap Maudya dengan pelan, namun tetap tegas.
"Ia." Jawab Renna dengan senyum manisnya sebelum berjalan kearah tempat bermain yang mulai ramai dengan aktivitas anak seumuran Renna.
"Kamu gak mau iku adik kamu Ren?" Tanya Gilang pada sang putra yang masih duduk disampingnya dengan buku yang berada ditangannya.
"Hem_" Rendy menatap area permainan sebentar, sebelum menggelengkan kepalanya. "Malas Pah." Jawabnya mengahkiri ucapannya yang sempat ia gantung di udara.
"Tumben sayang? Apa ada yang lebih menarik dari pada area bermain?" Tanya Maudya dan dianggukan dengan pelan oleh Rendy.
"Buku." Jawab Rendy singkat jelas dan padat. Rendy memang sekarang lebih tertarik dengan buku yang beberapa hari yang lalu dibeli oleh Gilang dengan bahasa asing yang mendominasi dibuku tersebut.
"Sepertinya Rendy benar benar akan menjadi penerus perusahaan tanpa perlu dipaksa atau didorong." Ucap Gilang dan dianggukan oleh Maudya.
"Hem_aku rasa begitu." Jawab Maudya sebelum kembali fokus kearah Renna yang sedang asik tertawa bersama teman sebayanya.
"Dy, aku beli minun dulu yah sebentar." Pamit Gilang dan dianggukan oleh Maudya.
"Pah ikut." Ucap Rendy dan dianggukan oleh Gilang.
Gilang berdiri dari tempat duduknya dan membawa Rendy kedalam gendongannya.
"Tunggu disini Dy, jangan kemana mana. Kami hanya sebentar saja kok." Ucap Gilang dan dianggukan lagi oleh Maudya.
"Aku bukan anak kecil Lang, aku sudah menjadi Ibu jadi aku tahu hal seperti itu." Ucap Maudya dan direspon tawa pelan oleh Gilang.
"Aku tahu Dy, aku hanya mengingatkan kamu aja kok."
"Baiklah Lang, sudah sana." Ucap Maudya lembut.
"Aku pergi." Pamit Gilang sebelum mengacak rambut Maudya pelan dan berjalan kearah supermarket yang berada tak jauh dari tempat mereka sekarang.
Maudya terus menatap kearah Renna dan sesekali ikut tertawa dan tersenyum bersama Renna dengan temannya walaupun sebenarnya Maudya tidak tahu apa yang membuat anak perempuannya tersenyum dan tertawa, Maudya hanya ikut gembira karna Renna gembira.
Alasan yang klise, namun siapapun ibu yang melihat anaknya bahagia pasti akan turut bahagia atas kebahagiaan sang anak.
"Cella?" Panggilan lembut dari sisi kiri Maudya membuat Maudya menatap sisi kirinya.
"Derry?" Ucap spontan Maudya saat melihat sosok yang menyebutkan namanya tadi.
"Wah dunia sempit banget yah. Kamu ngapain disini? Sama siapa?" Tanya Derry yang masih dengan posisi berdiri.
"Ah_sepertinya kamu benar dunia terlalu sempit. Aku kesini hanya untuk jalan jalan, sama anak dan suamiku." Ucap Maudya dengan nada yang sudah santai walaupun tak bisa dipungkiri jantung Maudya sempat berdetak kencang bukan karna suka tapi karna murni terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
TIME (END)
ChickLitAku melangkah cukup lama dengan masa lalu yang kelam, aku sudah lelah berjalan di kegelapan dan kini apa aku harus kembali pada masa itu lagi? Bagaimana bisa? Bagaimana bisa pria yang aku cintai membuat aku terluka? Pria yang datang dengan senyum s...