43 || L O V E

64.2K 2.5K 20
                                    

01/09/2018

AUTHOR

"Aku sama dia hanya teman Lang. Aku udah cerita sama kamu semuanya. Aku sama Derry hanya sebatas teman. Itu saja dan tidak akan pernah lebih dari yang namanya teman." Ucap Maudya sambil menatap Gilang yang duduk diatas sofa sambil melipat kedua tangannya didepan.

"Hem_aku tahu Dy. Aku tahu kamu gak akan melakukan hal yang salah dalam hubungan pernikahan kita. I Know. Aku percaya sama kamu, aku hanya merasa takut kalau_"

"Aku tidak akan pernah melanggar ucapan aku Lang. I said no, then still not. you know me Lang, I will never change my decision." (Aku mengatakan tidak, maka tetap tidak. kamu tahu aku Lang, aku tidak akan pernah mengubah keputusanku) Ucap Maudya sebelum berjalan dan memutuskan duduk disamping Gilang.

Gilang menatap Maudya yang sudah duduk tepat disampingnya. Gilang menangkup pelan wajah Maudya sambil terus menatap bola mata Maudya yang sangat jernih.

"Ketakutanku tidak akan pernah bisa hilang Dy. Aku selalu takut kamu pergi membawa anak anak, aku takut kamu tidak bisa memaafkan aku, aku selalu takut karna kamu bisa saja meninggalkan aku kapanpun kamu mau." Ucap Gilang dengan posisi yang masih sama sedangkan Maudya hanya diam mendengarkan apa yang dibicarakan oleh Gilang.

"_"

"Setiap aku bangun dari tempat tidur, aku selalu takut kalau kamu tidak ada disampingku. Saat aku pulang aku selalu takut lemari pakaian kamu kosong. Saat kamu tidak mengangkat telpon dariku aku selalu takut kamu sengaja tidak mengangkatnya. Aku selalu dikejar dengan ketakutan Dy." Ucap Gilang dengan lancar, namun tidak bisa dipungkiri dari nada bicaranya ada ketakutan yang tersirat.

"_"

"Saat aku melihat kamu tertawa dengan pria lain aku selalu marah. Aku selalu ingin membuat kamu tertawa, tapi faktanya aku selalu membuat kamu menangis. Aku tidak bisa percaya diri kalau kamu akan tetap bersamaku. I, can't_"

"Bukankah aku akan memberikan kamu kesempatan terahkir? Aku sudah berjanji dengan diriku sendiri, kalau itu adalah kesempatan kamu yang terahkir. Aku tidak akan perduli walaupun kamu memohon aku akan tetap meninggalkan kamu Lang. Dan sekarang aku menepati janjiku, kamu menggunakan kesempatan itu dengan baik. Lalu apa ada alasan untuk aku pergi bersama anak anak?_" Tanya Maudya lembut.

"_"

"Tidak ada alasan Lang. Tidak ada alasan yang kuat agar aku bisa meninggalkan kamu, justru aku malah memiliki alasan untuk aku tetap bersama kamu. Jadi jangan memikirkan hal yang tidak benar Lang, percayalah. Percaya padaku, aku tidak akan meninggalkan kamu begitu juga dengan anak anak. Kami akan tetap bersama kamu." Ucap Maudya dan diahkiri dengan senyuman diwajahnya.

Gilang tersenyum. Istrinya selalu berhasil membuatnya tersenyum. Lagi lagi Gilang harus bersyukur karna ia mendapatkan perempuan yang begitu baik.

Gilang membawa Maudya kedalam pelukannya. Pelukan yang sangat erat dan juga hangat.

"Aku sangat bersyukur pada Tuhan, karna telah membiarkan kamu untuk tetap bersamaku walaupun aku selalu menyakiti kamu. Aku sangat bersyukur karna kamu tetap mau berada disisiku dan aku harap dikehidupan selanjutnya Tuhan akan mempertemukan aku dengan kamu. Kamu tidak perlu mendekat, kamu hanya diam. Biarkan aku yang mencari kamu, tetaplah diam. Dikehidupan selanjutnya aku yang akan berusaha demi kamu, bukan kamu yang berusaha. Hanya aku, kamu cukup diam dan lihatlah aku saat aku datang dihadapan kamu." Ucap Gilang dan dianggukan oleh Maudya.

"Aku pegang janji kamu Lang."

"Em_Pegang janji aku Dy. Kamu bisa pegang janji aku."

~ ~

"Senang bertemu kamu lagi Dy." Ucap laki laki yang menggunakan baju dokter yang duduk didepan Maudya sambil tersenyum pada Maudya.

"Aku juga Zic, aku senang kamu menelpon aku dan mengajak bertemu." Ucap Maudya lembut.

Pria yang dihadapan Maudya adalah Zico. Pria masa lalu Maudya, pria yang juga membuat luka dihati Maudya.

Pria itu menelpon Maudya tigapuluh menit yang lalu dan meminta untuk bertemu didepan cafe yang berada didepan perusahaan Maudya. Maudya menyetujuinya karna Sudah lama sekali Zico tidak menelponnya sejak masalah bersama Anita dan Ayahnya.

"Em_aku mengajak kamu untuk bertemu, karna ada yang ingin aku bicarakan." Ucap Zico serius.

"Ada apa? Apa kamu ada masalah?" Tanya Maudya pada Zico.

"Tidak_aku tidak ada masalah apapun Maudya. Aku menelpon kamu karna aku ingin memberikan kamu ini." Ucap Zico sambil memberikan kartu berwarna silver dengan pita pink didepannya.

"Apa ini? Ka_" Ucap Maudya setelah mengambil kartu berwarna silver tersebut.

"Yah, aku menikah lagi Dy. Aku menikah dengan salah satu rekanku." Ucap Zico.

Maudya tersenyum karna mendengar berita bahagia baginya. Pria ini terlalu menyiksa dirinya sendiri, mereka telah melewati rasa sakit yang selalu berkaitan.

"Aku senang kamu bisa melangkah lebih lagi Zic. Aku senang kamu tidak terbenam dalam rasa sakit kamu. Aku pastikan aku akan datang kepernikahan kamu." Ucap Maudya dan dianggukan oleh Zico.

"Terimakasih."

"Hem."

"Bagaimana hubungan kamu dengan Gilang? Apa hubungan kalian semakin membaik." Tanya Zico mengganti topik pembicaraannya.

"Em_kami sangat baik. Hubungan kami sangat baik sekarang." Jawab Maudya.

"Aku senang kamu dan Gilang semakin membaik. Setidaknya rasa bersalah aku berkurang karna hubungan kalian tidak hancur karna aku." Ucap Zico.

"Justru karna kalian kami semakin baik Zic. Karna kamu kami semakin dekat, karna kamu hubungan kami semakin kuat. Semuanya memiliki hal yang baik Zic, baik kamu, Anita, Ayah. Kalian semua yang membuat aku dan Gilang semakin kuat. Karna kejadian itu kami bisa lebih menghargai semuanya, karna kalian aku bisa lebih menghargai hubungan." Ucap Maudya jujur dari hatinya yang terdalam.

Maudya tidak menampis kalau Anita, Zico, Ayahnya bahkan Gilang membuatnya terluka bahkan sangat terluka. Tapi Maudya tidak bisa juga menampis banyak hal positif yang datang pada ahkirnya. Satu persatu semua fakta terungkap dan membuat semuanya menjadi lebih baik sekarang.

"Terimakasih karna ucapan kamu membuat aku sedikit merasa tenang_. Kalau begitu aku pergi dulu Dy, aku masih ada kerjaan didekat sini."

"Baiklah hati hati dan sampai jumpa nanti dipernikahan kamu." Ucap Maudya dan dianggukan oleh Zico.

Zico berdiri dari tempat duduknya dan meninggalkan area cafe dengan perasaan yang nyaman. Zico awalnya takut bertemu Maudya, ada rasa menyesal ada rasa tidak nyaman karna rasa bersalah yang masih ada, bahkan Zico merasakan sesak saat melihat Maudya yang datang lebih dulu darinya lewat kaca transparan yang menampakan Maudya. Tapi rasanya sekarang Zico bisa bernafas dengan lega, semuanya berjalan lebih baik dari pada apapun.

Maudya menghembuskan nafasnya dengan lembut sebelum berdiri dari tempat duduk dan pergi meninggalkan cafe tersebut dengan santai.

Satu persatu semuanya akan berjalan dengan baik. Semua orang yang menderita, pasti akan menemukan Kebahagiaannya pada ahkirnya. Hanya menunggu dan bertahanlah, maka kebahagiaan kamu akan datang secara perlahan lahan. Kebahagiaan akan menyapa kamu dengan senyum yang terbit dibibir kamu.

~ ~ ~ ~

TIME (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang